Tenun Sumba (Dok. Pendopo)

Rumah Kurasi Pendopo Angkat Keindahan Tenun Sumba

26 August 2021   |   20:00 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Rumah kurasi pakaian, kerajinan dan kuliner khas Indonesia, Pendopo, baru-baru ini bekerja sama dengan Harper's Bazaar untuk menggelar acara bertajuk Rindu Timur - Menelusuri Wastra Sumba sebagai bagian dari kampanye Rindu Timur.

Merchandising & Operation Director Pendopo Tasya Widya Krisnadi mengutarakan bahwa Tanah Sumba bagaikan hidden gem dengan keindahan alam yang luar biasa, serta memiliki khasanah budaya yang menarik perhatian, salah satunya adalah keindahan kainnya.

Potensi ini yang kemudian menggerakkan mereka untuk menggali lebih dalam tentang kekayaan budaya di Timur Indonesia yang diwakilkan oleh Sumba, melalui keindahan kain Tenun ikat Sumba dengan segala keunikan dan cerita di dalam prosesnya. 

"Kami ingin mengenalkan, bahwa selain kain Batik yang memang sudah mendunia, Indonesia juga memiliki kekayaan dan keragaman kain tradisional, dari daerah lain," ujarnya.

 

Masyarakat Sumba menjadikan motif pada kain tenun sebagai sarana untuk menuang gagasan, ide, serta pemikiran mereka. (Dok. Pendopo)

 

Masyarakat Sumba menjadikan motif pada kain tenun sebagai sarana untuk menuang gagasan, ide, serta pemikiran mereka. (Dok. Pendopo)


WARISAN BUDAYA TIMUR

Keindahan dan daya pikat dari tenun ikat khas ini dijaga oleh masyarakat adat Sumba dari masa ke masa dengan mempertahankan teknik penenunannya yang tradisional, mulai dari pemintalan benang, tahap pewarnaan secara alami, hingga proses penenunannya yang membutuhkan waktu 6 bulan hingga 3 tahun. 

Nuansa tribal dan back to nature dalam kearifan lokal terpancar dalam corak khas kain tenun Sumba ini sehingga membuatnya terlihat unik dan berbeda dari kain tenun lainnya.

Setiap kain Sumba ditenun dengan motif yang berbeda dan diberikan sisipan makna dan filosofi dari pengrajinnya sehingga memiliki nilai tersendiri. Misalnya, motif gurita yang melambangkan kebesaran seorang pemimpin, atau motif kakatua sebagai lambang persatuan dan kesatuan. 

 



Pewarna yang digunakan para penenun untuk membuat kain ini pun masih menggunakan bahan alami seperti akar mengkudu, lumpur, dan kayu.  Proses pembuatan kain dengan nilai-nilai budaya dari leluhur di dalam kain ini membuat tenun Sumba dianggap sebagai harta yang berharga dan diwariskan turun-temurun ke anak cucu.



 


 
1
2


SEBELUMNYA

Yuk Berwisata dari Rumah

BERIKUTNYA

Tetap Asyik dengan Citycation di Kota

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: