Produser Tia Hasibuan & Sutradara Joko Anwar (Sumber gambar: Hypeabis.id/Eudebio Chrysnamurti)

Pesan Sineas Indonesia untuk Saling Jaga Ekosistem Kebudayaan di FFI 2024

21 November 2024   |   14:57 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Dunia perfilman Indonesia tengah menapaki satu periode penting, setelah jumlah penonton bioskop mencapai lebih dari 72 juta sepanjang 2024. Capaian ini diprediksi masih belum berakhir, karena jumlahnya sangat mungkin bertambah sampai tutup tahun nanti.

Pada periode yang sama, pergantian pemerintahan Indonesia juga melahirkan sejumlah kebijakan baru, termasuk munculnya Kementerian Kebudayaan yang menaungi urusan budaya, salah satunya adalah film.

Dua pijakan penting ini disambut penuh harap dan cemas dalam satu sisi oleh para sineas. Mereka pun memberikan pesan khusus kepada Kementerian Kebudayaan yang masih baru ini agar program-program yang akan dijalankan, khususnya terkait film, bisa sejalan dan makin mendukung ekosistem yang kini mulai membaik.

Baca Juga: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih Piala Citra FFI 2024

Sutradara Joko Anwar, setelah menerima Piala Nya’ Abbas Akub untuk Film Pilihan Penonton terfavorit, mengatakan dalam satu tahun terakhir ini, perfilman Indonesia memang menunjukkan satu koneksi yang kuat.

Menurutnya, 72 juta penonton Indonesia yang datang ke bioskop menjadi bukti bahwa era baru sinema Indonesia telah dimulai lagi. Perkembangan yang baik ini, lanjutnya, mesti bisa dipertahankan dan ditingkatkan.

Joko mengatakan Indonesia pernah mengalami masa keemasan sebanyak tiga kali. Pertama, sebelum masa kemerdekaan dari medio 1940-an. Kedua, pada era 1970-an sampai 1980-an. Ketiga, adalah saat ini, periode selepas pandemi hingga setelahnya.

“Pada masa-masa keemasan itu, ada satu ciri khas yang sama, yakni kedekatan pembuat film dan penonton tinggi itu erat banget. Filmaker bisa menciptakan film yang relevan dengan isu atau apa yang tengah terjadi di masyarakat,” ucap Joko Anwar.

Menurut Joko, untuk sampai pada periode ini tidaklah mudah. Sebab, ada kalanya pembuat film dan penonton seperti jalan sendiri dan tidak seirama. Padahal, keduanya penting untuk saling terkait.

Dalam hal ini, menciptakan ekosistem perfilman yang baik menjadi kuncinya. Dengan ekosistem berkarya yang baik, sineas bisa membuat film yang relevan dan penonton pun bisa menyambut dan mengapresiasinya.

Jika dibaca dalam konteks yang lebih luas, Joko menyebut ekosistem tak hanya perihal penonton dan sineas saja, tetapi juga industri, dan tak kalah penting pemerintah. Dengan adanya Kementerian Kebudayaan ini, Joko berharap keberlanjutan menjaga ekosistem ini bisa berjalan dengan mulus.

“Selama 8-10 tahun, hubungan sineas dengan kementerian itu erat banget. Banyak program dari kementerian yang mendukung perfilman. Sekarang ada pergantian, jangan sampai program-program yang bagus itu digantikan oleh sesuatu yang belum terbukti,” ucapnya.

Joko berharap bidang perfilman akan tetap diisi oleh para profesional yang telah menangani film dalam satu dekade terakhir. Sebab, dengan mereka tetap berada di posisinya, program-program baik akan terus dilanjutkan.

Sementara itu, sineas Faza meonk juga mengungkap hal senada. Dia berharap kehadiran kementerian baru ini bisa makin mendukung perkembangan perfilman, lebih khusus lagi bidang animasi.

“Pak Menteri dan Pak Wamen, sektor animasi masih butuh bantuan,” ucapnya.

Faza menyebut animasi memang belum menjadi produksi film yang lazim di Indonesia. Hal itu terbukti dalam nominasi kategori animasi panjang, hanya ada 3 film saja yang lolos.

Menurutnya, perlu ada dorongan agar produksi film animasi panjang lebih banyak lagi. Dengan demikian, secara industri dan kompetisinya itu akan lebih berjalan.

Memang, kata Faza, membuat animasi itu butuh banyak kesabaran. Selain biaya yang cukup tinggi, prosesnya pun biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama. Dia berharap ke depan makin banyak investor maupun produksi yang mau rela bersabar melahirkan film-film animasinya sendiri.

“Saya meyakini, animasi bisa menjadi salah satu sumber diplomasi budaya bagi Indonesia ke depan,” tegasnya.

Baca Juga: Momen Haru Ringgo Agus Rahman & Nirina Zubir Raih Piala Citra Pemeran Utama Terbaik FFI 2024

Editor: M. Taufikul Basari 

SEBELUMNYA

Bawa Dual Chip Flagship, Intip Bocoran Spesifikasi iQOO 13

BERIKUTNYA

Mengenal Batik Kendil Emas, Warisan Budaya Asal Kendal yang Siap Mendunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: