Strategi Brand Lokal Bersaing di Industri Parfum, Aktif di Platform Online Jadi Kunci
25 January 2025 |
18:00 WIB
Industri kecantikan di Indonesia terus berkembang pesat, didorong inovasi produk lokal yang makin kreatif dan relevan dengan kebutuhan pasar. Salah satu segmen yang berpotensi besar adalah parfum, dengan makin banyak brand lokal yang menghadirkan parfum dengan kualitas terbaik dan mampu bersaing dengan brand internasional.
Berdasarkan data Statista, industri parfum di Indonesia terus bertumbuh. Pada 2025, pendapatan di pasar parfum Indonesia diproyeksikan mencapai US$450 juta, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 2,67 persen sehingga pada 2029 menghasilkan volume pasar sebesar US$500 juta.
Pertumbuhan ini didorong pula dengan meningkatnya pendapatan dan standar hidup yang lebih baik, sehingga memungkinkan konsumen lebih banyak berinvestasi dalam produk parfum berkualitas tinggi. Tren ini tentu saja menjadi peluang bagi pelaku bisnis parfum di Indonesia untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan pasar.
Baca juga: Tren Parfum 2025 Terinspirasi Makanan: Aroma Manis Dessert sampai Gurihnya Pizza
Salah satu cara paling efektif memperluas pasar adalah melalui platform online. Hal ini dibuktikan oleh Evangeline, brand parfum lokal yang mengalami transformasi signifikan setelah merambah ke pasar e-commerce.
Brand yang didirikan pada 2008 ini mulanya hanya hadir di toko offline seperti toserba dan supermarket. Akan tetapi sejak 2017, Evangeline mulai masuk dalam penjualan e-commerce sehingga mampu merambah pasar yang lebih luas, hingga pelosok Indonesia.
Jimmy Liong, pemilik Evangeline mengatakan pihaknya ingin menghadirkan aroma berkualitas tinggi yang terjangkau dan menjadi bagian dari identitas penggunanya. Dengan berkolaborasi bersama e-commerce dan aktif mengikuti berbagai campaign saat melakukan penjualan online, Evangeline dapat membangun brand awareness dan memperluas pasar secara efektif.
“Kami ingin mendobrak stigma tentang kualitas parfum lokal yang dulu sering dipandang sebelah mata,” tuturnya.
Oleh sebab, Evangeline terus berinovasi dengan meluncurkan varian premium seperti Black Vanilla, White Musk, dan Baby Powder. Semua produk diproduksi lokal dengan standar BPOM dan GMP, memastikan kualitas dan keamanan.
Sebagai pebisnis, Jimmy harus cermat mengikuti tren pasar yang dinamis misalnya dengan memanfaatkan fitur live streaming untuk menjangkau konsumen secara lebih luas dan personal. Bahkan melalui fitur tersebut, merek ini berhasil mencatat peningkatan penjualan hingga 3 kali lipat.
“Lonjakan penjualan terjadi berkat kombinasi konten yang konsisten dan mampu menarik engagement tinggi serta memanfaatkan momentum festival kampanye belanja tanggal kembar,” katanya. Melihat perkembangan industri parfum lokal yang kian pesat, Jimmy optimis pada 2025 industri parfum lokal akan terus bertumbuh.
Strategi lain dilakukan oleh Morris Perfume untuk memenangkan hati pelanggan. Sejak berdiri pada 2017, Morris juga terus berfokus menghadirkan parfum berkualitas dengan harga terjangkau.
Parfum yang diciptakan juga dibuat agar dapat mencerminkan kepribadian penggunanya. “Setiap kepribadian memiliki cerita, dan Morris membantu menceritakan kisah tersebut melalui aroma,” tutur CEO Morris Perfume Olivia Regina.
Selain itu, konsistensi dan adaptasi menjadi kunci keberhasilan. Karena itulah mereka juga aktif memaksimalkan kanal live streaming. Bahkan dengan melakukan strategi streaming hingga 20 jam per hari, Morris bisa meningkatkan engagement pelanggan.
“Lebih dari 40 persen pemesanan kini berasal dari live streaming. Dengan aktif mengikuti kampanye dari e-commerce juga membantu meningkatkan eksposur produk Morris,” jelasnya.
