Mochi, Camilan Khas Jepang yang Jadi Ladang Bisnis Menggiurkan
11 December 2024 |
19:07 WIB
Siapa sangka, camilan tradisional Jepang yang lembut dan kenyal ini mampu membuka jalan baru bagi para pencinta kuliner? Mochi, yang terbuat dari tepung beras ketan (mochiko), hadir dalam berbagai variasi seperti daifuku mochi dengan isian manis—mulai dari pasta kacang merah hingga stroberi dan cokelat—hingga es krim mochi yang segar.
Tiga sahabat, Hanifah Samara (24), Tyas Pinendita (32), dan Thalia (28), menjadikan mochi daifuku sebagai peluang usaha yang manis. Dengan latar belakang hobi memasak, mereka memulai bisnis ini dari dapur kecil mereka. Hani, misalnya, meluncurkan @mochi.mochinii pada Desember 2023.
Terinspirasi oleh minimnya penjual mochi di Kotabumi, Lampung, ia memanfaatkan waktu luang sambil menanti panggilan kerja untuk menciptakan produk mochi yang menggugah selera. Kombinasi kreativitas dan rasa otentik membuat mochi buatan mereka mulai diminati, membuktikan bahwa camilan sederhana bisa menjadi pintu menuju peluang besar.
Baca juga: Bisnis Florist, Merangkai Cuan dari Perayaan Pesta hingga Kedukaan
Mochi buatan Hani tidak hanya lezat, tetapi juga ramah di kantong. Dengan harga terjangkau mulai dari Rp3.000 hingga Rp5.000 per buah, Hani menyasar pasar anak sekolah yang ingin menikmati camilan enak tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Untuk yang ingin mencicipi mochi tart, Hani menawarkan harga mulai Rp38.000, pilihan sempurna untuk hadiah atau acara spesial.
“Harga mochi saya lebih terjangkau, dan variasi rasanya juga lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah ada di daerah saya,” ungkap Hani.
Untuk memasarkan produknya, Hani memanfaatkan kekuatan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp, yang terbukti efektif menggaet pasar remaja, mengingat banyak anak sekolah yang sudah aktif di platform-platform tersebut.
Meski sempat mengalami penurunan daya beli karena masa liburan sekolah, Hani tetap optimis dan berencana untuk memperluas jangkauan lewat event-event dan promosi lebih intensif di media sosial. Dalam sehari, Hani mampu memproduksi hingga 100 pcs mochi, dan dengan modal awal Rp100.000, ia kini meraih pendapatan mencapai Rp3 juta setiap bulannya.
Sementara itu, Dita (32), pemilik @biteby__ yang berasal dari Ciputat, Tangerang Selatan, memulai bisnis mochi sejak September 2023. Kecintaannya pada masakan dan pengalaman pertama mencoba mochi di Jepang mendorongnya untuk mencoba peruntungan di bisnis ini. Dia melihat peluang di daerahnya, di mana penjual mochi masih terbilang jarang.
Mochi buatan Dita memiliki ciri khas rasa yang tidak terlalu manis dengan tekstur chewy yang memanjakan lidah. Isian mochi yang ditawarkan pun beragam, mulai dari kacang, buah strawberry yang dipadukan dengan kacang merah atau cokelat, hingga krim stroberi dan mangga.
“Modal awal saya sekitar Rp1 juta, digunakan untuk membeli bahan baku hingga kemasan,” ujar Dita.
Selain itu, Dita juga menawarkan produk hampers yang bisa dijadikan pilihan hadiah untuk momen-momen spesial seperti Lebaran, Natal, dan acara lainnya. Dengan target pasar kalangan menengah ke atas, khususnya anak muda dan keluarga, Dita berharap bisnisnya dapat terus berkembang dan menjadi pilihan utama untuk camilan manis yang berbeda.
Harga mochi yang ditawarkan Dita berkisar antara Rp17.000 hingga Rp285.000, tergantung pada varian dan paket hampers yang tersedia. Dalam sehari, Dita hanya menerima sekitar 30 orderan, dengan pendapatan minimal Rp2 juta hingga Rp3 juta.
Menurutnya, media sosial memainkan peran penting dalam perkembangan bisnisnya, membantu membangun brand awareness dan menarik pelanggan baru, jauh lebih efektif dibandingkan dengan penjualan offline. Dita juga memanfaatkan marketplace seperti Shopee dan Tokopedia untuk memperluas jangkauan pasar.
Namun, tantangan yang dihadapi Dita adalah hanya melayani pengiriman di Jakarta dan Tangerang Selatan. Karena mochi yang dia buat tanpa bahan pengawet, produk ini harus segera dikonsumsi, terutama yang berisi bahan basah seperti pasta dan strawberry.
Sementara itu, di Bintaro, Thalia (28) membuka bisnis @bobit___ pada Mei 2024, terinspirasi dari kecintaannya pada mochi sejak kecil. Setelah mencoba berbagai merek, Thalia merasa kurang cocok dengan rasa yang ada di pasaran, sehingga dia memutuskan untuk membuat mochi sendiri.
Berawal dari membagikan hasil buatannya ke teman dan keluarga, tak disangka, mochi buatan Thalia pun disukai banyak orang, yang akhirnya mendorongnya untuk menjualnya.
Dengan modal kurang dari Rp500.000, karena peralatan masak yang sudah ada di rumah, Thalia mulai menjalankan bisnis ini. Meskipun belum mengikuti event, setiap Jumat hingga Minggu, Thalia menjual mochi di Fresh Market Bintaro, yang menjadi tempat tetap untuk menjangkau pelanggan secara langsung.
“Ciri khas mochi saya adalah bebas gluten dan ukurannya lebih besar dibandingkan mochi di pasaran. Untuk branding, saya memilih tema pink dan ilustrasi kucing, karena saya memang menargetkan dessert ini untuk perempuan,” kata Thalia.
Thalia menargetkan perempuan penyuka makanan manis di kawasan Bintaro, BSD, dan Jakarta Selatan. Pada hari kerja, produksi mochi miliknya mencapai 20 box (80 pcs), sementara saat akhir pekan, angka tersebut bisa melonjak menjadi 30-40 box.
Harga produk mochi yang ditawarkan mulai dari Rp50.000 untuk mochi bites, Rp65.000 untuk daifuku mochi, Rp185.000 untuk mochi cake, dan hampers yang dijual dengan kisaran harga Rp80.000 hingga Rp290.000.
Thalia mengungkapkan bahwa tidak ada strategi khusus dalam menjalankan bisnis ini, karena ia memulainya hanya sebagai hobi. Untuk promosi, ia mengandalkan media sosial, yang terbukti sangat efektif, mengingat sebagian besar penjualannya dilakukan secara online.
“Sebagian besar pelanggan baru mengenal mochi saya melalui unggahan pelanggan lama yang membagikan pengalaman mereka menikmati mochi,” kata Thalia.
Tantangan utama yang dihadapi Thalia adalah menjalankan usaha ini sendiri, tanpa bantuan. Selain itu, saat musim hujan, ia juga kesulitan mendapatkan stroberi dengan kualitas yang memenuhi standarnya.
Baca juga: Resep Daifuku Mochi, Cocok Dihidangkan saat Kumpul Bersama Keluarga
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Tiga sahabat, Hanifah Samara (24), Tyas Pinendita (32), dan Thalia (28), menjadikan mochi daifuku sebagai peluang usaha yang manis. Dengan latar belakang hobi memasak, mereka memulai bisnis ini dari dapur kecil mereka. Hani, misalnya, meluncurkan @mochi.mochinii pada Desember 2023.
Terinspirasi oleh minimnya penjual mochi di Kotabumi, Lampung, ia memanfaatkan waktu luang sambil menanti panggilan kerja untuk menciptakan produk mochi yang menggugah selera. Kombinasi kreativitas dan rasa otentik membuat mochi buatan mereka mulai diminati, membuktikan bahwa camilan sederhana bisa menjadi pintu menuju peluang besar.
Baca juga: Bisnis Florist, Merangkai Cuan dari Perayaan Pesta hingga Kedukaan
Mochi buatan Hani tidak hanya lezat, tetapi juga ramah di kantong. Dengan harga terjangkau mulai dari Rp3.000 hingga Rp5.000 per buah, Hani menyasar pasar anak sekolah yang ingin menikmati camilan enak tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Untuk yang ingin mencicipi mochi tart, Hani menawarkan harga mulai Rp38.000, pilihan sempurna untuk hadiah atau acara spesial.
“Harga mochi saya lebih terjangkau, dan variasi rasanya juga lebih banyak dibandingkan dengan yang sudah ada di daerah saya,” ungkap Hani.
Untuk memasarkan produknya, Hani memanfaatkan kekuatan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp, yang terbukti efektif menggaet pasar remaja, mengingat banyak anak sekolah yang sudah aktif di platform-platform tersebut.
Meski sempat mengalami penurunan daya beli karena masa liburan sekolah, Hani tetap optimis dan berencana untuk memperluas jangkauan lewat event-event dan promosi lebih intensif di media sosial. Dalam sehari, Hani mampu memproduksi hingga 100 pcs mochi, dan dengan modal awal Rp100.000, ia kini meraih pendapatan mencapai Rp3 juta setiap bulannya.
