Gadget dan Anak, Risiko Speech Delay hingga Hilangnya Empati
21 November 2024 |
18:00 WIB
Seperti dua sisi mata uang, gawai pintar juga memiliki dampak negatif selain dampak positif – terutama bagi anak usia dini. Kondisi ini membuat Genhype harus menghindarkannya dari buah hati agar dampak negatif itu tidak dialami.
Konselor Sekolah Cikal Surabaya Tania Nurmalita mengatakan bahwa banyak orang tua menggunakan gawai pintar sebagai cara untuk meredakan tangis atau tantrum anak. Namun, langkah tersebut memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Salah satu dampak negatif penggunaan gawai pintar oleh anak adalah menurunkan kemampuan kognitif. Menurutnya, kondisi itu dapat terjadi karena gawai pintar yang digunakan oleh anak secara berlebihan membuat aktivitas motorik buah hati tidak banyak terlibat.
Baca Juga: Saran Psikolog Soal Penggunaan Gadget Anak, Coba Terapkan Yuk
“Kemampuan anak mengolah kosakata, mengolah informasi, dan kemampuan anak mengelola stimulus yang didapatkan akan semakin berkurang. Gadget umumnya hanya memberikan exposure secara audio visual, sehingga kemampuan motorik anak kurang terlatih jika terlalu sering menggunakan gadget,” katanya.
Selain berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak, berikut dampak negatif lain dari penggunaan gawai pintar secara berlebihan oleh anak.
Gawai pintar juga dapat memiliki dampak buruk berupa keterlambatan berbicara atau speech delay terhadap anak, sehingga akan mempengaruhi potensi komunikasi anak dalam keseharian.
Keterlambatan berbicara dapat terjadi lantaran anak mengalami kebingungan sebagai akibat perbedaan bahasa yang digunakan oleh ibu sehari-hari dengan bahasa yang didengar oleh anak dari gawai.
Dengan begitu, anak akan cenderung bingung mengekspresikan keinginannya dan lebih memilih diam kemudian menggunakan gesture untuk menunjukkan apa yang diinginkannya.
Dampak buruk lain dari penggunaan gawai secara berlebihan adalah anak memiliki rasa empati yang kurang lantaran penggunaan gawai berlebihan mengurangi interaksi anak dengan dunia luar sehingga kemampuan memahami dan merespon emosi orang lain pun juga berkurang.
Anak akan memvalidasi emosi berdasarkan sudut pandang sendiri. Kondisi ini membuat anak sulit berempati terhadap situasi orang lain dan anak akan kesulitan memposisikan dirinya di lingkungan sosial.
Anak juga dapat menyukai segala sesuatu yang instan ketika terpapar gawai secara berlebihan. Kebiasaan instan yang ditawarkan gadget, seperti mereset game setelah kalah atau mempercepat video, membuat anak sulit memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan cenderung kurang sabar, dan tidak menghargai proses.
Padahal, dunia nyata memiliki perbedaan dengan dunia gim. Segala sesuatu yang dilakukan oleh individu di dunia nyata dapat membekas dan berimbas kepada orang lain.
Baca Juga: Begini 5 Cara Mengatasi Anak Kecanduan Gadget
Editor: M. Taufikul Basari
Konselor Sekolah Cikal Surabaya Tania Nurmalita mengatakan bahwa banyak orang tua menggunakan gawai pintar sebagai cara untuk meredakan tangis atau tantrum anak. Namun, langkah tersebut memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Salah satu dampak negatif penggunaan gawai pintar oleh anak adalah menurunkan kemampuan kognitif. Menurutnya, kondisi itu dapat terjadi karena gawai pintar yang digunakan oleh anak secara berlebihan membuat aktivitas motorik buah hati tidak banyak terlibat.
Baca Juga: Saran Psikolog Soal Penggunaan Gadget Anak, Coba Terapkan Yuk
“Kemampuan anak mengolah kosakata, mengolah informasi, dan kemampuan anak mengelola stimulus yang didapatkan akan semakin berkurang. Gadget umumnya hanya memberikan exposure secara audio visual, sehingga kemampuan motorik anak kurang terlatih jika terlalu sering menggunakan gadget,” katanya.
Selain berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak, berikut dampak negatif lain dari penggunaan gawai pintar secara berlebihan oleh anak.
Speech Delay
Gawai pintar juga dapat memiliki dampak buruk berupa keterlambatan berbicara atau speech delay terhadap anak, sehingga akan mempengaruhi potensi komunikasi anak dalam keseharian.
Keterlambatan berbicara dapat terjadi lantaran anak mengalami kebingungan sebagai akibat perbedaan bahasa yang digunakan oleh ibu sehari-hari dengan bahasa yang didengar oleh anak dari gawai.
Dengan begitu, anak akan cenderung bingung mengekspresikan keinginannya dan lebih memilih diam kemudian menggunakan gesture untuk menunjukkan apa yang diinginkannya.
Anak Menjadi Kurang Empati
Dampak buruk lain dari penggunaan gawai secara berlebihan adalah anak memiliki rasa empati yang kurang lantaran penggunaan gawai berlebihan mengurangi interaksi anak dengan dunia luar sehingga kemampuan memahami dan merespon emosi orang lain pun juga berkurang.
Anak akan memvalidasi emosi berdasarkan sudut pandang sendiri. Kondisi ini membuat anak sulit berempati terhadap situasi orang lain dan anak akan kesulitan memposisikan dirinya di lingkungan sosial.
Anak Menjadi Suka dengan Hal Instan
Anak juga dapat menyukai segala sesuatu yang instan ketika terpapar gawai secara berlebihan. Kebiasaan instan yang ditawarkan gadget, seperti mereset game setelah kalah atau mempercepat video, membuat anak sulit memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan cenderung kurang sabar, dan tidak menghargai proses.
Padahal, dunia nyata memiliki perbedaan dengan dunia gim. Segala sesuatu yang dilakukan oleh individu di dunia nyata dapat membekas dan berimbas kepada orang lain.
Baca Juga: Begini 5 Cara Mengatasi Anak Kecanduan Gadget
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.