Tak Sekadar Event, Marathon Jadi Tren Baru Eksplorasi Destinasi Wisata
25 December 2024 |
22:30 WIB
Lari dan maraton (marathon) tak sekadar event olahraga, tetapi menjadi destinasi wisata yang menawarkan pengalaman unik. Dari hiruk-pikuk kota besar hingga keindahan alam yang memikat, menjadikan wisata marathon sebagai tren baru bagi para pelari sekaligus wisatawan.
Hampir setiap bulan terdapat ajang lari yang menawarkan perpaduan lintasan menantang dan panorama eksotis, sehingga menjadikannya lebih dari sekadar kompetisi lari. Tak heran bila di setiap perhelatan lari, jumlah pesertanya terus menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah peserta pada event seperti Maybank Marathon. Sejak pertama kali dihelat pada 2012 hingga kini, ajang itu menjadi magnet bagi pelari dari dalam dan luar negeri. Steffano Ridwan, Presiden Direktur Maybank Indonesia mencatat bahwa ajang ini tidak hanya menarik 12.700 peserta dari 57 negara pada 2024, tetapi juga menciptakan dampak positif yang luas.
“Kami bangga Maybank Marathon menjadi bagian dari gaya hidup sehat sekaligus alat kontribusi bagi perekonomian lokal,” katanya.
Baca juga: Hypereport: Komitmen Penyelenggara Maraton Bangun Ekosistem Lari hingga Sport Tourism
Dengan banyaknya jumlah peserta yang ikut dalam event tersebut, Maybank Marathon 2024 juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Berdasarkan studi Katadata Insight Center, gelaran ini menghasilkan dampak langsung sebesar Rp125 miliar, dengan rata-rata belanja peserta mencapai Rp9,8 juta per orang. Belanja ini meliputi akomodasi, makanan, transportasi, hingga souvenir.
“Rata-rata peserta tinggal 3–4 hari di Bali dan sering mengajak keluarga atau komunitas. Dampak ini tentu mendorong perputaran ekonomi di sektor-sektor terkait,” imbuh Steffano.
Menurutnya, salah satu yang menjadi daya tarik Maybank Marathon terus meningkat karena adanya predikat Elite Label Road Race dari World Athletics dan inisiatif keberlanjutan yang diusung. Hal itu menjadikannya event lari berstandar internasional yang berkesan.
Widya Permana, Project Director Maybank Marathon mengatakan lokasi yang menawarkan pengalaman autentik cenderung lebih diminati. Apalagi Bali, sebagai lokasi Maybank Marathon, menawarkan keindahan pemandangan serta rute yang menarik mulai dari tanjakan, pedesaan dan sawah dengan keindahan alam.
Sebab, salah satu pertimbangan pelari dalam memilih lomba lari adalah lokasi yang tidak hanya menantang tetapi juga memiliki daya tarik wisata alam. “Sebesar 96,7 persen peserta juga melakukan wisata alam selama di Bali,” tuturnya.
Mengelola ribuan peserta di satu destinasi bukan hal mudah. Widya mengungkapkan bahwa keamanan dan kenyamanan peserta menjadi prioritas utama. Karena itulah pihak penyelenggara memastikan rute lari sesuai standar internasional, memberikan fasilitas memadai, dan mengelola logistik dengan baik.
Dia menegaskan bahwa inovasi dalam pengalaman pelari akan menjadi fokus, termasuk integrasi teknologi untuk tracking performa, pengelolaan acara, hingga pengalaman digital interaktif. Inisiatif keberlanjutan, seperti penanaman mangrove, akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kontribusi sosial dan lingkungan.
Selain Maybank Marathon, event lari lainnya yang juga menarik perhatian para pelari dan wisatawan adalah Borobudur Marathon. Ketua Yayasan Borobudur Marathon, Liem Chie An, mengatakan pada tahun ini saja jumlah peserta yang mendaftar di ajang tersebut mencapai lebih dari 30.000 peserta, tapi hanya 10.000 peserta yang diloloskan.
Menurutnya, salah satu hal yang menarik minat peserta untuk ikut dalam perhelatan Borobudur Marathon karena kekhasan dan keunikan venue-nya yang berada di Candi Borobudur sebagai ikon pariwisata Indonesia. “Tempat berlomba seperti di Borobudur tidak bisa ditemukan di tempat lain,” ujarnya.
Dengan jumlah peserta yang terus meningkat dari tahun ke tahun, pihak penyelenggara bertekad menjadikan Borobudur Marathon sebagai salah satu World Major Marathon yang setara dengan gelaran maraton besar seperti Tokyo, Berlin, New York, dan Paris.
Dengan jumlah peserta yang besar, BorMar memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Setiap penyelenggaraan, hotel dan homestay di kawasan ini selalu penuh dipesan jauh-jauh hari. “Kuliner lokal juga sangat diminati, membuktikan bahwa event ini bisa menjadi acara tahunan yang dinantikan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Liem menekankan komitmen Yayasan Borobudur Marathon untuk menjaga keberlanjutan acara ini. Sebab, selain memberikan efek positif bagi pariwisata, BorMar juga memiliki peran penting dalam pengembangan dunia olahraga, khususnya atletik di Indonesia.