Sementara itu, Dita (32), pemilik @biteby__ yang berasal dari Ciputat, Tangerang Selatan, memulai bisnis mochi sejak September 2023. Kecintaannya pada masakan dan pengalaman pertama mencoba mochi di Jepang mendorongnya untuk mencoba peruntungan di bisnis ini. Dia melihat peluang di daerahnya, di mana penjual mochi masih terbilang jarang.
Mochi buatan Dita memiliki ciri khas rasa yang tidak terlalu manis dengan tekstur chewy yang memanjakan lidah. Isian mochi yang ditawarkan pun beragam, mulai dari kacang, buah strawberry yang dipadukan dengan kacang merah atau cokelat, hingga krim stroberi dan mangga.
“Modal awal saya sekitar Rp1 juta, digunakan untuk membeli bahan baku hingga kemasan,” ujar Dita.
Selain itu, Dita juga menawarkan produk hampers yang bisa dijadikan pilihan hadiah untuk momen-momen spesial seperti Lebaran, Natal, dan acara lainnya. Dengan target pasar kalangan menengah ke atas, khususnya anak muda dan keluarga, Dita berharap bisnisnya dapat terus berkembang dan menjadi pilihan utama untuk camilan manis yang berbeda.
Harga mochi yang ditawarkan Dita berkisar antara Rp17.000 hingga Rp285.000, tergantung pada varian dan paket hampers yang tersedia. Dalam sehari, Dita hanya menerima sekitar 30 orderan, dengan pendapatan minimal Rp2 juta hingga Rp3 juta.
Menurutnya, media sosial memainkan peran penting dalam perkembangan bisnisnya, membantu membangun brand awareness dan menarik pelanggan baru, jauh lebih efektif dibandingkan dengan penjualan offline. Dita juga memanfaatkan marketplace seperti Shopee dan Tokopedia untuk memperluas jangkauan pasar.
Namun, tantangan yang dihadapi Dita adalah hanya melayani pengiriman di Jakarta dan Tangerang Selatan. Karena mochi yang dia buat tanpa bahan pengawet, produk ini harus segera dikonsumsi, terutama yang berisi bahan basah seperti pasta dan strawberry.
Sementara itu, di Bintaro, Thalia (28) membuka bisnis @bobit___ pada Mei 2024, terinspirasi dari kecintaannya pada mochi sejak kecil. Setelah mencoba berbagai merek, Thalia merasa kurang cocok dengan rasa yang ada di pasaran, sehingga dia memutuskan untuk membuat mochi sendiri.
Berawal dari membagikan hasil buatannya ke teman dan keluarga, tak disangka, mochi buatan Thalia pun disukai banyak orang, yang akhirnya mendorongnya untuk menjualnya.
Dengan modal kurang dari Rp500.000, karena peralatan masak yang sudah ada di rumah, Thalia mulai menjalankan bisnis ini. Meskipun belum mengikuti event, setiap Jumat hingga Minggu, Thalia menjual mochi di Fresh Market Bintaro, yang menjadi tempat tetap untuk menjangkau pelanggan secara langsung.
“Ciri khas mochi saya adalah bebas gluten dan ukurannya lebih besar dibandingkan mochi di pasaran. Untuk branding, saya memilih tema pink dan ilustrasi kucing, karena saya memang menargetkan dessert ini untuk perempuan,” kata Thalia.
Thalia menargetkan perempuan penyuka makanan manis di kawasan Bintaro, BSD, dan Jakarta Selatan. Pada hari kerja, produksi mochi miliknya mencapai 20 box (80 pcs), sementara saat akhir pekan, angka tersebut bisa melonjak menjadi 30-40 box.
Harga produk mochi yang ditawarkan mulai dari Rp50.000 untuk mochi bites, Rp65.000 untuk daifuku mochi, Rp185.000 untuk mochi cake, dan hampers yang dijual dengan kisaran harga Rp80.000 hingga Rp290.000.
Thalia mengungkapkan bahwa tidak ada strategi khusus dalam menjalankan bisnis ini, karena ia memulainya hanya sebagai hobi. Untuk promosi, ia mengandalkan media sosial, yang terbukti sangat efektif, mengingat sebagian besar penjualannya dilakukan secara online.
“Sebagian besar pelanggan baru mengenal mochi saya melalui unggahan pelanggan lama yang membagikan pengalaman mereka menikmati mochi,” kata Thalia.
Tantangan utama yang dihadapi Thalia adalah menjalankan usaha ini sendiri, tanpa bantuan. Selain itu, saat musim hujan, ia juga kesulitan mendapatkan stroberi dengan kualitas yang memenuhi standarnya.
Baca juga: Resep Daifuku Mochi, Cocok Dihidangkan saat Kumpul Bersama Keluarga
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.