Museum MACAN Angkat Kurator dan Asisten Kuratorial Baru
21 July 2021 |
16:00 WIB
Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara atau yang lebih dikenal Museum MACAN memperkenalkan anggota profesional kurator baru dan juga benda koleksinya. Anggota baru itu adalah Sally Texania yang bergabung dengan sebagai kurator dan Aditya Lingga sebagai asisten kuratorial.
Sally dan Lingga akan memulai posisi kuratorialnya di Museum MACAN pada 2 Agustus 2021. Kedua anggota baru tersebut akan memulai bab karier baru dalam periode yang menantang sekaligus menyediakan banyak ruang eksplorasi, yaitu saat Museum MACAN sedang memperluas fokus kuratorial dan pendidikannya ke ranah program digital.
Direktur Museum MACAN Aaron Seeto mengungkapkan Sally dan Aditya membawa pengalaman, pengetahuan, dan rasa ingin tahu yang luar biasa ke departemen kuratorial. “Saya menyambut Sally Texania dan Aditya Lingga ke tim Museum MACAN," katanya.
Dia mengatakan, saat ini, seni dan perupa dibutuhkan untuk membantu menavigasi dalam mencari jalan keluar dari situasi yang penuh ketidakpastian. Saat ini, lanjutnya, setiap orang hidup dalam masa penuh disrupsi.
"Sally dan Lingga bergabung dengan kami pada saat yang sangat penting, dan kami berharap dapat melihat bagaimana pengalaman dan riset mereka akan berkontribusi pada program-program mendatang di Museum MACAN," katanya.
Selama 11 tahun terakhir, Sally telah berperan dalam sejumlah proyek kuratorial, termasuk Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan RI 'Senandung Ibu Pertiwi' pada 2017. Saat itu Sally bersama dengan Amir Sidharta, Asikin Hasan, dan Mikke Susanto melakukan kurasi.
Kemudian, dia juga juga mengurasi pameran koleksi permanen Museum Seni Rupa dan Keramik pada 2019. Antara 2014 dan 2016, dia menjabat sebagai Kepala Museum di Ciputra Artpreneur, dan saat ini menjabat sebagai salah satu kurator Jakarta Biennale 2021.
Sally belajar Seni Rupa/Studio di Institut de la Vierge Fidele, Belgia (2002- 03), kemudian melanjutkan studi Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (2004-09), dan menempuh studi Magister Sains Hubungan Internasional di Universitas Indonesia. Dia adalah seorang International Research Fellow di National Museum of Modern and Contemporary Art of Korea (MMCA) pada 2018.
Sementara Aditya Lingga, sebelum menjabat sebagai Asisten Kuratorial di Museum MACAN, adalah Pelaksana Program di Wot Batu, instalasi batu khas-tapak di Bandung, yang dibuat oleh perupa senior Sunaryo, serta Pelaksana Pameran di Bale Project, sebuah konsultan seni yang juga diprakarsai oleh Sunaryo.
Pengalaman profesionalnya antara lain bekerja sebagai program manager di Rachel Gallery, Jakarta (2016-17), Project Manager dalam pameran tunggal bertajuk ‘Tisna Sanjaya: Potret Diri Sebagai Kaum Munafik’ di Galeri Nasional Indonesia pada 2018,
Dia juga pernah mendapat kepercayaan sebagai project manager dalam pameran Bandung Contemporary Art Award (BaCaa) Assemblage pada tahun yang sama. Dia mendapatkan gelar Sarjana di bidang Seni Rupa dari Institut Teknologi Bandung (2013).
Editr: Roni Yunianto
Sally dan Lingga akan memulai posisi kuratorialnya di Museum MACAN pada 2 Agustus 2021. Kedua anggota baru tersebut akan memulai bab karier baru dalam periode yang menantang sekaligus menyediakan banyak ruang eksplorasi, yaitu saat Museum MACAN sedang memperluas fokus kuratorial dan pendidikannya ke ranah program digital.
Direktur Museum MACAN Aaron Seeto mengungkapkan Sally dan Aditya membawa pengalaman, pengetahuan, dan rasa ingin tahu yang luar biasa ke departemen kuratorial. “Saya menyambut Sally Texania dan Aditya Lingga ke tim Museum MACAN," katanya.
Dia mengatakan, saat ini, seni dan perupa dibutuhkan untuk membantu menavigasi dalam mencari jalan keluar dari situasi yang penuh ketidakpastian. Saat ini, lanjutnya, setiap orang hidup dalam masa penuh disrupsi.
"Sally dan Lingga bergabung dengan kami pada saat yang sangat penting, dan kami berharap dapat melihat bagaimana pengalaman dan riset mereka akan berkontribusi pada program-program mendatang di Museum MACAN," katanya.
Selama 11 tahun terakhir, Sally telah berperan dalam sejumlah proyek kuratorial, termasuk Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan RI 'Senandung Ibu Pertiwi' pada 2017. Saat itu Sally bersama dengan Amir Sidharta, Asikin Hasan, dan Mikke Susanto melakukan kurasi.
Kemudian, dia juga juga mengurasi pameran koleksi permanen Museum Seni Rupa dan Keramik pada 2019. Antara 2014 dan 2016, dia menjabat sebagai Kepala Museum di Ciputra Artpreneur, dan saat ini menjabat sebagai salah satu kurator Jakarta Biennale 2021.
Sally belajar Seni Rupa/Studio di Institut de la Vierge Fidele, Belgia (2002- 03), kemudian melanjutkan studi Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (2004-09), dan menempuh studi Magister Sains Hubungan Internasional di Universitas Indonesia. Dia adalah seorang International Research Fellow di National Museum of Modern and Contemporary Art of Korea (MMCA) pada 2018.
Sementara Aditya Lingga, sebelum menjabat sebagai Asisten Kuratorial di Museum MACAN, adalah Pelaksana Program di Wot Batu, instalasi batu khas-tapak di Bandung, yang dibuat oleh perupa senior Sunaryo, serta Pelaksana Pameran di Bale Project, sebuah konsultan seni yang juga diprakarsai oleh Sunaryo.
Pengalaman profesionalnya antara lain bekerja sebagai program manager di Rachel Gallery, Jakarta (2016-17), Project Manager dalam pameran tunggal bertajuk ‘Tisna Sanjaya: Potret Diri Sebagai Kaum Munafik’ di Galeri Nasional Indonesia pada 2018,
Dia juga pernah mendapat kepercayaan sebagai project manager dalam pameran Bandung Contemporary Art Award (BaCaa) Assemblage pada tahun yang sama. Dia mendapatkan gelar Sarjana di bidang Seni Rupa dari Institut Teknologi Bandung (2013).
Editr: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.