Mengenal Batik Kendil Emas, Warisan Budaya Asal Kendal yang Siap Mendunia
21 November 2024 |
17:00 WIB
Batik sebagai simbol warisan budaya Indonesia terus menjadi identitas bangsa yang memikat dunia. Setiap daerah dari Sabang sampai Merauke memiliki batik dengan karakteristik, corak, dan filosofi yang unik, termasuk Kabupaten Kendal, Jawa Tengah yang telah mematenkan koleksi motif batik bernama Kendil Emas.
Motif batik ini dirancang untuk melestarikan kekayaan budaya lokal dan seni Kedal sekaligus memperkenalkannya secara luas ke panggung nasional maupun internasional.
Batik Kendil Emas diluncurkan langsung oleh Bupati Kendal, Dico M. Ganinduto dan Ketua Dekranasda Kendal, Wynne Frederica dengan berkolaborasi bersama desainer Mel Ahyar.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Dama Kara dan Batik Paduka, Berdayakan Perajin dan Komunitas Difabel
“Nama Kendil Mas diambil dari cerita rakyat Kendal yang sarat nilai budaya dan kebijaksanaan serta mencerminkan semangat masyarakatnya,” ujar Wynne Frederica saat peluncuran Batik Kendil Emas.
Koleksi ini tidak hanya menghadirkan enam motif batik yang telah dipatenkan, seperti Bumi Kendala Purosogan dan Agra Samodra, tetapi juga mengusung filosofi mendalam. Motif-motif tersebut kemudian dirancang menjadi 5 jahitan baju utama yang merupakan simbol kebanggaan dan identitas masyarakat Kendal.
Koleksi baju yang dirancang oleh desainer Mel Ahyar tersebut telah menjadi milik masyarakat Kendal yang rencananya akan dipajang secara permanen di Perpustakaan Daerah Kendal sebagai lambang kebanggaan warga Kendal.
“Saya berharap siapa pun yang menjabat nantinya wajib menjaga dan memajang aset ini sebagai bagian dari warisan budaya Kendal,” ujar Bupati Kendal, Dico M. Ganinduto.
Sang desainer Mel Ahyar mengatakan, proses pembuatan koleksi baju tersebut memakan waktu sekitar tiga bulan. Untuk menghasilkan motif yang menghidupkan kembali cerita sejarah, serta mencerminkan keindahan topografi daerah ini, Mel Ahyar menggali secara langsung potensi lokal Kendal.
Mel mengatakan koleksi tersebut sebetulnya mencakup 20 desain model, di mana 5 koleksi utama diberikan kepada Kabupaten Kendal sebagai identitas budaya. Motif-motif tersebut juga dirancang untuk berbagai kebutuhan dari ready-to-wear hingga koleksi eksklusif sehingga dapat menjangkau masyarakat lokal maupun pasar yang lebih luas.
Dico M. Ganinduto berharap dengan peluncuran ini, Batik Kendal dapat terus menjadi kebanggaan masyarakat sekaligus mendunia. Pemerintah daerah juga telah menetapkan penggunaan batik Kendal sebagai seragam resmi ASN pada hari tertentu.
Langkah ini bertujuan untuk mendukung keberlanjutan ekonomi para perajin lokal, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keunikan Batik Kendal.
“Batik ini adalah aset budaya yang harus dijaga dan dilestarikan terus menerus. Harapan saya, siapapun Bupati Kendal berikutnya, tetap menjaga keberlangsungan dan kebanggaan ini sebagai warisan yang tidak ternilai,” tegas Dico M. Ganinduto.
Namun tentunya agar bisa digunakan secara luas oleh masyarakat, motif batik tersebut nantinya akan dicetak menjadi batik cap ataupun printing sehingga harga jualnya bisa menjadi lebih terjangkau dibandingkan dengan batik tulis.
Melalui inisiatif ini, Batik Kendal tidak hanya menjadi simbol kebanggaan daerah, tetapi juga mencerminkan komitmen kuat untuk menjaga dan mempromosikan warisan budaya Indonesia. Dengan semangat yang sama, Batik Kendil Emas diharapkan mampu bersinar dan mengharumkan nama Kendal di panggung dunia.
Keindahan dan keistimewaan Batik Kendal ini dipamerkan di Le Nusa Jakarta, restauran milik pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Melalui visualisasi cerita “Kendil Emas” yang diwujudkan dalam motif-motif batik, pengunjung pameran diharapkan dapat merasakan kedalaman dan keindahan budaya lokal yang berakar pada sejarah dan tradisi.
Frederica berharap, Batik Kendal dapat menjadi ikon budaya baru yang tidak hanya dikenal luas di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman.
Selain memperkenalkan Batik Kendal ke khalayak yang lebih luas, pameran ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk semakin menghargai dan melestarikan batik sebagai bagian dari warisan budaya yang tidak ternilai harganya.
