Ilustrasi investasi sebagai bagian perencanaan keuangan. (Sumber gambar: Austin Distel/Unsplash)

Strategi Kantong Aman & Tetap Cuan Hadapi Tekanan Keuangan 2025

24 December 2024   |   08:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Mengevaluasi gaya hidup dan perencanaan keuangan yang matang, termasuk investasi, penting dilakukan dalam menyambut 2025. Pasalnya, awal tahun depan menjadi tantangan bagi banyak orang terutama kaum menengah lantaran pemerintah bakal menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12%.

Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi Mike Rini Sutikno mengatakan saat ini banyak masyarakat menerapkan gaya hidup yang berfokus pada pencarian kesenangan dan kepuasan tanpa batas, alias hedon. Warga, terutama di kota-kota besar khususnya, membeli barang atau melakukan kegiatan karena FOMO, alias Fear of Missing Out.

Baca juga: Cek Strategi Mengelola Keuangan Jelang 2025

Kondisi ini tentu tidak baik jika diteruskan dan akan membuat keuangan boncos. Selain itu, penting melakukan penghematan. Misal, meminimalisir membeli makan siang dengan membawa bekal agar pengeluaran harian bisa ditekan. “Jadi, evaluasi gaya hidup dan melakukan berbagai penghematan,” ujar Mike kepada Hypeabis.id, Senin (23/12/2024). 

Kendati demikian, Mike menilai peluang investasi pada tahun depan cukup besar, berkat kestabilan suku bunga acuan atau BI rate. Nah, obligasi pemerintah patut dipertimbangkan ketika ingin berinvestasi karena memberikan imbal hasil yang dapat diandalkan, dengan risiko yang lebih terukur.

Investasi obligasi negara ritel atau ORI, menurutnya sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia yang berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan. Hasil dari obligasi yang ingin diinvestasikan kembali pun terbilang bebas pajak. “Kalau belinya sampai ratusan juta, hematnya lumayan kalau diinvestasikan lagi. Jadi cocok untuk investor yang menginginkan pendapatan tetap,” tutur Mike.  

Reksa dana campuran juga cukup seksi. Salah satu jenis reksa dana yang alokasi dananya dibagi ke dalam saham, pasar uang, dan obligasi ini menawarkan fleksibilitas dalam menghadapi volatilitas pasar. Kombinasi sekitar 40% saham dan 60% instrumen investasi lainnya tersebut biasanya dikelola oleh manajer investasi sehingga cocok bagi investor pemula yang ingin meningkatkan pendapatan.

Bagi yang ingin mencoba berinvestasi pada saham, Mike menyarankan untuk menanamkan uang pada saham financial technology (fintech). Bukan pinjaman online, melainkan perbankan dan layanan pembayaran termasuk di dalamnya. 

Dia berpendapat saham-saham fintech cukup potensial di tengah transformasi digital yang tumbuh pesat. “Jadi platform pembayaran pasti dipakai,” imbuhnya.

Sementara itu, logam mulia atau emas terbilang potensial sebagai produk investasi. Bukan hanya dalam bentuk perhiasan, emas batangan yang dijual melalui platform digital atau perbankan bisa menjadi pilihan sebagai diversifikasi portofolio investasi.

Lantas bagaimana dengan kripto? Mike berpendapat cryptocurrency sebaiknya tidak masuk ke dalam portofolio investasi pada 2025 mengingat risiko volatilitas yang tinggi. Produk ini hanya cocok untuk orang-orang dengan portofolio risiko investasi yang agresif. Artinya, kalaupun rugi, mereka tidak akan pusing. 

Biasanya, investor kripto tidak memakai uang yang tidak masuk anggaran kebutuhan alias dana nganggur. Jika masih banyak cicilan, anggaran yang perlu ditabung untuk masa depan, atau kebutuhan yang belum terpenuhi, sebaiknya hindari bermain kripto, terutama untuk keluarga baru.

Mike menyampaikan keluarga baru harus memiliki visi keuangan jangka panjang. Dengan demikian, investasi yang dilakukan yakni dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di masa depan, sesuai dengan tahapan siklus hidup finansialnya. 

“Semuanya harus mengacu kepada tujuan keuangan disesuaikan dengan tahapan kehidupan finansial. Sehingga, ketahuan jangka waktu investasinya, barulah memilih produk investasi apa yang cocok, dengan catatan gaya hidupnya dikurangi,” tegas Mike.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Jajaran Gaya Rambut Pria yang Jadi Tren 2025

BERIKUTNYA

Penyanyi Fryda Lucyana Emban Jabatan Baru Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: