Hypereport: Tren Kuliner 2025 Akan Lebih Fokus Terhadap Low Waste Menus
28 November 2024 |
14:59 WIB
Lebih dari sekadar rasa atau mengisi perut, kuliner di dalam negeri pada 2025 memiliki perhatian yang lebih besar terhadap lingkungan. Dengan begitu, pada tahun depan, tren makanan akan lebih fokus terhadap low waste menu demi bumi yang lebih baik.
Chef Hengky Efendy mengatakan bahwa tren tersebut adalah upaya menekan sisa makanan menjadi sedikit. Dengan begitu, para koki diharapkan bisa mengatur atau mengolah bahan makanan agar tidak banyak sisa yang terbuang.
Tidak hanya itu, para konsumen sebagai juga dapat ikut “membantu” miminimalkan waste dengan menyantap habis hidangan yang disuguhkan dengan tren kuliner tersebut.
Baca Juga: Hypereport: Tren Kecantikan 2025, Selektif Pilih Bahan Aktif Skincare dan Tone Warna Make Up
“Tidak hanya di dunia perhotelan atau restoran, tetapi untuk yang mengolah dan bersantap di rumahan juga harus paham akan low waste menu ini agar sustainable food dapat meregenerasi,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Sama dengan tren setiap tahun, kuliner dengan konsep berkelanjutan juga masih akan terus menjadi tren pada 2025 dengan berbagai macam inovasi dan dukungannya terhadap produk-produk lokal.
Lewat kemampuannya, para koki akan membuat konsep makanan berkelanjutan menjadi eye catching bagi menu lain yang menjadi kompetitornya. “Makanan dengan konsep kelanjutan juga harus memberikan edukasi bagi pelanggan agar terjadinya regenerasi,” katanya.
Dia pun menilai bahwa tren makanan Indonesia akan selalu menjadi perhatian pada 2025. Bukan tanpa alasan, para koki Indonesia ingin memajukan atau memperkenalkan masakan khas Merah Putih kepada para pelanggan.
Mereka ingin menceritakan masakan yang diolah dari dapurnya kepada para pelanggan setia. Para chef, apalagi yang muda, ingin menyuguhkan narasi tentang bahan baku yang belum diketahui oleh para pelanggan.
Untuk itu, tidak jarang, para koki muda pun melakukan eksplorasi ke berbagai pelosok daerah di Indonesia untuk memberikan sensasi baru kepada konsumen. Narasi tentang asal bahan baku makanan yang menjadi suguhan kepada konsumen juga akan menjadi salah satu tren kuliner yang akan ramai pada 2025.
Para konsumen akan dimanjakan dengan cerita tentang asal-usul bahan yang terdapat dalam suatu makanan selain menikmati kelezatan makanan yang disajikan itu sendiri.
Eksplorasi bahan baku baru para chef muda dan berpengalaman ke berbagai daerah di Indonesia yang kaya dengan rempah-rempah juga menjadi salah satu cara bagai para chef dalam menciptakan inovasi baru.
Salah satu inovasi yang akan kian ramai adalah tren fusion makanan Indonesia dengan luar negeri. Koki-koki yang baru kembali dari luar negeri – dengan pengalaman yang dimiliki – akan melakukan eksplorasi dengan memadukan rempah Indonesia dan teknik memasak dari barat.
“[Sehingga] akan semakin menambah cita rasa dan penampilan makanan yang baru,” katanya.
Selain dari sisi bahan baku dan menu, pertunjukan atau show makanan juga akan menjadi bagian dari tren kuliner pada tahun depan. Pengunjung atau konsumen akan mendapatkan suguhan aksi live memasak saat sedang menikmati makanan.
Pertunjukan memasak tersebut bukan tanpa alasan. Hotel atau restoran memberikan penampilan tersebut untuk menimbulkan kesan freshness atau kesegaran terhadap hidangan yang disuguhkan kepada konsumen.
Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, makanan yang akan menjadi pilihan pada 2025 adalah hidangan yang sehat. “Artinya menyantap makanan yang mengandung protein misalnya seperti daging merah (sapi) atau daging putih (ayam) sedangkan yang tidak makan daging sumber protein bisa didapatkan dari tempe, tahu, dan sebagainya,” ujarnya.
Sementara dari sisi ekonomi, sektor kuliner memiliki peran penting. Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya – dalam laman Kemenparekraf – mengungkapkan bahwa Kementerian Ekonomi Kreatif telah menyusun kegiatan pembangunan guna mencapai target-target terkait ekonomi kreatif.
Penguatan sistem ekosistem kuliner menjadi salah satu dari kegiatan untuk mencapai target tersebut bersama dengan film, animasi, video, musik, fesyen, kriya, aplikasi, dan gim.
Dalam laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sub sektor kuliner menjadi salah satu pemberi kontribusi yang cukup besar, yaitu 30 persen dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sementara itu, sub sektor kuliner juga menjadi bagian yang terhubung dengan banyak sektor. Pengamat pariwisata Chusmeru menyebut bahwa pada tahun depan, sub sektor ekonomi kreatif kuliner memiliki peran penting dalam kedatangan wisatawan ke dalam negeri.
Menurutnya, para wisatawan yang datang ke Indonesia akan memburu kuliner yang ada di dalam negeri sebagai dampak efek Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR), yakni sensasi berupa perasaan senang dan rileks sebagai respons atas tayangan kuliner lewat konten media sosial para pesohor.
