JAFF Market 2024 Gairahkan Ekonomi & Kolaborasi Industri Perfilman Nasional
10 December 2024 |
09:00 WIB
Edisi perdana JAFF Market membawa angin segar bagi perkembangan industri perfilman Indonesia. Selama gelarannya di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), pasar film pertama dan terbesar di Indonesia itu mencatatkan impak ekonomi yang fantastis, serta sederet kolaborasi rumah-rumah produksi dalam negeri dan mancanegara.
Selama 3 hari penyelenggarannya, JAFF Market dilaporkan menghasilkan dampak ekonomi mencapai US$2,27 atau sekitar Rp36 miliar.
Baca juga: JAFF 2024 Cetak Rekor Pengunjung Sejak Dimulai 18 Tahun Lalu
Baca juga: JAFF 2024 Cetak Rekor Pengunjung Sejak Dimulai 18 Tahun Lalu
Jumlah tersebut didapatkan dari berbagai hal, mulai dari total pengeluaran pengunjung sebesar Rp31 miliar, total pengeluaran peserta pameran sebesar Rp2,3 miliar, serta impak pameran untuk ekonomi lokal sebesar Rp1,8 miliar. Sementara itu, tercatat juga nilai kontrak kerja sama yang mencapai Rp18,5 miliar.
JAFF Market merupakan pasar film Indonesia yang menghubungkan para pemangku kepentingan dengan seluruh ekosistem film Indonesia, mulai dari profesional, talenta-talenta baru, pembuat konten, pembeli, lembaga perfilman, juga penikmat film. Sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara, JAFF Market merupakan ajang industri dan etalase bagi industri film Indonesia.
Selama tiga hari penyelenggaraan, JAFF Market mendatangkan sebanyak 6.723 pengunjung dari 18 negara, yang hadir dan merasakan secara langsung atmosfer pasar film Indonesia dari sebanyak 151 booth yang diisi oleh jajaran rumah produksi besar maupun butik.
Selain itu, JAFF Market juga telah menghasilkan sebanyak 1.767 agenda pertemuan, dengan menghasilkan 61 perjanjian kerjasama (MOU) yang telah ditandatangani dan 1.054 market badge.
“Hal ini dibaca sebagai penanda bahwa industri film Indonesia terbuka untuk saling berkolaborasi baik dalam teritori Indonesia maupun internasional," ujar Ajish Dibyo selaku Direktur Eksekutif JAFF Market dalam keterangan resminya.
Paparan dampak ekonomi JAFF Market 2024. (Sumber gambar: JAFF Market)
Kolaborasi Rumah Produksi
Beberapa kolaborasi yang telah terjalin dari JAFF Market antara lain film terbaru Miles Films berjudul Rangga & Cinta yang akan memulai proses produksi dengan dukungan dari Barunson E&A (Korea) dan Imajinari. Sementara itu, Magma Entertainment telah berkolaborasi dengan Komet Productions dari Malaysia dan Caravan Studio, serta mengumumkan jajaran film yang akan diproduksi selama 2025-2027.
Ada pula film The Silent Village (Aman/Damai) yang merupakan koproduksi antara Indonesia dan Malaysia. Ditulis oleh Prima Rusdi dan disutradarai oleh Ho Yuhang, film ini mendominasi di JAFF Market dengan menyabet dua penghargaan yakni Kongchak dan BSM Award.
Love Unwanted (Pangku), film debut Reza Rahadian sebagai sutradara juga mendapatkan dukungan untuk proyeknya yang diproduksi oleh Gambar Gerak Film, dan membawa pulang White Light Post-Production Award. Termasuk, film dokumenter Sampai Mati (Until Death), besutan sutradara Australia Ben Golotta dan diproduksi oleh Morgan Wright.
Capaian lainnya datang dari program JAFF Future Project (JFP) yang menerima 74 pendaftaran, 10 projek terpilih yang terdiri 7 projek dari Indonesia, 1 projek (Malaysia), dan 2 projek (Australia). Termasuk, telah berhasil mengadakan 243 meeting dan menghasilkan 4 penghargaan yakni, Kongchak Award, Whitelight Post-Production Award, dan dua dari BSM Award.
JAFF Future Project merupakan platform pasar proyek yang menyediakan kesempatan untuk terhubung dengan para profesional industri. Platform ini bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan proyek-proyek baru dengan investor, produser, dan distributor film baik secara lokal maupun internasional.
Sementara untuk program JAFF Content Market, menerima 43 pendaftar dengan 10 projek terpilih yang telah menghasilkan 144 pertemuan. Adapun, penyerahan sertifikat untuk para pemegang intelectual property (IP) dilakukan di JAFF MARKET Stage.
Tidak hanya penyerahan sertifikat untuk peserta JAFF Content Market, penyerahan sertifikat juga diberikan kepada para peserta JAFF Future Project, JAFF Talent Day dan peserta France Lab.
Tim penyelenggara JAFF Market 2024. (Sumber gambar: JAFF Market)
Kerja Sama Diplomatik
Di bidang diplomatik, Kementerian Kebudayaan Indonesia mengumumkan kemitraan dengan Pemerintah Kerajaan Belanda di bidang ko-produksi audiovisual. Kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi pembuat film dari kedua negara untuk menerima pendanaan dari kedua pemerintah.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Direktur Jenderal Kebudayaan dan Media dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Barbera Wolfensberger, dan Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia Giring Ganesha.
Kesepakatan tersebut muncul dari meningkatnya permintaan kolaborasi antara pembuat film independen di kedua negara, memanfaatkan sejarah kolonial bersama dan menggabungkan sektor film Indonesia yang sedang berkembang dengan keahlian produksi Belanda.
Perjanjian produksi bersama Belanda menandai kolaborasi terbaru dalam serangkaian langkah di JAFF Market, termasuk Lab Film Indonesia-Prancis dan kesepahaman dengan Serikat Produser Korea, untuk menjalin hubungan yang lebih kuat dengan mitra hiburan global. Sebagai pasar film terbesar di Asia Tenggara, pemerintah Indonesia menerapkan berbagai program untuk menarik aktivitas produksi internasional.
Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia Giring Ganesha mengatakan produksi bersama ini tidak hanya memperkuat hubungan budaya antara kedua negara, tetapi juga memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para sineas dalam negeri untuk mengakses sumber daya global, termasuk pendanaan dan distribusi internasional.
“Melalui kerja sama ini, kami berharap karya-karya sineas Indonesia akan semakin dikenal di kancah dunia," katanya.
Hampir senada, Direktur Jenderal Kebudayaan dan Media dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Barbera Wolfensberger menambahkan perjanjian ini akan membuka pintu bagi sineas Indonesia dan Belanda untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek baru yang menarik.
"Untuk menggabungkan bakat dan keahlian mereka, serta menghidupkan cerita-cerita yang melampaui batas dan beresonansi dengan penonton di seluruh dunia,” ujar Wolfensberger.
Baca juga: Daftar Pemenang JAFF 2024, Film Yohanna Borong Penghargaan
Baca juga: Daftar Pemenang JAFF 2024, Film Yohanna Borong Penghargaan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.