Jangan Sembarangan Cat, 5 Jenis Furnitur yang Sebaiknya Dibiarkan Apa Adanya
21 November 2024 |
16:30 WIB
Mengubah furnitur lama dengan sedikit sentuhan cat bisa terasa tampaknya ide bagus. Akan tetapi, sebelum Genhype mengayunkan kuas, tunggu dulu. Ternyata, ada beberapa jenis furnitur yang lebih baik dibiarkan tanpa cat demi nilai estetika, sejarah, atau daya tahannya.
Furnitur merupakan salah satu elemen penting di rumah. Selain fungsinya yang beragam mulai dari tempat duduk atau menyimpan sesuatu, furnitur juga memberikan nilai estetika. Beberapa desain furnitur mampu membuat rumah menjadi lebih berkarakter.
Baca juga: Furnitur Bermaterial Besi: Simak Jenis, Penerapan, Kelebihan & Kekurangannya
Tidak hanya bentuk, warna furnitur juga seringkali memperkuat konsep interior di dalam ruangan. Terkait warna, tak jarang pemilik rumah mengecat ulang furnitur mereka untuk selera. Namun, sebaiknya Genhype tidak sembarangan dalam mengecat furnitur, karena ada beberapa perabotan yang tidak disarankan untuk dicat. Apa saja? Dikutip dari The Spruce, berikut informasi selengkapnya:
Genhype punya furnitur yang terlihat kuno atau lawas? Sebelum memutuskan untuk mengubah tampilannya, pastikan Genhype mengecek sejarahnya. Kalau umurnya sudah lebih dari 100 tahun, kemungkinan besar itu termasuk furnitur antik. Deborah Meyers, seorang seniman restorasi furnitur mengatakan, melapisi furnitur antik dengan cat bisa mengurangi nilainya secara signifikan, terutama jika barang itu punya nilai sejarah.
Meyers memiliki pengalaman tentang sebuah kabinet tua dengan veneer kayu burl yang sempat rusak sedikit. Alih-alih diperbaiki, pemiliknya malah mengecat ulang kabinet itu. Padahal, kerusakannya kecil dan sebenarnya bisa dipulihkan. Dengan demikian, penting untuk mempelajari latar belakang furnitur sebelum melakukan perubahan yang tidak bisa diubah kembali.
Jika Genhype punya furnitur baru, bahkan yang murah sekalipun sebaiknya tahan diri untuk mengecatnya. Cat sering kali tidak menempel sempurna pada permukaan finishing pabrik yang masih mulus. “Walaupun teknik pengecatannya benar, hasilnya tetap lebih rentan terkelupas dibandingkan finishing pabrik aslinya,” ujar Carrie Spalding, pendiri Lovely Etc, sebuah blog dan kanal YouTube tentang DIY dekorasi rumah.
Namun, Genhype bisa mengecat, kalau furnitur tersebut mulai terlihat aus setelah beberapa waktu, barulah Anda bisa mempertimbangkan opsi untuk mengecatnya.
Lemari atau kursi ukiran, biasanya sering dijumpai di rumah-rumah. Namun, furnitur dengan ukiran tangan atau ornamen rumit, seperti headboard bergaya klasik atau lemari antik, juga sebaiknya tidak dicat. Cat dapat menutupi detail indah yang menjadi daya tarik utama furnitur tersebut. Meyers mengatakan, mengecat bagian yang detail sering kali sulit dilakukan tanpa meninggalkan bekas tetesan atau hasil yang tidak rata.
Material kayu Cedar sering dipilih untuk furnitur luar ruangan karena ketahanannya terhadap cuaca. Mulai dari kursi teras Adirondack hingga trellis taman, cedar punya pola serat yang cantik dan daya tahan alami terhadap serangga dan pembusukan.
Vageesh Bakhshi, manajer senior produk untuk perawatan kayu eksterior di Sherwin-Williams mengatakan, mengecat cedar justru bisa menghilangkan kemampuan alaminya untuk melawan kerusakan, selain menutupi keindahan serat kayunya. Jadi, Sebagai alternatif, gunakan pelapis kayu seperti stain yang akan melindungi dan memperkuat karakter alami cedar.
Desain furnitur era midcentury modern, seperti meja kopi Noguchi atau kursi Eames, sering kali jadi incaran para kolektor. Furnitur dari era ini biasanya dibuat dari kayu solid seperti walnut atau teak, atau menggunakan veneer berkualitas tinggi.
Akan tetapi, mengecat furnitur seperti ini bisa merusak tampilan ikonisnya, menutupi pola serat kayu, atau bahkan mengurangi nilainya. Kalau Anda ingin furnitur ini tetap bernilai tinggi untuk diwariskan atau dijual di masa depan, sebaiknya hindari cat dan pelajari sejarahnya terlebih dahulu.
Baca juga: 3 Hal yang Perlu diperhatikan Sebelum Membeli Furnitur Online
Editor: M. Taufikul Basari
Furnitur merupakan salah satu elemen penting di rumah. Selain fungsinya yang beragam mulai dari tempat duduk atau menyimpan sesuatu, furnitur juga memberikan nilai estetika. Beberapa desain furnitur mampu membuat rumah menjadi lebih berkarakter.
Baca juga: Furnitur Bermaterial Besi: Simak Jenis, Penerapan, Kelebihan & Kekurangannya
Tidak hanya bentuk, warna furnitur juga seringkali memperkuat konsep interior di dalam ruangan. Terkait warna, tak jarang pemilik rumah mengecat ulang furnitur mereka untuk selera. Namun, sebaiknya Genhype tidak sembarangan dalam mengecat furnitur, karena ada beberapa perabotan yang tidak disarankan untuk dicat. Apa saja? Dikutip dari The Spruce, berikut informasi selengkapnya:
1. Furnitur Antik
Genhype punya furnitur yang terlihat kuno atau lawas? Sebelum memutuskan untuk mengubah tampilannya, pastikan Genhype mengecek sejarahnya. Kalau umurnya sudah lebih dari 100 tahun, kemungkinan besar itu termasuk furnitur antik. Deborah Meyers, seorang seniman restorasi furnitur mengatakan, melapisi furnitur antik dengan cat bisa mengurangi nilainya secara signifikan, terutama jika barang itu punya nilai sejarah. Meyers memiliki pengalaman tentang sebuah kabinet tua dengan veneer kayu burl yang sempat rusak sedikit. Alih-alih diperbaiki, pemiliknya malah mengecat ulang kabinet itu. Padahal, kerusakannya kecil dan sebenarnya bisa dipulihkan. Dengan demikian, penting untuk mempelajari latar belakang furnitur sebelum melakukan perubahan yang tidak bisa diubah kembali.
2. Furnitur Baru dengan Finishing Pabrik
Jika Genhype punya furnitur baru, bahkan yang murah sekalipun sebaiknya tahan diri untuk mengecatnya. Cat sering kali tidak menempel sempurna pada permukaan finishing pabrik yang masih mulus. “Walaupun teknik pengecatannya benar, hasilnya tetap lebih rentan terkelupas dibandingkan finishing pabrik aslinya,” ujar Carrie Spalding, pendiri Lovely Etc, sebuah blog dan kanal YouTube tentang DIY dekorasi rumah. Namun, Genhype bisa mengecat, kalau furnitur tersebut mulai terlihat aus setelah beberapa waktu, barulah Anda bisa mempertimbangkan opsi untuk mengecatnya.
3. Furnitur dengan Detail Rumit
Lemari atau kursi ukiran, biasanya sering dijumpai di rumah-rumah. Namun, furnitur dengan ukiran tangan atau ornamen rumit, seperti headboard bergaya klasik atau lemari antik, juga sebaiknya tidak dicat. Cat dapat menutupi detail indah yang menjadi daya tarik utama furnitur tersebut. Meyers mengatakan, mengecat bagian yang detail sering kali sulit dilakukan tanpa meninggalkan bekas tetesan atau hasil yang tidak rata.
4. Furnitur Luar Ruangan dari Kayu Cedar
Material kayu Cedar sering dipilih untuk furnitur luar ruangan karena ketahanannya terhadap cuaca. Mulai dari kursi teras Adirondack hingga trellis taman, cedar punya pola serat yang cantik dan daya tahan alami terhadap serangga dan pembusukan. Vageesh Bakhshi, manajer senior produk untuk perawatan kayu eksterior di Sherwin-Williams mengatakan, mengecat cedar justru bisa menghilangkan kemampuan alaminya untuk melawan kerusakan, selain menutupi keindahan serat kayunya. Jadi, Sebagai alternatif, gunakan pelapis kayu seperti stain yang akan melindungi dan memperkuat karakter alami cedar.
5. Furnitur Midcentury Modern
Desain furnitur era midcentury modern, seperti meja kopi Noguchi atau kursi Eames, sering kali jadi incaran para kolektor. Furnitur dari era ini biasanya dibuat dari kayu solid seperti walnut atau teak, atau menggunakan veneer berkualitas tinggi.Akan tetapi, mengecat furnitur seperti ini bisa merusak tampilan ikonisnya, menutupi pola serat kayu, atau bahkan mengurangi nilainya. Kalau Anda ingin furnitur ini tetap bernilai tinggi untuk diwariskan atau dijual di masa depan, sebaiknya hindari cat dan pelajari sejarahnya terlebih dahulu.
Baca juga: 3 Hal yang Perlu diperhatikan Sebelum Membeli Furnitur Online
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.