Museum MACAN Tampilkan Karya Seniman Kelompok Tromarama
01 December 2021 |
21:04 WIB
Museum MACAN menampilkan karya seniman kelompok Tromarama untuk ruang Seni Anak. Karya para sang seniman ini diciptakan untuk meningkatkan kesadaran akan lingkungan hidup dan keanekaragaman hayati di Indonesia dan menjadi media pendidikan yang menyenangkan untuk anak-anak.
Karya mereka disebutkan menggabungkan seni dan teknologi melalui sebuah instalasi digital yang imersif. Mereka mengeksplorasi hubungan antara manusia, alam, dan teknologi.
Berjudul Tromarama: The Lost Jungle, karya instalasi ini hadir sebagai bentuk refleksi akan kekayaan flora dan fauna di Indonesia juga ancaman yang yang dihadirkan oleh kegiatan manusia terhadap lingkungan ekologis, yang dapat mengakibatkan kepunahan hewan dan tumbuhan.
Di dalam The Lost Jungle atau Hutan Yang Hilang, penikmat akan mendapatkan pengalaman berupa simulasi digital secara langsung dari hutan yang merespons pada keadaan cuaca terkini di Jakarta.
Ekosistem digital dan pergerakan dari makhluk yang menghuni hutan virtual yang berada di museum akan diaktivasi melalui data cuaca yang didapatkan secara real time, seperti formasi awan, intensitas hujan, dan kecepatan angin.
Karya lain para seniman adalah 40ºC Fable (2021), yakni karya sajian video 3 kanal yang merespons pergerakan pengunjung melalui sebuah sensor gerak.
Sensor ini akan menangkap gerakan pengunjung di depan layar kemudian menunjukkan bahwa kegiatan manusia membawa dampak terhadap lingkungan.
Tromarama menyatakan The Lost Jungle and 40ºC Fable adalah simulasi digital interaktif yang khusus dibuat untuk Ruang Seni Anak di Museum MACAN.
“Kami membayangkan kembali hubungan antara manusia dan alam yang dimediasi oleh teknologi digital,” demikian tertulis dalam rilis.
Trorama menuturkan anak-anak dan keluarga diundang untuk melihat kembali hubungan timbal balik dari ketiga elemen ini, yang berperan penting dalam membentuk ekosistem masa depan.
Pameran Tromarama: The Lost Jungle akan dibuka dari 4 Desember 2021 hingga 15 Mei 2022 secara secara luring, dan pengunjung yang datang harus menjalani protokol kesehatan yang ketat.
Editor Fajar Sidik
Karya mereka disebutkan menggabungkan seni dan teknologi melalui sebuah instalasi digital yang imersif. Mereka mengeksplorasi hubungan antara manusia, alam, dan teknologi.
Berjudul Tromarama: The Lost Jungle, karya instalasi ini hadir sebagai bentuk refleksi akan kekayaan flora dan fauna di Indonesia juga ancaman yang yang dihadirkan oleh kegiatan manusia terhadap lingkungan ekologis, yang dapat mengakibatkan kepunahan hewan dan tumbuhan.
Di dalam The Lost Jungle atau Hutan Yang Hilang, penikmat akan mendapatkan pengalaman berupa simulasi digital secara langsung dari hutan yang merespons pada keadaan cuaca terkini di Jakarta.
Ekosistem digital dan pergerakan dari makhluk yang menghuni hutan virtual yang berada di museum akan diaktivasi melalui data cuaca yang didapatkan secara real time, seperti formasi awan, intensitas hujan, dan kecepatan angin.
Karya lain para seniman adalah 40ºC Fable (2021), yakni karya sajian video 3 kanal yang merespons pergerakan pengunjung melalui sebuah sensor gerak.
Sensor ini akan menangkap gerakan pengunjung di depan layar kemudian menunjukkan bahwa kegiatan manusia membawa dampak terhadap lingkungan.
Tromarama menyatakan The Lost Jungle and 40ºC Fable adalah simulasi digital interaktif yang khusus dibuat untuk Ruang Seni Anak di Museum MACAN.
“Kami membayangkan kembali hubungan antara manusia dan alam yang dimediasi oleh teknologi digital,” demikian tertulis dalam rilis.
Trorama menuturkan anak-anak dan keluarga diundang untuk melihat kembali hubungan timbal balik dari ketiga elemen ini, yang berperan penting dalam membentuk ekosistem masa depan.
Pameran Tromarama: The Lost Jungle akan dibuka dari 4 Desember 2021 hingga 15 Mei 2022 secara secara luring, dan pengunjung yang datang harus menjalani protokol kesehatan yang ketat.
Editor Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.