Tayang Perdana di JAFF 2024, Cek Sinopsis Film Darah Nyai Besutan Yusron Fuadi
28 November 2024 |
18:12 WIB
Genhype penikmat film cult sepertinya siap semringah akhir tahun ini. Sebab, film horor Darah Nyai besutan Yusron Fuadi, bakal tayang perdana di rangkaian program Indonesian Film Showcase di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) pada 5 Desember 2024.
Darah Nyai merupakan film panjang pertama dari Imaginarium Pictures, sebuah rumah produksi film yang diinisiasi oleh Hikmat Darmawan, sebagai produser kreatif, dan Steve Wirawan sebagai produser. Berdiri pada 2023, rumah produksi ini kerap membuat film dengan pendekatan baru.
Produser Kreatif, Imaginarium Pictures, Hikmat Darmawan mengatakan, Darah Nyai merupakan film panjang pertama mereka. Sebelumnya, rumah produksi asal Jakarta itu telah membuat tiga film pendek yang berjudul Tanggal Selamat Tinggal, Firman- Firman, dan Akibat Internet Bebas.
Baca Juga: Film Tak Ingin Usai Di Sini Masuk Tahap Produksi, Adaptasi Melodrama Korea
Menjadi debut film panjang, film Darah Nyai, menurut Hikmat sengaja 'diberikan' pada Yusron Fuadi untuk diejawantahkan ke bahasa rupa. Pemilihan tersebut bukan tanpa alasan, karena sutradara asal Yogyakarta itu dikenal dengan karya-karya unik, salah satunya film Tengkorak (2018).
Selain Yusron, lewat film terbarunya ini, Imaginarium juga mempercayakan Azzam Fi Rullah sebagai penulis naskah. Menurut Hikmat, Azzam dikenal sutradara film pendek yang telah mencapai status cult di kalangan penggemar horor, yang kemudian diajak untuk mengolah ide cerita darinya.
"Fuadi bergabung karena kecocokan 'ideologis' penggemar film-film Hong Kong 1990-an, yang memang terbukti memberi kesegaran penggunaan kamera dan pengadeganan dalam Darah Nyai. Militansi Yos [panggilan akrab Yusron] membuatnya pilihan tepat untuk menggarap film kami," kata Hikmat.
Selaras, Yusron Fuadi mengatakan bahwa film Darah Nyai menawarkan potensi eksplorasi tema sekaligus visual yang jarang didapatkan oleh sutradara Indonesia. Selain keragaman eksplorasi, penggunaan bahasa baku juga menjadi pendekatan kreatif berbeda dalam film barunya tersebut.
Yusron mengungkap, film ini akan mengajak penonton untuk kembali bernostalgia, atau melihat bagaimana bahasa lisan, acapkali menghiasi layar-layar film era 80-an dan 90-an. Lain dari itu, Darah Nyai juga menjanjikan kebrutalan, konsisten dengan tribute kepada film era tersebut.
"Mas Hikmat sudah ngeset gaya berdialog yang jelas sangat terpengaruh gaya tahun 80-an. Baku. Dan saya sangat setuju. Agak aneh dan menyebalkan bahwa akhir dekade 90-an bahasa baku berhenti menjadi bahasa dalam film," katanya.
Film Darah Nyai mengeksplorasi mitos Nyai Roro Kidul yang kemudian dilekatkan dengan isu-isu mafia perdagangan manusia dan kekerasan seksual. Eksplorasi tematik ini bertujuan untuk menjadi katarsis bagi frustasi dan kemarahan sehari-hari dalam melihat berbagai perilaku korup dan zalim di masyarakat.
Secara umum, Darah Nyai akan berkisah tentang pembunuhan Lisa, korban pemerkosaan yang jasadnya dibuang ke laut Pantai Selatan. Arkian, 'Nyai' yang murka atas tindakan keji tersebut kemudian memilih Rara untuk melakukan pembalasan dan penghakiman dengan memberikannya kekuatan supranatural.
"Film Darah Nyai adalah eksplorasi mitos Nyai Roro Kidul yang dilekatkan pada isu mafia perdagangan manusia dan korupsi sistemik yang biasa makan korban orang-orang kecil. Kesadisan adegan pembalasan dari Laut Selatan menjadi metafora sekaligus penyaluran (katarsis) amarah rakyat," imbuh Hikmat.
Film Darah Nyai dibintangi oleh Violla Georgie (sebagai Rara), Robet Chaniago (Ivan), Rory Asyari (Boni), Winner Wijaya (Dodi), Rayner Wijaya (Arthur), Wieshley Brown (Nathan), Vonny Anggraini (Inspektur Yanti), Jessica Katharina (Dayang Nyai Sumekar), Djenar Maesa Ayu (Mbak Endang), Paul Agusta (Mafia Perdagangan Manusia), dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Fakta Menarik Film Guna-Guna Istri Muda, Ada Sentuhan Poligami dan Mistis
Editor: M. Taufikul Basari
Darah Nyai merupakan film panjang pertama dari Imaginarium Pictures, sebuah rumah produksi film yang diinisiasi oleh Hikmat Darmawan, sebagai produser kreatif, dan Steve Wirawan sebagai produser. Berdiri pada 2023, rumah produksi ini kerap membuat film dengan pendekatan baru.
Produser Kreatif, Imaginarium Pictures, Hikmat Darmawan mengatakan, Darah Nyai merupakan film panjang pertama mereka. Sebelumnya, rumah produksi asal Jakarta itu telah membuat tiga film pendek yang berjudul Tanggal Selamat Tinggal, Firman- Firman, dan Akibat Internet Bebas.
Baca Juga: Film Tak Ingin Usai Di Sini Masuk Tahap Produksi, Adaptasi Melodrama Korea
Menjadi debut film panjang, film Darah Nyai, menurut Hikmat sengaja 'diberikan' pada Yusron Fuadi untuk diejawantahkan ke bahasa rupa. Pemilihan tersebut bukan tanpa alasan, karena sutradara asal Yogyakarta itu dikenal dengan karya-karya unik, salah satunya film Tengkorak (2018).
Selain Yusron, lewat film terbarunya ini, Imaginarium juga mempercayakan Azzam Fi Rullah sebagai penulis naskah. Menurut Hikmat, Azzam dikenal sutradara film pendek yang telah mencapai status cult di kalangan penggemar horor, yang kemudian diajak untuk mengolah ide cerita darinya.
"Fuadi bergabung karena kecocokan 'ideologis' penggemar film-film Hong Kong 1990-an, yang memang terbukti memberi kesegaran penggunaan kamera dan pengadeganan dalam Darah Nyai. Militansi Yos [panggilan akrab Yusron] membuatnya pilihan tepat untuk menggarap film kami," kata Hikmat.
Selaras, Yusron Fuadi mengatakan bahwa film Darah Nyai menawarkan potensi eksplorasi tema sekaligus visual yang jarang didapatkan oleh sutradara Indonesia. Selain keragaman eksplorasi, penggunaan bahasa baku juga menjadi pendekatan kreatif berbeda dalam film barunya tersebut.
Yusron mengungkap, film ini akan mengajak penonton untuk kembali bernostalgia, atau melihat bagaimana bahasa lisan, acapkali menghiasi layar-layar film era 80-an dan 90-an. Lain dari itu, Darah Nyai juga menjanjikan kebrutalan, konsisten dengan tribute kepada film era tersebut.
"Mas Hikmat sudah ngeset gaya berdialog yang jelas sangat terpengaruh gaya tahun 80-an. Baku. Dan saya sangat setuju. Agak aneh dan menyebalkan bahwa akhir dekade 90-an bahasa baku berhenti menjadi bahasa dalam film," katanya.
Sinopsis & Pemain Darah Nyai
Film Darah Nyai mengeksplorasi mitos Nyai Roro Kidul yang kemudian dilekatkan dengan isu-isu mafia perdagangan manusia dan kekerasan seksual. Eksplorasi tematik ini bertujuan untuk menjadi katarsis bagi frustasi dan kemarahan sehari-hari dalam melihat berbagai perilaku korup dan zalim di masyarakat.
Secara umum, Darah Nyai akan berkisah tentang pembunuhan Lisa, korban pemerkosaan yang jasadnya dibuang ke laut Pantai Selatan. Arkian, 'Nyai' yang murka atas tindakan keji tersebut kemudian memilih Rara untuk melakukan pembalasan dan penghakiman dengan memberikannya kekuatan supranatural.
"Film Darah Nyai adalah eksplorasi mitos Nyai Roro Kidul yang dilekatkan pada isu mafia perdagangan manusia dan korupsi sistemik yang biasa makan korban orang-orang kecil. Kesadisan adegan pembalasan dari Laut Selatan menjadi metafora sekaligus penyaluran (katarsis) amarah rakyat," imbuh Hikmat.
Film Darah Nyai dibintangi oleh Violla Georgie (sebagai Rara), Robet Chaniago (Ivan), Rory Asyari (Boni), Winner Wijaya (Dodi), Rayner Wijaya (Arthur), Wieshley Brown (Nathan), Vonny Anggraini (Inspektur Yanti), Jessica Katharina (Dayang Nyai Sumekar), Djenar Maesa Ayu (Mbak Endang), Paul Agusta (Mafia Perdagangan Manusia), dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Fakta Menarik Film Guna-Guna Istri Muda, Ada Sentuhan Poligami dan Mistis
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.