Baca Juga: Pipiet Noorastuti Co-founder Nona Rara Batik yang Peduli Perajin Daerah
Editor: M. Taufikul Basari
Motif batik ini dirancang untuk melestarikan kekayaan budaya lokal dan seni Kedal sekaligus memperkenalkannya secara luas ke panggung nasional maupun internasional.
Batik Kendil Emas diluncurkan langsung oleh Bupati Kendal, Dico M. Ganinduto dan Ketua Dekranasda Kendal, Wynne Frederica dengan berkolaborasi bersama desainer Mel Ahyar.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Dama Kara dan Batik Paduka, Berdayakan Perajin dan Komunitas Difabel
“Nama Kendil Mas diambil dari cerita rakyat Kendal yang sarat nilai budaya dan kebijaksanaan serta mencerminkan semangat masyarakatnya,” ujar Wynne Frederica saat peluncuran Batik Kendil Emas.
Koleksi ini tidak hanya menghadirkan enam motif batik yang telah dipatenkan, seperti Bumi Kendala Purosogan dan Agra Samodra, tetapi juga mengusung filosofi mendalam. Motif-motif tersebut kemudian dirancang menjadi 5 jahitan baju utama yang merupakan simbol kebanggaan dan identitas masyarakat Kendal.
Koleksi baju yang dirancang oleh desainer Mel Ahyar tersebut telah menjadi milik masyarakat Kendal yang rencananya akan dipajang secara permanen di Perpustakaan Daerah Kendal sebagai lambang kebanggaan warga Kendal.
“Saya berharap siapa pun yang menjabat nantinya wajib menjaga dan memajang aset ini sebagai bagian dari warisan budaya Kendal,” ujar Bupati Kendal, Dico M. Ganinduto.
Sang desainer Mel Ahyar mengatakan, proses pembuatan koleksi baju tersebut memakan waktu sekitar tiga bulan. Untuk menghasilkan motif yang menghidupkan kembali cerita sejarah, serta mencerminkan keindahan topografi daerah ini, Mel Ahyar menggali secara langsung potensi lokal Kendal.
Mel mengatakan koleksi tersebut sebetulnya mencakup 20 desain model, di mana 5 koleksi utama diberikan kepada Kabupaten Kendal sebagai identitas budaya. Motif-motif tersebut juga dirancang untuk berbagai kebutuhan dari ready-to-wear hingga koleksi eksklusif sehingga dapat menjangkau masyarakat lokal maupun pasar yang lebih luas.
Dico M. Ganinduto berharap dengan peluncuran ini, Batik Kendal dapat terus menjadi kebanggaan masyarakat sekaligus mendunia. Pemerintah daerah juga telah menetapkan penggunaan batik Kendal sebagai seragam resmi ASN pada hari tertentu.
Langkah ini bertujuan untuk mendukung keberlanjutan ekonomi para perajin lokal, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keunikan Batik Kendal.
“Batik ini adalah aset budaya yang harus dijaga dan dilestarikan terus menerus. Harapan saya, siapapun Bupati Kendal berikutnya, tetap menjaga keberlangsungan dan kebanggaan ini sebagai warisan yang tidak ternilai,” tegas Dico M. Ganinduto.
Namun tentunya agar bisa digunakan secara luas oleh masyarakat, motif batik tersebut nantinya akan dicetak menjadi batik cap ataupun printing sehingga harga jualnya bisa menjadi lebih terjangkau dibandingkan dengan batik tulis.
Melalui inisiatif ini, Batik Kendal tidak hanya menjadi simbol kebanggaan daerah, tetapi juga mencerminkan komitmen kuat untuk menjaga dan mempromosikan warisan budaya Indonesia. Dengan semangat yang sama, Batik Kendil Emas diharapkan mampu bersinar dan mengharumkan nama Kendal di panggung dunia.
Keindahan dan keistimewaan Batik Kendal ini dipamerkan di Le Nusa Jakarta, restauran milik pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina. Melalui visualisasi cerita “Kendil Emas” yang diwujudkan dalam motif-motif batik, pengunjung pameran diharapkan dapat merasakan kedalaman dan keindahan budaya lokal yang berakar pada sejarah dan tradisi.
Frederica berharap, Batik Kendal dapat menjadi ikon budaya baru yang tidak hanya dikenal luas di Indonesia, tetapi juga di kancah internasional sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman.
Selain memperkenalkan Batik Kendal ke khalayak yang lebih luas, pameran ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk semakin menghargai dan melestarikan batik sebagai bagian dari warisan budaya yang tidak ternilai harganya.
Baca Juga: Pipiet Noorastuti Co-founder Nona Rara Batik yang Peduli Perajin Daerah
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.