Ilustrasi usaha jasa sewa pasangan | Pexels/Samson Katt

Gig Economy Berkembang di Indonesia, Tren Usaha Sewa Pasangan Menjamur

18 December 2024   |   13:03 WIB
Image
Aldehead Marinda Merfonsina Uparatu Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Prevalensi masyarakat penganut konsep Gig Economy di Indonesia berdampak signifikan terhadap kondisi pasar tenaga kerja dalam negeri. Fenomena ini tidak hanya mengubah lanskap kerja industri konvensional seperti transportasi dan teknologi, tapi turut mengubah cara main sektor baru seperti layanan kencan.

Dilansir dari Gigpedia, pada 2024 ada sekitar 2,3 juta orang Indonesia yang terafiliasi menjadi angkatan kerja berpola gig economy. Mereka utamanya datang dari sektor-sektor seperti transportasi dan logistik. Perusahana berbasis platform seperti Gojek dan Grab dikenal kuat sebagai pionir yang mengubah cara berpikir masyarakat ke arah Gig tersebut.

Baca juga: Hypereport: Jalan Pintas Cari Pasangan Lewat Aplikasi Kencan dan Biro Jodoh

Riset ilmiah Hasan et al. (2024) menunjukan bahwa pola pikir Gig Economy menawarkan fleksibilitas dan kemandirian, utamanya dalam hal pekerjaan. Hal ini jadi menarik bagi generasi muda seperti milenial dan Gen Z, yang punya kecenderungan memilih pekerjaan lepas daripada pekerjaan tradisional.

Artikel ilmiah yang sama turut menunjukan bahwa individu kini lebih banyak yang mencari sumber pendapatan tambahan melalui berbagai peluang kerja, termasuk pekerjaan lepas digital dan pekerjaan berbasis layanan dengan waktu kerja lebih fleksibel.

Data Badan Pusat Statistik yang dilansir Goodstats mencatat bahwa per Februari 2024 jumlah pekerja di sektor informal turut naik jumlahnya dari tahun sebelumnya menjadi 59,17% lebih tinggi ketimbang pekerja di sektor formal.

Kondisi ketenagakerjaan ini pula yang membuat salah satu lembaga riset Indonesia yakni, Algo Research menyebut ‘Rental Partner Services’ atau layanan sewa pasangan di Indonesia kian menjamur.

Bidang usaha ini lantas kian populer sebagai salah satu tren pekerjaan nonkonvensional di industri kencan domestik. Dalam publikasinya Algo Research menuliskan akun Instagram resminya bahwa Gig Econom telah membuka profesi baru yang tidak konvensional dan tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Media penyiaran resmi milik pemerintah Australia, ABC News bahkan sempat menjadikan fenomena ini sebagai bahan liputan mereka dalam artikel bertajuk “Indonesians turning to rental partner services to cope with loneliness” yang dipublikasikan Agustus 2024.

Penelusuran mesin pencari turut menunjukan indikator menjamurnya jasa layanan sewa pasangan yang dimaksud. Dengan memasukan kata kunci seperti “Jasa Sewa Pacar” atau “Jasa Sewa Pasangan”, Genhype dapat mudah menemukan penyedia jasa layanan ini. Artikel ABC News yang sama mengambil salah satu contoh jasa penyediaan sewa pasangan bernama Pinjem Doi.

Dengan nama akun @pinjemdoi di Instagram, usaha ini mampu meraih pengikut sebanyak 12.500 pengguna akun saat ini. Di bio Instagram mereka tertera informasi berupa “Jasa Sewa Pacar & Bestie”.

Salah satu publikasi akun Pinjem Doi turut mempublikasikan rentang harga jasa yang disediakan. Mulai dari layanan ‘Chat’ dengan tarif mulai Rp14.000/hari sampai interaksi tatap muka melalui layanan ‘Ketemuan’ dengan tarif Rp75.000/ jam.

Para mitra penyedia jasa layanan sewa pasangan memiliki rentang usia berkisar 18-25 tahun, baik perempuan maupun laki-laki. Florence dalam wawancaranya bersama ABC News menyebut bahwa usahanya ini mampu menerima 200-300 orderan per minggu dari seluruh Indonesia.

“Tidak seperti hubungan di kehidupan nyata, yang terkadang bisa menjadi dramatis atau melibatkan pertengkaran terus-menerus, para talent kami dilatih untuk selalu menampilkan diri mereka yang terbaik,” ujar Florence seperti dikutip ABC tentang profesionalisme para mitra kerja Pinjem Doi.

Baca juga: Hypereport: Fakta-fakta Menarik tentang Jodoh & Pernikahan di Indonesia

Beragam motivasi dapat menjadi alasan para pengguna memnafaatkan jasa layanan sewa pasangan Pinjem Doi. Mulai dari butuh teman cerita hingga butuh teman ke acara yang lebih formal seperti wisuda maupun acara pernikahan.

Apapun alasannya, usaha sewa pasangan nyatanya mampu menjadi peluang meraup cuan di tengah pro dan kontra terhadapnya. Hal ini menunjukan bahwa pergeseran pola pikir masyarakat ke arah Gig Economy yang dijelaskan di awal benar-benar membuka khazanah terhadap pekerjaan-pekerjaan di luar 'jalur umum’ yang kita kenal selama ini.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Perjalanan Kereta Jakarta-Jogja Cuma 6 Jam dengan Direct Train

BERIKUTNYA

Sutradara Yandy Laurens Terapkan Syuting Aman Bagi Bayi di Film 1 Kakak 7 Ponakan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: