Teater Pandora Siap Pentaskan Lakon Constellations di Museum MACAN
06 December 2024 |
21:14 WIB
Genhype pencinta seni pertunjukan siap semringah akhir tahun ini. Sebab, Teater Pandora bakal mementaskan lakon Constellations di Museum MACAN, Jakarta pada 13–15 Desember 2024. Pementasan ini merupakan produksi ke-30 dari kelompok teater yang berdiri pada 2014 tersebut.
Constellations diadaptasi dari naskah karya dramawan Inggris, Nick Payne. Lakon tersebut pertama kali dipentaskan pada tahun 2012 di Royal Court Theatre, London. Dalam pertunjukan kali ini, Constellations akan disutradarai oleh Yoga Mohamad.
Baca juga: Indonesia Kita Siap Pentaskan Lakon Putra Sang Maestro di Taman Ismail Marzuki Jakarta
Co-Founder Teater Pandora & Director of Constellations, Yoga Mohamad mengatakan, berbeda dari pertunjukan aslinya, lakon ini akan lebih banyak mengakomodir pendekatan artistik mereka lewat permainan ruang. Dramaturgi pementasan tersebut dilakukan untuk menciptakan pengalaman yang lebih imersif dan aksesibel.
Yoga mengungkap, kolaborasi Teater Pandora dengan Museum MACAN berangkat dari visi bersama, yakni menjadikan seni lebih mudah diakses dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang seni. Pertunjukan ini juga menjadi program dari Departemen Edukasi dan Program Publik Museum MACAN.
"Kami berupaya menciptakan harmoni antara seni teater dan seni visual guna membentuk pengalaman imersif dan meleburkan batas antara aktor dan penonton,” katanya.
Setali tiga uang, Curatorial Manager & Head of Education Museum MACAN, Nin Djani mengatakan kolaborasi tersebut adalah upaya mereka untuk mengoptimalkan ruang publik. Dia berharap program ini juga dapat menghubungkan berbagai komunitas, dan menciptakan pengalaman yang melampaui fungsi museum sebagai ruang publik semata.
Adaptasi Constellations oleh Teater Pandora, menurut Nin Djani juga berusaha menerjemahkan naskah populer itu ke dalam konteks yang lebih dekat dengan audiens Indonesia. Metode ini diharap juga dapat menginspirasi para teaterawan muda untuk melakukan pendekatan baru dari sisi penyutradaraan dan keaktoran .
"Pementasan juga untuk meneroka lebih jauh peran artistik sebuah ruang dalam penceritaan naskah, serta membangun koneksi yang lebih dekat dengan audiens," imbuhnya.
Constellations merupakan adaptasi dari naskah berjudul sama oleh dramawan Inggris, Nick Payne. Naskah ini pertama kali dipentaskan pada 2012 di Royal Court Theatre, London, dan meledak di pasaran, serta menjadi salah satu naskah yang banyak dipentaskan di berbagai belahan dunia.
Constellations mengangkat tema yang menggabungkan kisah cinta, eksistensialisme, serta ide tentang multiverse. The New York Times menggambarkan Constellations seperti perjalanan emosional yang intens, di mana hubungan manusia dieksplorasi melalui kemungkinan tak terbatas.
Lewat gaya penceritaan non-linear, naskah ini berkisah tentang romansa antara Marianne, seorang ahli fisika, dan Roland, seorang peternak lebah yang dibawakan melalui serangkaian adegan pendek dengan alur yang terus berubah di setiap dimensi multiverse.
Setelah debutnya di London, Constellations dipentaskan di Broadway, di mana Ruth Wilson yang memerankan Marianne mendapatkan nominasi Best Performance by an Actress in a Leading Role in a Play dalam Tony Award 2015.
Baca juga: Eksplorasi Tari & Macapat Modern Ala Teater Asa di Pentas Nggragas SIPFest 2024
Sejak itu, Constellations diproduksi di berbagai negara dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Constellations oleh Teater Pandora dan Museum MACAN merupakan adaptasi dalam konteks dan Bahasa Indonesia pertama yang diakui secara resmi oleh agen lisensi Nick Payne, Curtis Brown.
Adapun pemeran Marianne adalah Margareta Marisa, Cindy Nirmala, serta Maharani Megananda. Sedangkan Roland diperankan oleh Elmo Muller, Ravi, serta Faisal Ashraf. Produksi ini juga berkolaborasi dengan Qun Studio dan SAE Indonesia, serta didukung oleh Indonesia Kaya, Dewan Kesenian Jakarta, Gripa Studio, Benang Merah, dan Titik Sembilan.
