Virus HMPV Jadi Tantangan Baru Pariwisata Indonesia
06 January 2025 |
16:47 WIB
Sektor pariwisata nasional menunjukkan perkembangan positif dengan kenaikan jumlah wisatawan asing yang berkunjung. Namun, di balik tren tersebut, sektor ini dihadapkan pada tantangan besar akibat penyebaran virus Human Metapneumovirus dari China, yang berpotensi kembali mengganggu kinerja sektor pariwisata.
Pengamat Pariwisata Chusmeru menilai kemunculan virus Human Metapneumovirus (HMPV) di China dapat berdampak terhadap industri pariwisata dunia, bukan hanya Indonesia. Pariwisata adalah sektor yang sangat sensitif terhadap isu keamanan, bencana, dan musibah.
“Meskipun saat ini mungkin belum begitu mengkhawatirkan, mengingat kasusnya belum begitu banyak seperti Covid-19,” katanya kepada Hypeabis.id pada Senin (6/1/2025).
Baca juga: Virus HMPV Merebak di China, Ini Imbauan Kemenkes
Dia menuturkan, dampak pertama dengan keberadaan virus HMPV adalah wisatawan dari China akan menunda perjalanan dan mobilitas ke luar negeri sampai kasus menjadi terkendali dan normal. Pemerintah China juga tidak menutup kemungkinan memberlakukan pembatasan mobilitas ke luar negeri.
Selain itu, beberapa negara juga tidak menutup kemungkinan akan membatasi kedatangan wisatawan asal Negeri Panda dengan alasan keselamatan. Selain itu, travel warning kunjungan ke China juga berpotensi keluar.
Chusmeru menilai, Indonesia kemungkinan akan kena dampak kasus virus HMPV mengingat wisatawan asal China menjadi penyumbang angka kunjungan wisatawan bagi pariwisata Indonesia.
Dengan begitu, Kementerian Pariwisata seharusnya mengambil keputusan terhadap kasus tersebut. Kementerian dapat melakukan pengawasan atau skrining yang ketat terhadap wisatawan asal China.
Selain itu, pemerintah juga dapat memberlakukan persyaratan bebas virus HMPV bagi wisatawan asal Negeri Panda untuk masuk ke Indonesia. Jika terjadi peningkatan kasus yang signifikan di China, Kemenpar perlu mengeluarkan travel warning agar kasusnya tidak mewabah ke Indonesia.
“Kita perlu belajar banyak dari kasus Covid-19. Pencegahan lebih baik dilakukan sebelum kasus itu masuk ke Indonesia,” katanya.
Para pelaku usaha wisata di Indonesia juga perlu melakukan langkah-langkah antisipatif dengan menyediakan fasilitas kesehatan sesuai standar CHSE. Meskipun begitu, para pengusaha perlu melakukan langkah antisipatif dengan hati-hati guna menghindari kepanikan wisatawan.
Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata Fadjar Hutomo mengatakan bahwa pada prinsipnya Kementerian Pariwisata akan mengacu kepada Kementerian Kesehatan terkait dengan langkah terkait sektor kesehatan.
“Kami pun mengimbau masyarakat dan pelaku usaha pariwisata untuk mengikuti arahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI),” katanya.
Dia menuturkan, Kemenkes telah mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus HMPV walaupun belum ada laporan virus tersebut di Indonesia pada saat ini.
Dalam imbauan Kemenkes, berbagai langkah preventif bisa dilakukan oleh masyarakat seperti dengan menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum – terutama bagi yang merasa tidak sehat – dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.
Dia menambahkan, implementasi prinsip-prinsip CHSE juga senantiasa ditekankan kepada para operator dan pengelola destinasi pariwisata – sebagaimana imbauan melalui SE Menteri mengenai pedoman penyelengaraan pariwisata yang aman, nyaman, menyenangkan selama periode Natal dan Tahun Baru yang anyar beberapa waktu lalu.
Sementara terkait penanganan khusus wisatawan yang kembali atau datang dari China merupakan ranah kebijakan Kemenkes dan kementerian imigrasi.
Beberapa waktu lalu, dalam siaran pers Kemenkes, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Widyawati mengatakan pemerintah terus melakukan pantauan mengenai perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara lain. Selain itu, pemerintah juga melakukan antisipasi dengan peningkatan kewaspadaan di pintu masuk kedatangan dari luar negeri.
“Termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness [ILI],” katanya.
Dia mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan akan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan langkah preventif yang efektif. Dengan begitu, virus tidak dapat masuk ke Indonesia.
HMPV adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan terhadap penderitanya. Seseorang yang tertular akan memiliki gejala yang mirip flu biasa, seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Dalam kasus berat, virus Human Metapneumovirus dapat menjadi penyebab penderitanya memiliki komplikasi seperti bronkitis atau pneumonia.
Dia menuturkan, virus HPMV biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat. Namun, berisiko lebih tinggi terhadap anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Kategori pasien komorbid yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung juga masuk dalam kategori berisiko tinggi ketika tertular virus Human Metapneumovirus.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilihat Hypeabis.id, ada 85.255 kunjungan wisatawan mancanegara dari China pada November 2024, sehingga menempatkannya sebagai yang terbesar keempat setelah Malaysia, Australia, dan Singapura.
Jumlah kunjungan wisatawan asal Negeri Panda itu ke Indonesia pada bulan ke-11 2024 juga tercatat mencapai 7,81 persen dari total kunjungan wisatawan luar negeri ke Indonesia.