“Ke depan, inovasi utama yang akan dilakukan adalah memperkuat branding BorMar sebagai salah satu World Major Marathon dengan daya tarik utama Candi Borobudur,” ucapnya.
Baca juga: Hypereport: Jelajah Event Marathon Unik di Dunia, Ada Rute Tercantik dan Terpanjang
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Hampir setiap bulan terdapat ajang lari yang menawarkan perpaduan lintasan menantang dan panorama eksotis, sehingga menjadikannya lebih dari sekadar kompetisi lari. Tak heran bila di setiap perhelatan lari, jumlah pesertanya terus menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah peserta pada event seperti Maybank Marathon. Sejak pertama kali dihelat pada 2012 hingga kini, ajang itu menjadi magnet bagi pelari dari dalam dan luar negeri. Steffano Ridwan, Presiden Direktur Maybank Indonesia mencatat bahwa ajang ini tidak hanya menarik 12.700 peserta dari 57 negara pada 2024, tetapi juga menciptakan dampak positif yang luas.
“Kami bangga Maybank Marathon menjadi bagian dari gaya hidup sehat sekaligus alat kontribusi bagi perekonomian lokal,” katanya.
Baca juga: Hypereport: Komitmen Penyelenggara Maraton Bangun Ekosistem Lari hingga Sport Tourism
Dengan banyaknya jumlah peserta yang ikut dalam event tersebut, Maybank Marathon 2024 juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Berdasarkan studi Katadata Insight Center, gelaran ini menghasilkan dampak langsung sebesar Rp125 miliar, dengan rata-rata belanja peserta mencapai Rp9,8 juta per orang. Belanja ini meliputi akomodasi, makanan, transportasi, hingga souvenir.
“Rata-rata peserta tinggal 3–4 hari di Bali dan sering mengajak keluarga atau komunitas. Dampak ini tentu mendorong perputaran ekonomi di sektor-sektor terkait,” imbuh Steffano.
Menurutnya, salah satu yang menjadi daya tarik Maybank Marathon terus meningkat karena adanya predikat Elite Label Road Race dari World Athletics dan inisiatif keberlanjutan yang diusung. Hal itu menjadikannya event lari berstandar internasional yang berkesan.
Widya Permana, Project Director Maybank Marathon mengatakan lokasi yang menawarkan pengalaman autentik cenderung lebih diminati. Apalagi Bali, sebagai lokasi Maybank Marathon, menawarkan keindahan pemandangan serta rute yang menarik mulai dari tanjakan, pedesaan dan sawah dengan keindahan alam.
Sebab, salah satu pertimbangan pelari dalam memilih lomba lari adalah lokasi yang tidak hanya menantang tetapi juga memiliki daya tarik wisata alam. “Sebesar 96,7 persen peserta juga melakukan wisata alam selama di Bali,” tuturnya.
Mengelola ribuan peserta di satu destinasi bukan hal mudah. Widya mengungkapkan bahwa keamanan dan kenyamanan peserta menjadi prioritas utama. Karena itulah pihak penyelenggara memastikan rute lari sesuai standar internasional, memberikan fasilitas memadai, dan mengelola logistik dengan baik.
Dia menegaskan bahwa inovasi dalam pengalaman pelari akan menjadi fokus, termasuk integrasi teknologi untuk tracking performa, pengelolaan acara, hingga pengalaman digital interaktif. Inisiatif keberlanjutan, seperti penanaman mangrove, akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kontribusi sosial dan lingkungan.
Event lari (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)
Menurutnya, salah satu hal yang menarik minat peserta untuk ikut dalam perhelatan Borobudur Marathon karena kekhasan dan keunikan venue-nya yang berada di Candi Borobudur sebagai ikon pariwisata Indonesia. “Tempat berlomba seperti di Borobudur tidak bisa ditemukan di tempat lain,” ujarnya.
Dengan jumlah peserta yang terus meningkat dari tahun ke tahun, pihak penyelenggara bertekad menjadikan Borobudur Marathon sebagai salah satu World Major Marathon yang setara dengan gelaran maraton besar seperti Tokyo, Berlin, New York, dan Paris.
Dengan jumlah peserta yang besar, BorMar memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Setiap penyelenggaraan, hotel dan homestay di kawasan ini selalu penuh dipesan jauh-jauh hari. “Kuliner lokal juga sangat diminati, membuktikan bahwa event ini bisa menjadi acara tahunan yang dinantikan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Liem menekankan komitmen Yayasan Borobudur Marathon untuk menjaga keberlanjutan acara ini. Sebab, selain memberikan efek positif bagi pariwisata, BorMar juga memiliki peran penting dalam pengembangan dunia olahraga, khususnya atletik di Indonesia.
“Ke depan, inovasi utama yang akan dilakukan adalah memperkuat branding BorMar sebagai salah satu World Major Marathon dengan daya tarik utama Candi Borobudur,” ucapnya.
Baca juga: Hypereport: Jelajah Event Marathon Unik di Dunia, Ada Rute Tercantik dan Terpanjang
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.