Editor: Fajar Sidik
Constellations diadaptasi dari naskah karya dramawan Inggris, Nick Payne. Lakon tersebut pertama kali dipentaskan pada tahun 2012 di Royal Court Theatre, London. Dalam pertunjukan kali ini, Constellations akan disutradarai oleh Yoga Mohamad.
Baca juga: Indonesia Kita Siap Pentaskan Lakon Putra Sang Maestro di Taman Ismail Marzuki Jakarta
Co-Founder Teater Pandora & Director of Constellations, Yoga Mohamad mengatakan, berbeda dari pertunjukan aslinya, lakon ini akan lebih banyak mengakomodir pendekatan artistik mereka lewat permainan ruang. Dramaturgi pementasan tersebut dilakukan untuk menciptakan pengalaman yang lebih imersif dan aksesibel.
Yoga mengungkap, kolaborasi Teater Pandora dengan Museum MACAN berangkat dari visi bersama, yakni menjadikan seni lebih mudah diakses dan mengoptimalkan pemanfaatan ruang seni. Pertunjukan ini juga menjadi program dari Departemen Edukasi dan Program Publik Museum MACAN.
"Kami berupaya menciptakan harmoni antara seni teater dan seni visual guna membentuk pengalaman imersif dan meleburkan batas antara aktor dan penonton,” katanya.
Setali tiga uang, Curatorial Manager & Head of Education Museum MACAN, Nin Djani mengatakan kolaborasi tersebut adalah upaya mereka untuk mengoptimalkan ruang publik. Dia berharap program ini juga dapat menghubungkan berbagai komunitas, dan menciptakan pengalaman yang melampaui fungsi museum sebagai ruang publik semata.
Adaptasi Constellations oleh Teater Pandora, menurut Nin Djani juga berusaha menerjemahkan naskah populer itu ke dalam konteks yang lebih dekat dengan audiens Indonesia. Metode ini diharap juga dapat menginspirasi para teaterawan muda untuk melakukan pendekatan baru dari sisi penyutradaraan dan keaktoran .
"Pementasan juga untuk meneroka lebih jauh peran artistik sebuah ruang dalam penceritaan naskah, serta membangun koneksi yang lebih dekat dengan audiens," imbuhnya.
Sinopsis Constellations
Constellations merupakan adaptasi dari naskah berjudul sama oleh dramawan Inggris, Nick Payne. Naskah ini pertama kali dipentaskan pada 2012 di Royal Court Theatre, London, dan meledak di pasaran, serta menjadi salah satu naskah yang banyak dipentaskan di berbagai belahan dunia.Constellations mengangkat tema yang menggabungkan kisah cinta, eksistensialisme, serta ide tentang multiverse. The New York Times menggambarkan Constellations seperti perjalanan emosional yang intens, di mana hubungan manusia dieksplorasi melalui kemungkinan tak terbatas.
Lewat gaya penceritaan non-linear, naskah ini berkisah tentang romansa antara Marianne, seorang ahli fisika, dan Roland, seorang peternak lebah yang dibawakan melalui serangkaian adegan pendek dengan alur yang terus berubah di setiap dimensi multiverse.
Setelah debutnya di London, Constellations dipentaskan di Broadway, di mana Ruth Wilson yang memerankan Marianne mendapatkan nominasi Best Performance by an Actress in a Leading Role in a Play dalam Tony Award 2015.
Baca juga: Eksplorasi Tari & Macapat Modern Ala Teater Asa di Pentas Nggragas SIPFest 2024
Sejak itu, Constellations diproduksi di berbagai negara dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa. Constellations oleh Teater Pandora dan Museum MACAN merupakan adaptasi dalam konteks dan Bahasa Indonesia pertama yang diakui secara resmi oleh agen lisensi Nick Payne, Curtis Brown.
Adapun pemeran Marianne adalah Margareta Marisa, Cindy Nirmala, serta Maharani Megananda. Sedangkan Roland diperankan oleh Elmo Muller, Ravi, serta Faisal Ashraf. Produksi ini juga berkolaborasi dengan Qun Studio dan SAE Indonesia, serta didukung oleh Indonesia Kaya, Dewan Kesenian Jakarta, Gripa Studio, Benang Merah, dan Titik Sembilan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.