Baca juga: Mengenal HMPV Penyakit Pernapasan yang Melonjak di China, Cek Gejala & Langkah Pencegahan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Pengamat Pariwisata Chusmeru menilai kemunculan virus Human Metapneumovirus (HMPV) di China dapat berdampak terhadap industri pariwisata dunia, bukan hanya Indonesia. Pariwisata adalah sektor yang sangat sensitif terhadap isu keamanan, bencana, dan musibah.
“Meskipun saat ini mungkin belum begitu mengkhawatirkan, mengingat kasusnya belum begitu banyak seperti Covid-19,” katanya kepada Hypeabis.id pada Senin (6/1/2025).
Baca juga: Virus HMPV Merebak di China, Ini Imbauan Kemenkes
Dia menuturkan, dampak pertama dengan keberadaan virus HMPV adalah wisatawan dari China akan menunda perjalanan dan mobilitas ke luar negeri sampai kasus menjadi terkendali dan normal. Pemerintah China juga tidak menutup kemungkinan memberlakukan pembatasan mobilitas ke luar negeri.
Selain itu, beberapa negara juga tidak menutup kemungkinan akan membatasi kedatangan wisatawan asal Negeri Panda dengan alasan keselamatan. Selain itu, travel warning kunjungan ke China juga berpotensi keluar.
Chusmeru menilai, Indonesia kemungkinan akan kena dampak kasus virus HMPV mengingat wisatawan asal China menjadi penyumbang angka kunjungan wisatawan bagi pariwisata Indonesia.
Dengan begitu, Kementerian Pariwisata seharusnya mengambil keputusan terhadap kasus tersebut. Kementerian dapat melakukan pengawasan atau skrining yang ketat terhadap wisatawan asal China.
Selain itu, pemerintah juga dapat memberlakukan persyaratan bebas virus HMPV bagi wisatawan asal Negeri Panda untuk masuk ke Indonesia. Jika terjadi peningkatan kasus yang signifikan di China, Kemenpar perlu mengeluarkan travel warning agar kasusnya tidak mewabah ke Indonesia.
“Kita perlu belajar banyak dari kasus Covid-19. Pencegahan lebih baik dilakukan sebelum kasus itu masuk ke Indonesia,” katanya.
Implementasi Langkah Preventif
Para pelaku usaha wisata di Indonesia juga perlu melakukan langkah-langkah antisipatif dengan menyediakan fasilitas kesehatan sesuai standar CHSE. Meskipun begitu, para pengusaha perlu melakukan langkah antisipatif dengan hati-hati guna menghindari kepanikan wisatawan.Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata Fadjar Hutomo mengatakan bahwa pada prinsipnya Kementerian Pariwisata akan mengacu kepada Kementerian Kesehatan terkait dengan langkah terkait sektor kesehatan.
“Kami pun mengimbau masyarakat dan pelaku usaha pariwisata untuk mengikuti arahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI),” katanya.
Dia menuturkan, Kemenkes telah mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan menjaga kesehatan guna mencegah risiko penularan virus HMPV walaupun belum ada laporan virus tersebut di Indonesia pada saat ini.
Dalam imbauan Kemenkes, berbagai langkah preventif bisa dilakukan oleh masyarakat seperti dengan menjaga pola hidup sehat, mencuci tangan secara teratur, dan menggunakan masker di tempat umum – terutama bagi yang merasa tidak sehat – dapat membantu mengurangi risiko tertular penyakit menular.
Dia menambahkan, implementasi prinsip-prinsip CHSE juga senantiasa ditekankan kepada para operator dan pengelola destinasi pariwisata – sebagaimana imbauan melalui SE Menteri mengenai pedoman penyelengaraan pariwisata yang aman, nyaman, menyenangkan selama periode Natal dan Tahun Baru yang anyar beberapa waktu lalu.
Sementara terkait penanganan khusus wisatawan yang kembali atau datang dari China merupakan ranah kebijakan Kemenkes dan kementerian imigrasi.
Beberapa waktu lalu, dalam siaran pers Kemenkes, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Widyawati mengatakan pemerintah terus melakukan pantauan mengenai perkembangan situasi wabah HMPV di China dan negara lain. Selain itu, pemerintah juga melakukan antisipasi dengan peningkatan kewaspadaan di pintu masuk kedatangan dari luar negeri.
“Termasuk pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional yang menunjukkan gejala Influenza Like Illness [ILI],” katanya.
Dia mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan akan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan langkah preventif yang efektif. Dengan begitu, virus tidak dapat masuk ke Indonesia.
Ilustrasi langkah preventif penularan flu. (Sumber foto: Pexels/Anna Shvet)
Dia menuturkan, virus HPMV biasanya tidak berbahaya bagi orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat. Namun, berisiko lebih tinggi terhadap anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Kategori pasien komorbid yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, atau penyakit jantung juga masuk dalam kategori berisiko tinggi ketika tertular virus Human Metapneumovirus.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilihat Hypeabis.id, ada 85.255 kunjungan wisatawan mancanegara dari China pada November 2024, sehingga menempatkannya sebagai yang terbesar keempat setelah Malaysia, Australia, dan Singapura.
Jumlah kunjungan wisatawan asal Negeri Panda itu ke Indonesia pada bulan ke-11 2024 juga tercatat mencapai 7,81 persen dari total kunjungan wisatawan luar negeri ke Indonesia.
Baca juga: Mengenal HMPV Penyakit Pernapasan yang Melonjak di China, Cek Gejala & Langkah Pencegahan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.