Baca Juga: Hypereport: Prediksi Tren Fashion 2025, Gaya Futuristis sampai Retro Klasik yang Modis
Editor: M. Taufikul Basari
Chef Hengky Efendy mengatakan bahwa tren tersebut adalah upaya menekan sisa makanan menjadi sedikit. Dengan begitu, para koki diharapkan bisa mengatur atau mengolah bahan makanan agar tidak banyak sisa yang terbuang.
Tidak hanya itu, para konsumen sebagai juga dapat ikut “membantu” miminimalkan waste dengan menyantap habis hidangan yang disuguhkan dengan tren kuliner tersebut.
Baca Juga: Hypereport: Tren Kecantikan 2025, Selektif Pilih Bahan Aktif Skincare dan Tone Warna Make Up
“Tidak hanya di dunia perhotelan atau restoran, tetapi untuk yang mengolah dan bersantap di rumahan juga harus paham akan low waste menu ini agar sustainable food dapat meregenerasi,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Sama dengan tren setiap tahun, kuliner dengan konsep berkelanjutan juga masih akan terus menjadi tren pada 2025 dengan berbagai macam inovasi dan dukungannya terhadap produk-produk lokal.
Lewat kemampuannya, para koki akan membuat konsep makanan berkelanjutan menjadi eye catching bagi menu lain yang menjadi kompetitornya. “Makanan dengan konsep kelanjutan juga harus memberikan edukasi bagi pelanggan agar terjadinya regenerasi,” katanya.
Dia pun menilai bahwa tren makanan Indonesia akan selalu menjadi perhatian pada 2025. Bukan tanpa alasan, para koki Indonesia ingin memajukan atau memperkenalkan masakan khas Merah Putih kepada para pelanggan.
Mereka ingin menceritakan masakan yang diolah dari dapurnya kepada para pelanggan setia. Para chef, apalagi yang muda, ingin menyuguhkan narasi tentang bahan baku yang belum diketahui oleh para pelanggan.
Untuk itu, tidak jarang, para koki muda pun melakukan eksplorasi ke berbagai pelosok daerah di Indonesia untuk memberikan sensasi baru kepada konsumen. Narasi tentang asal bahan baku makanan yang menjadi suguhan kepada konsumen juga akan menjadi salah satu tren kuliner yang akan ramai pada 2025.
Para konsumen akan dimanjakan dengan cerita tentang asal-usul bahan yang terdapat dalam suatu makanan selain menikmati kelezatan makanan yang disajikan itu sendiri.
Eksplorasi bahan baku baru para chef muda dan berpengalaman ke berbagai daerah di Indonesia yang kaya dengan rempah-rempah juga menjadi salah satu cara bagai para chef dalam menciptakan inovasi baru.
Salah satu inovasi yang akan kian ramai adalah tren fusion makanan Indonesia dengan luar negeri. Koki-koki yang baru kembali dari luar negeri – dengan pengalaman yang dimiliki – akan melakukan eksplorasi dengan memadukan rempah Indonesia dan teknik memasak dari barat.
“[Sehingga] akan semakin menambah cita rasa dan penampilan makanan yang baru,” katanya.
Selain dari sisi bahan baku dan menu, pertunjukan atau show makanan juga akan menjadi bagian dari tren kuliner pada tahun depan. Pengunjung atau konsumen akan mendapatkan suguhan aksi live memasak saat sedang menikmati makanan.
Pertunjukan memasak tersebut bukan tanpa alasan. Hotel atau restoran memberikan penampilan tersebut untuk menimbulkan kesan freshness atau kesegaran terhadap hidangan yang disuguhkan kepada konsumen.
Seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, makanan yang akan menjadi pilihan pada 2025 adalah hidangan yang sehat. “Artinya menyantap makanan yang mengandung protein misalnya seperti daging merah (sapi) atau daging putih (ayam) sedangkan yang tidak makan daging sumber protein bisa didapatkan dari tempe, tahu, dan sebagainya,” ujarnya.
Sementara dari sisi ekonomi, sektor kuliner memiliki peran penting. Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya – dalam laman Kemenparekraf – mengungkapkan bahwa Kementerian Ekonomi Kreatif telah menyusun kegiatan pembangunan guna mencapai target-target terkait ekonomi kreatif.
Penguatan sistem ekosistem kuliner menjadi salah satu dari kegiatan untuk mencapai target tersebut bersama dengan film, animasi, video, musik, fesyen, kriya, aplikasi, dan gim.
Dalam laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sub sektor kuliner menjadi salah satu pemberi kontribusi yang cukup besar, yaitu 30 persen dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sementara itu, sub sektor kuliner juga menjadi bagian yang terhubung dengan banyak sektor. Pengamat pariwisata Chusmeru menyebut bahwa pada tahun depan, sub sektor ekonomi kreatif kuliner memiliki peran penting dalam kedatangan wisatawan ke dalam negeri.
Menurutnya, para wisatawan yang datang ke Indonesia akan memburu kuliner yang ada di dalam negeri sebagai dampak efek Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR), yakni sensasi berupa perasaan senang dan rileks sebagai respons atas tayangan kuliner lewat konten media sosial para pesohor.
Baca Juga: Hypereport: Prediksi Tren Fashion 2025, Gaya Futuristis sampai Retro Klasik yang Modis
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.