Ilustrasi anak menggunakan gadget didampingi orang tua (Sumber gambar: Freepik/Lifestylememory)

Saran Psikolog Soal Penggunaan Gadget Anak, Coba Terapkan Yuk 

23 December 2023   |   18:00 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Ragam macam gawai atau gadget yang ada saat ini telah banyak dipakai, tidak terbatas pada anak muda atau orang dewasa, tapi juga anak-anak untuk berbagai keperluan. Ibarat pisau bermata dua, penggunaan gadget pada anak bisa memberi dampak positif sekaligus negatif, tergantung bagaimana pengelolaannya. 

Gadget seperti ponsel pintar atau smartphone sampai tablet dapat dimanfaatkan untuk sarana hiburan dan edukasi anak. Namun demikian, perangkat yang sama juga bisa menimbulkan berbagai ancaman dari keamanan hingga konten yang tidak mendidik atau tidak sesuai usia. 

Dalam hal ini, perusahaan teknologi telah memberi perhatian khusus dengan menyediakan sejumlah fitur pendukung. Annisa Maulina, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, menyebut bahwa dengan kecanggihan gadget saat ini, orang tua memiliki kemudahan untuk mengendalikan penggunaan perangkat anak. 

Baca juga: 4 Tips Menggunakan Gadget yang Aman untuk Tingkatkan Kreativitas Anak

Adapun, saat ini ada banyak lembaga yang telah mengeluarkan rekomendasi penggunaan gadget untuk anak-anak. Pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), misalnya, yang menyatakan bahwa anak berusia di bawah 1 tahun tidak dianjurkan untuk memakai gawai. 

Sementara itu, anak berusia 2-4 tahun sudah bisa diberikan gadget dengan catatan khusus, yakni tidak lebih dari 1 jam per hari dan disertai dengan aktivitas fisik paling tidak 2 jam per hari. Lebih banyak aktivitas fisiknya, akan lebih baik. 

Psikolog Putu Andani berpendapat bahwa di luar batasan usia yang telah disebutkan, orang tua bisa memberikan buah hati mereka perangkat gadget yang memang diperlukan. Akan tetapi, dengan catatan screen time yang dibatasi dan disesuaikan serta diimbangi kegiatan fisik dan interaksi dua arah. 

“Selain itu, penerapan aturan penggunaan juga perlu dilakukan secara konsisten agar anak paham betul batasan-batasan screen time sehari-hari dan dapat tumbuh dengan optimal,” katanya. 

Putu membeberkan sejumlah tip yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mengatur penggunaan gadget anak. Apa saja? Yuk simak dan coba terapkan. 
 

1. Menciptakan zona bebas gadget di rumah 

Orang tua perlu memberi informasi yang jelas mengenai aturan zona bebas gadget di rumah. Misalnya, semua perangkat harus disimpan di keranjang yang disediakan ketika sedang makan bersama atau saat berada di dalam kamar. Aturan ini bukan cuma berguna untuk mengurangi durasi screen time, tapi juga membantu meningkatkan intensitas interaksi anggota keluarga. 
 

2. Screen time sebagai hadiah 

Selain menetapkan aturan khusus soal screen time harian atau mingguan, hal ini juga bisa digunakan sebagai hadiah atau reward yang bisa memotivasi anak. 

Putu mencontohkan, untuk anak-anak usia sekolah dasar, screen time bisa diberikan jika mereka sudah selesai mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Sementara untuk anak usia dini, screen time bisa diberikan sesuai batasan waktu setelah melakukan self-care routine. Tentunya, hadiah ini juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. 
 

3. Perbanyak edutainment 

Saat orang tua memberikan gadget sebagai alternatif kegiatan fisik buah hati, disarankan untuk menghadirkan gawai dengan konten dan aplikasi yang bersifat edutainment. Dengan begitu, anak bisa bersenang-senang dan bermain sembari tetap mendapat nilai-nilai positif seperti kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan memecahkan masalah. 
 

4. Kembangkan interaksi anak-orang tua 

Interaksi antara orang tua dan anak memainkan peranan vital dalam perkembangan si buah hati, baik dalam hal kognitif, akademik, sosial, dan emosional. Hal ini juga berlaku terkait penggunaan gawai mereka. 

Saat anak memainkan gadget, sebisa mungkin orang tua tetap menjaga interaksi dengan cara memberikan pendampingan. Lakukan komunikasi atau pembahasan soal konten yang dikonsumsi atau aplikasi yang dimainkan. Dengan cara ini, orang tua juga tetap bisa melakukan pengawasan sembari mencari tahu apa yang disukai oleh anak. 
 

5. Jangan fokus limitasi screen time, edukasi soal kegiatan fisik 

Alih-alih hanya menceramahi anak soal screen time gawai mereka, lakukan edukasi soal aktivitas fisik. Hal ini seringkali luput dilakukan orang tua. Perlu juga disampaikan edukasi soal dampak negatif dari screen time berlebih, dan pentingnya berkegiatan fisik. Cara ini akan membantu anak dan orang tua untuk fokus bukan kepada apa yang tidak boleh dilakukan, tapi apa yang bisa mereka lakukan bersama. 

Baca juga: Genhype Alami Kecemasan Berlebih Karena Gadget? Kenali Ciri Nomophobia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Terarium Peluang Bisnis Tanaman Minimalis di Tengah Kota Metropolis

BERIKUTNYA

Karya-karya yang Mencuri Perhatian di Pameran Pascamasa Galeri Nasional

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: