Ilustrasi (Sumber gambar: Pexels)

Intip 7 Investasi yang Paling Populer di Indonesia

17 January 2022   |   20:23 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Memiliki investasi pribadi di pasar finansial dewasa ini sudah menjadi gaya hidup bukan hanya di kalangan usia matang, namun juga anak muda. Investasi bukan hal yang tabu lagi di kelompok usia ini, seiring dengan munculnya kemudahan yang ditawarkan beragam jasa finansial yang menggunakan kecanggihan teknologi. 

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor atau Single Investor Identification (SID) di pasar modal domestik misalnya, meningkat dari tahun ke tahun. Investor pasar modal pada November 2021 tercatat 7,15 juta investor, tumbuh 84,28?ri 2020 sebesar 3,88 juta.

Adapun pada 2019 terdapat 2,48 juta investor sementara 2018 sebanyak 1,62 juta investor. Tidak hanya di pasar modal, kenaikan jumlah investor juga terlihat pada investasi pada reksa dana hingga surat berharga negara (SBN).

Buat Genhype yang masih bingung cari investasi yang pas, berikut ini beberapa jenis investasi yang populer di Indonesia. 
 

1. Deposito

Deposito mirip dengan tabungan, yang membedakan tingkat suku bunga dan pencairannya hanya bisa dilakukan saat jatuh tempo. Dijamin oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan biasa. Secara umum, bunganya ada di kisaran 5-6% per tahunnya.

Ada juga beberapa bank yang menawarkan suku bunga lebih dari 6%. Biasanya deposito mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan 12 sampai dengan 24 bulan. Deposito juga bisa dijadikan agunan atau jaminan kredit. 
 

2. Saham

Saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Dengan menyertakan modal itu, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak) atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Return investasi saham biasanya berasal dari dividen dan pertumbuhan nilai saham itu sendiri. Dividen sendiri diambil dari return yang diperoleh perusahaan. Namun perlu dicatat, tidak semua perusahaan membagikan dividen kepada investornya. Beberapa perusahaan justru memilih menggunakan return yang didapat untuk mengembangkan bisnisnya.

Saham juga tinggi risiko karena harganya berfluktuasi mengikuti sejumlah faktor seperti kinerja perusahaan, industri dimana perusahaan tersebut berada, perkembangan tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar, hingga kondisi sosial dan politik.
 

3. Reksa Dana

Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.

Reksa dana terbagi menjadi 5 jenis, diantaranya reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran dan reksa dana index. Setiap jenis reksa dana memiliki potensi dan risiko yang berbeda beda.

Untuk risiko terendah ada pada reksa dana pasar uang. Sedangkan untuk potensi return terbesar dengan risiko yang juga tidak kalah tinggi yakni reksa dana saham. Cukup menempatkan dana awal Rp10.000, saat ini investor sudah bisa merasakan investasi di pasar modal. 


4. Cryptocurrency (kripto) 

Kripto adalah sebuah mata uang digital atau virtual yang dijamin oleh cryptography. Dengan adanya cryptography, membuat mata uang kripto hampir tidak mungkin dipalsukan. Cryptocurrency juga dapat digunakan untuk transaksi seperti pembayaran atau transfer dari satu orang ke orang lainnya secara online.

Cryptocurrency bisa dijadikan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian online dan ditukarkan menjadi mata uang lain seperti dollar, yen, rupiah, dan mata uang lainnya. Ada banyak aset kripto yang diperdagangkan di Indonesia, namun yang paling populer adalah Bitcoin, Ethereum, dan Dogecoin.
 

5. Emas

Emas menjadi investasi yang menarik bagi sebagian orang karena dapat dilihat secara fisik dengan nilai intrinsik yang lebih jelas. Sama halnya dengan deposito, risiko investasi emas juga rendah. Nilainya cenderung stabil dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jika ingin berinvestasi emas, sebaiknya pilih emas batangan. Berbeda dengan emas perhiasan, nilai emas batangan ini murni dinilai dari beratnya. Kendati demikian, kalian harus menyiapkan tempat untuk menyimpan emas yang sudah dibeli. Untuk penyimpanan bisa dilakukan secara mandiri atau menyewa deposit boks di bank. Saat ini investasi emas sudah bisa dilakukan melalui aplikasi, bahkan dengan berat minimal 0,5 gram.
 

6. Properti

Investasi properti masih menjadi andalan bagi sejumlah orang. Fisik yang dapat dan nilainya juga dipastikan terus mengalami peningkatan tanpa banyak fluktuasi, menjadi salah satu alasan properti menjadi investasi yang menarik. 

Ada beberapa model investasi properti yang biasa digunakan. Cara yang paling sederhana adalah dengan membeli tanah, membangun properti di atasnya dan menjualnya saat harga dinilai sudah cukup tinggi. Sedangkan untuk cara kedua, bisa juga dengan menyewakan properti entah itu indekos, kontrakan, apartemen, gudang, rumah toko, hingga gedung.

Jangan lupa untuk mempertimbangkan risiko seperti kerusakan bangunan. Meski risiko investasi ini terbilang rendah, properti adalah aset yang bisa rusak oleh waktu. Oleh karena itu, perawatan perlu dilakukan agar nilainya tetap terjaga. 


7. Peer to peer lending

Dalam peer to peer lending, pada dasarnya kalian meminjamkan sejumlah uang kepada pihak yang membutuhkan, baik itu individu ataupun badan usaha. Sama seperti pinjaman dari bank, return jenis investasi ini berasal dari bunga pinjaman yang telah disepakati bersama.

Suku bunga peer to peer lending ini terbilang cukup menarik. Banyak fintech P2P yang menawarkan suku bunga pinjaman mencapai 18% per tahunnya. Selain itu, investor juga bisa mulai berinvestasi peer to peer lending mulai dari Rp100.000 saja.

Bagi lender atau pemberi pinjaman, melalui sistem P2P lending ini akan memudahkan untuk mendiversifikasi pendanaan, sehingga memperbesar kesempatan untuk meraup keuntungan. Namun, jika lender sudah mengalokasikan uang melalui P2P lending, lender tidak bisa menarik uang yang didanai kapanpun. Ada juga risiko kemungkinan bila si peminjam mengalami gagal bayar, sehingga dana yang dipinjamkan memiliki risiko gagal bayar.



Editor: Gita

SEBELUMNYA

20 Film Pilihan Ditayangkan di Japanese Film Festival Online 2022

BERIKUTNYA

Selain Eternals, Ini 5 Film Ikonik yang Pernah Dibintangi Don Lee

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: