Tren Diet Boneka Slavia Tuai Kritik terkait Isu Eating Disorders
21 December 2024 |
09:00 WIB
Tren The Slavic Doll Diet belum lama ini ramai dibicarakan kalangan pengguna platform TikTok dan memancing kontroversi. Diet ini banyak dielukan oleh sejumlah pembuat konten perempuan. Meski memanfaatkan kondimen diet yang nampak sederhana, tren ini tak lepas dari kontroversi karena berkaitan dengan gejala gangguan makan (eating disorders) dan penggambaran yang keliru tentang masakan tradisional Slavia.
Istilah Diet Boneka Slavia sendiri merujuk pada perilaku diet yang sempat viral pada era 2000-an yang dilakukan oleh sejumlah model Slavia kala itu. Model-model keturunan Slavia ini termasuk wanita keturunan Rusia, Ukraina, Belarusia, Polandia dan negara lainnya yang masuk dalam rumpun suku bangsa Slavia.
Baca juga: Ingin Diet Konsisten dan Berkelanjutan? Ini Kunci Suksesnya
Kehadiran mereka pada tahun milenial di atas panggung cat walk kala itu identik dengan riasan tebal, aksen berbulu di pakaian, sepatu maupun aksesori, dan bentuk tubuh yang sangat ramping. Puluhan tahun berlalu, kini pesona estetika ini banyak dikritik oleh sejumlah pihak vokal saat ini.
Estetika kecantikan berdasarkan standar wanita Slavia tersebut dikritik karena dianggap mempromosikan standar tubuh yang tidak realistis dan mendorong kebiasaan makan yang tidak sehat di kalangan perempuan muda. Kritik ini muncul sejalan dengan semakin banyaknya pengguna yang berusaha untuk meniru citra ini di platform media sosial seperti TikTok.
Para pengguna TikTok telah mengadopsi pola diet ini sebagai cara untuk mendapatkan tampilan tubuh bak 'Boneka Slavia'. Tak ayal tagar #slavicdoll pun viral dan berhasil mengumpulkan lebih dari 11.000 unggahan di antara pengguna di seluruh dunia.
Diet Boneka Slavia terutama menggunakan soba sebagai bahan utamanya. Soba, yang juga dikenal sebagai grechka, adalah biji-bijian padat nutrisi yang bebas gluten dan telah menjadi makanan pokok dalam tradisi diet Slavia selama berabad-abad.
Meskipun soba memang dikonsumsi dalam berbagai bentuk di seluruh Eropa Timur, banyak kritikus berpendapat bahwa soba tidak secara akurat mewakili pola makan khas Slavia. Makanan tradisional Slavia sering kali terdiri dari beragam bahan seperti kentang, daging, dan sayuran, yang secara mencolok tidak ada dalam pendekatan yang dirujuk oleh keviralan tren diet ini.
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Diet Berdampak Buruk untuk Kesehatan Tubuh
Viralnya video yang menampilkan diet ini telah menimbulkan anggapan yang keliru terhadap konsep makanan khas Slavia yang autentik. Hal itu pula yang memicu reaksi dari publik yang akhirnya terkecoh dengan konsep makanan khas Slavia dan makanan diet ala model Slavia.
Reaksi keras terhadap Diet Boneka Slavia ini utamanya datang dari orang-orang berkebangsaan Slavia asli. Mereka justru merasa tidak percaya dengan viralnya tren diet boneka Slavia ini yang menurutnya telah mencederai nilai masakan tradisional khas Slavia.
Bukan itu saja, Dailydot mencatat sejumlah kritikus menyayangkan penggunaan frasa 'Boneka Slavia' yang disebut berubah fungsi menjadi eufemisme untuk mendiskusikan gangguan makan (eating disorders) tanpa konteks dan arahan yang jelas.
Editor: Fajar Sidik
Istilah Diet Boneka Slavia sendiri merujuk pada perilaku diet yang sempat viral pada era 2000-an yang dilakukan oleh sejumlah model Slavia kala itu. Model-model keturunan Slavia ini termasuk wanita keturunan Rusia, Ukraina, Belarusia, Polandia dan negara lainnya yang masuk dalam rumpun suku bangsa Slavia.
Baca juga: Ingin Diet Konsisten dan Berkelanjutan? Ini Kunci Suksesnya
Kehadiran mereka pada tahun milenial di atas panggung cat walk kala itu identik dengan riasan tebal, aksen berbulu di pakaian, sepatu maupun aksesori, dan bentuk tubuh yang sangat ramping. Puluhan tahun berlalu, kini pesona estetika ini banyak dikritik oleh sejumlah pihak vokal saat ini.
Estetika kecantikan berdasarkan standar wanita Slavia tersebut dikritik karena dianggap mempromosikan standar tubuh yang tidak realistis dan mendorong kebiasaan makan yang tidak sehat di kalangan perempuan muda. Kritik ini muncul sejalan dengan semakin banyaknya pengguna yang berusaha untuk meniru citra ini di platform media sosial seperti TikTok.
Para pengguna TikTok telah mengadopsi pola diet ini sebagai cara untuk mendapatkan tampilan tubuh bak 'Boneka Slavia'. Tak ayal tagar #slavicdoll pun viral dan berhasil mengumpulkan lebih dari 11.000 unggahan di antara pengguna di seluruh dunia.
Diet Boneka Slavia terutama menggunakan soba sebagai bahan utamanya. Soba, yang juga dikenal sebagai grechka, adalah biji-bijian padat nutrisi yang bebas gluten dan telah menjadi makanan pokok dalam tradisi diet Slavia selama berabad-abad.
Meskipun soba memang dikonsumsi dalam berbagai bentuk di seluruh Eropa Timur, banyak kritikus berpendapat bahwa soba tidak secara akurat mewakili pola makan khas Slavia. Makanan tradisional Slavia sering kali terdiri dari beragam bahan seperti kentang, daging, dan sayuran, yang secara mencolok tidak ada dalam pendekatan yang dirujuk oleh keviralan tren diet ini.
Baca juga: Kenali Tanda-tanda Diet Berdampak Buruk untuk Kesehatan Tubuh
Viralnya video yang menampilkan diet ini telah menimbulkan anggapan yang keliru terhadap konsep makanan khas Slavia yang autentik. Hal itu pula yang memicu reaksi dari publik yang akhirnya terkecoh dengan konsep makanan khas Slavia dan makanan diet ala model Slavia.
Reaksi keras terhadap Diet Boneka Slavia ini utamanya datang dari orang-orang berkebangsaan Slavia asli. Mereka justru merasa tidak percaya dengan viralnya tren diet boneka Slavia ini yang menurutnya telah mencederai nilai masakan tradisional khas Slavia.
Bukan itu saja, Dailydot mencatat sejumlah kritikus menyayangkan penggunaan frasa 'Boneka Slavia' yang disebut berubah fungsi menjadi eufemisme untuk mendiskusikan gangguan makan (eating disorders) tanpa konteks dan arahan yang jelas.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.