Untuk musim-musim tertentu misalnya masa liburan, mereka menawarkan promo seperti bundling produk best-seller, termasuk Travel Edition dan Frosted Edition. Strategi ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Baca juga: Mengenal Maserasi Parfum untuk Menciptakan Aroma yang Halus & Harmonis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Berdasarkan data Statista, industri parfum di Indonesia terus bertumbuh. Pada 2025, pendapatan di pasar parfum Indonesia diproyeksikan mencapai US$450 juta, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 2,67 persen sehingga pada 2029 menghasilkan volume pasar sebesar US$500 juta.
Pertumbuhan ini didorong pula dengan meningkatnya pendapatan dan standar hidup yang lebih baik, sehingga memungkinkan konsumen lebih banyak berinvestasi dalam produk parfum berkualitas tinggi. Tren ini tentu saja menjadi peluang bagi pelaku bisnis parfum di Indonesia untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan pasar.
Baca juga: Tren Parfum 2025 Terinspirasi Makanan: Aroma Manis Dessert sampai Gurihnya Pizza
Salah satu cara paling efektif memperluas pasar adalah melalui platform online. Hal ini dibuktikan oleh Evangeline, brand parfum lokal yang mengalami transformasi signifikan setelah merambah ke pasar e-commerce.
Brand yang didirikan pada 2008 ini mulanya hanya hadir di toko offline seperti toserba dan supermarket. Akan tetapi sejak 2017, Evangeline mulai masuk dalam penjualan e-commerce sehingga mampu merambah pasar yang lebih luas, hingga pelosok Indonesia.
Jimmy Liong, pemilik Evangeline mengatakan pihaknya ingin menghadirkan aroma berkualitas tinggi yang terjangkau dan menjadi bagian dari identitas penggunanya. Dengan berkolaborasi bersama e-commerce dan aktif mengikuti berbagai campaign saat melakukan penjualan online, Evangeline dapat membangun brand awareness dan memperluas pasar secara efektif.
“Kami ingin mendobrak stigma tentang kualitas parfum lokal yang dulu sering dipandang sebelah mata,” tuturnya.
Oleh sebab, Evangeline terus berinovasi dengan meluncurkan varian premium seperti Black Vanilla, White Musk, dan Baby Powder. Semua produk diproduksi lokal dengan standar BPOM dan GMP, memastikan kualitas dan keamanan.
Sebagai pebisnis, Jimmy harus cermat mengikuti tren pasar yang dinamis misalnya dengan memanfaatkan fitur live streaming untuk menjangkau konsumen secara lebih luas dan personal. Bahkan melalui fitur tersebut, merek ini berhasil mencatat peningkatan penjualan hingga 3 kali lipat.
“Lonjakan penjualan terjadi berkat kombinasi konten yang konsisten dan mampu menarik engagement tinggi serta memanfaatkan momentum festival kampanye belanja tanggal kembar,” katanya. Melihat perkembangan industri parfum lokal yang kian pesat, Jimmy optimis pada 2025 industri parfum lokal akan terus bertumbuh.
Strategi lain dilakukan oleh Morris Perfume untuk memenangkan hati pelanggan. Sejak berdiri pada 2017, Morris juga terus berfokus menghadirkan parfum berkualitas dengan harga terjangkau.
Parfum yang diciptakan juga dibuat agar dapat mencerminkan kepribadian penggunanya. “Setiap kepribadian memiliki cerita, dan Morris membantu menceritakan kisah tersebut melalui aroma,” tutur CEO Morris Perfume Olivia Regina.
Selain itu, konsistensi dan adaptasi menjadi kunci keberhasilan. Karena itulah mereka juga aktif memaksimalkan kanal live streaming. Bahkan dengan melakukan strategi streaming hingga 20 jam per hari, Morris bisa meningkatkan engagement pelanggan.
“Lebih dari 40 persen pemesanan kini berasal dari live streaming. Dengan aktif mengikuti kampanye dari e-commerce juga membantu meningkatkan eksposur produk Morris,” jelasnya.
Untuk musim-musim tertentu misalnya masa liburan, mereka menawarkan promo seperti bundling produk best-seller, termasuk Travel Edition dan Frosted Edition. Strategi ini tidak hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Baca juga: Mengenal Maserasi Parfum untuk Menciptakan Aroma yang Halus & Harmonis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.