Instalasi T-Rex (Sumber Foto: Instagram/studioekonugroho)

Eko Nugroho x Coach Hadirkan Instalasi T-Rex Lucu dari Sampah Plastik

17 January 2025   |   11:03 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Eko Nugroho dikenal lewat karya seninya yang ikonik dan penuh filosofi. Selain memajang deretan karyanya di museum, seniman asal Yogyakarta tersebut juga kerap berkolaborasi dengan jenama fesyen mewah. Memadukan seni dan mode yang memanjakan mata dan trendi. 

Setelah sukses berkolaborasi dengan Louis Vuitton meluncurkan scarf, kali ini bersama Coach, Eko Nugroho menghadirkan sebuah karya seni yang sarat akan makna keberlanjutan. Kolaborasi ini juga didukung oleh Kanmo Group dan Elora Films, merupakan penggabungan seni dan mode yang menciptakan dimensi baru.

Eko Nugroho memanfaatkan sampah plastik yang disulap menjadi sebuah instalasi seni memukau berupa patung dinosaurus T-Rex bernama Rexy. 

"Sampah plastik menjadi masalah besar bagi manusia dan bumi, kami ingin membangun kesadaran bagaimana manusia melalui seni dapat menyelamatkan, memberi nilai, dan mengurangi hal-hal yang mengganggu kehidupan di bumi," kata Eko Nugroho, melalui laman Instagram resminya. 

Baca juga: Jejak Kolaborasi Seniman Eko Nugroho dengan Berbagai Brand Fesyen Ternama

Proyek instalasi seni Rexy dipamerkan di Grand Indonesia, Jakarta. Menampilkan perpaduan memukau antara visual mutakhir dan keahlian ikonik Coach, yang ditingkatkan melalui karya visioner Eko Nugroho. "Saya ingin menciptakan kembali keragaman unik bentuk flora atau tumbuhan melalui karakterisasi plastik, itu semua ada di tubuh Rexy," katanya.

Lebih lanjut Eko Nugroho menjelaskan, Rexy adalah karakter adalah karakter T-Rex lucu yang memancarkan nuansa alami, segar, cerah, dan indah. Melalui karakter tersebut, dia ingin menghadirkan perspektif berbeda terhadap pemahaman, interpretasi, serta melihat kembali sampah plastik itu sendiri.

"Kolaborasi antara seni dan merek dapat berdampak pada lingkungan, kemanusiaan, dan hal-hal besar lainnya untuk semua orang," tutupnya. 

Rexy dibuat berupa patung besar dengan ukuran tinggi 2,5 meter, lebar sekitar 2 meter, dan panjang antara 2,5 meter-3 meter. Bagian-bagian tubuhnya dibuat dari sampah plastik sisa domestik. Akan tetapi, sampah-sampah itu telah diolah terlebih dahulu sebelum digunakan untuk membuat karyanya. 
 

Adapun, Eko Nugroho sendiri adalah seniman kontemporer Indonesia yang lahir di Yogyakarta pada 1977. Dia dikenal sebagai seniman yang menggabungkan gaya komikal dan surreal dalam karyanya. Mulai dari lukisan, mural, patung, dan lainnya.

Karya-karya Eko Nugroho telah dipamerkan di mancanegara. Beberapa kali dia menggelar pameran tunggal, kolektif sampai residensi di luar negeri. Di antaranya pameran LOST IN Parody, di Arario Gallery, Seoul, Korea Selatan (2020), NOWHERE IS MY DESTINATION di Artfront Gallery, Tokyo, Jepang (2019), PLASTIC DEMOCRACY di Arndt Art Agency, Berlin, Jerman (2018). 

Kemudian pameran SEMELAH, Asia Society (Commission Project), New York, AS (2017), UH-OH UH-OH UH-OH (THE WORLD COMPLAINING) di Arario Gallery Shanghai, China, dan LOT LOST di Art Gallery of New South Wales, Sydney, Australia. (2016).

Beberapa karyanya juga menjadi koleksi sejumlah lembaga internasional, seperti Musée d'Art Moderne Paris, The Guy & Myriam Ullens Foundation, Singapore Art Museum, Musée des Beaux-arts de Lyon.
 

Kolaborasi dengan Louis Vuitton 

Pada 2013, Eko Nugroho bekerja sama dengan jenama fesyen mewahm Louis Vuitton untuk koleksi Foulards D'Artistes Autumn Winter. Dia diminta untuk membuat gambar yang akan digunakan pada syal dalam koleksi tersebut. Dari 6-7 lukisan yang diajukan, akhirnya terpilih karyanya yang berjudul Republik Tropis.

Republik Tropis atau dalam versi Louis Vuitton disebut Tropical Giant Square, dikerjakan oleh Eko Nugroho. Hasil lukisannya disandingkan dengan karya dua seniman lainnya, Eine dari Inggris dengan Neo Giant Square dan El Seed dari Tunisia Calligraphy Giant Square sebagai koleksi scarf Louis Vuitton untuk musim gugur dan dingin 2013.

Kolaborasinya dengan Louis Vuitton berawal dari keterlibatannya dalam pameran di ruang seni milik Louis Vuitton di Paris. Sementara, ide untuk Republik Tropis diperoleh dari konsep karyanya selama ini yang kerap mengangkat isu-isu sosial yang ada di Indonesia. 

Lewat perpaduan warna dalam komposisi gambar tersebut, sang seniman menggabungkan unsur Indonesia dari barat sampai timur, utara sampai selatan berupa keragaman hayati dan budaya. Scarf ini jumlahnya sangat terbatas karena dipasarkan sebagai produk koleksi eksklusif, masing-masing dijual seharga US$785. 

Baca juga: Eksklusif Profil Perupa Eko Nugroho: Kecintaan Akan Seni Terbentuk Sejak Dini

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sutradara David Lynch Meninggal Dunia, Simak Profil dan Rekam Jejaknya

BERIKUTNYA

Mengenal Pemikiran & Karya-Karya Monumental Arsitek Han Awal

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: