Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih Piala Citra FFI 2024
21 November 2024 |
09:00 WIB
Festival Film Indonesia (FFI) 2024 telah menggelar malam penganugerahan Piala Citra di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Rabu malam (21/11/2024). Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film tampil sebagai pemenang Film Terbaik 2024.
Karya produksi Cerita Films dan Imajinari yang disutradarai oleh Yandy Laurens tersebut mengungguli empat karya lainnya di kategori nominasi yang sama, yakni Crocodile Tears, Kabut Berduri, Samara, dan Siksa Kubur.
Baca juga: Catat, Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Akan Tayang di Netflix pada 29 Maret 2024
Yandy mengatakan dirinya masih mencoba mencerna apa yang tengah terjadi pada malam penganugerahan ini. Pasalnya, sutradara berumur 35 tahun itu masih tak menyangka karya garapannya bisa memenangkan Film Terbaik 2024.
Yandy pun mengenang kembali bagaimana suka duka produksi film panjang keduanya, setelah Keluarga Cemara (2018). Menurutnya, perjalanan membuat film ini jadi sungguhlah panjang.
Sebelum memulai produksi, Yandy telah terlebih dahulu mendapatkan banyak penolakan dari produser dan PH film. Sebab, film yang akan dibuatnya ini mengusung tema percintaan di usia dewasa, hal yang sebenarnya kurang lazim di Indonesia.
Tak hanya itu, film tersebut pun hadir dengan warna hitam putih. Dua kombinasi ini membuat beberapa PH film tidak berani mengeksekusi karyanya.
Hingga kemudian, naskah film itu tiba-tiba sampai ke meja PH Imajinari milik Ernest Prakasa. Mereka, yang masih punya keberanian mengambil risiko, pun bersepakat untuk mewujudkan film ini ada.
“Kami di Cerita Films itu benar-benar tim kecil. Kalau kami habis develop skrip, kan kami pesen makan, abis itu yang cuci piring itu kami juga. Jadi, maksudnya, pengerjaan film ini memang sangat indie dan homade,” ucapnya
Ketika Yandy bersama Cerita Films bertemu dengan Imajinari, dua rumah produksi yang masih sangat muda ini pun hanya melakukan pertemuan di sebuah kedai kopi. Yandy tak menyangka film yang dibuat dengan proses yang ‘sangat rumahan’ ini bisa memenangkan kategori bergengsi ini.
Yandy pun berterima kasih kepada para pemain dan tim produksi yang sudah percaya pada proyek film ini. Menurutnya, kemenangan ini tak akan bisa terjadi kalau orang-orang yang terlibat tidak ikut berjuang menjadikan film ini ada.
“Membuat film ini membuat saya belajar bahwa sesuatu yang paling mahal adalah dipercaya dan diberi kesempatan,” tuturnya.
Sementara itu, produser Ernest Prakasa mengatakan sedari awal naskah itu sampai ke rumah produksinya, memang tak butuh waktu lama untuk mengiyakannya. Menurutnya, film ini memang punya cerita dan visi yang sangat kuat.
Ernest mengelak bila Imajinari punya peran besar dalam film ini. Menurut dia, Yandy dan Cerita Films merupakan aktor utama dari film ini. Naskahnya pun, kata Ernest, sudah sangat matang sejak awal pitching.
Bos Imajinari itu bercerita, sebagai produser, hal yang cukup menjadi beban ketika menggarap film ini ialah menyeimbangkan urusan bisnis dan seni.
Sebab, meski sebuah film telah digarap dengan ide artistik yang menarik, pada ujungnya hal lain yang harus dipikirkan ialah bagaimana film itu bisa bertemu dengan penonton sebanyak-banyaknya.
“Semua piala dan perolehan jumlah penonton yang glamor ini enggak ada gunanya kalau kita enggak bisa memberikannya kembali kepada denyut jantung perfilman kita, yaitu semua kru perfilman Indonesia,” tegasnya.
Pada ajang FFI 2024, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film mendominasi raihan Piala Citra. Film ini total memenangkan tujuh piala dari 11 nominasi yang diperoleh.
Selain Film Terbaik, karya ini juga mendapatkan piala Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Ringgo Agus Rahman dan Pemeran Utama Perempuan Terbaik untuk Nirina Zubir.
Lalu, Sheila Dara Aisha juga memenangkan Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik dan Alex Abbad menjadi peraih Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Yandy Laurens juga turut memenangkan piala kategori Penulis Skenario Asli Terbaik. Adapun satu piala lainnya dimenangkan Donne Maula di kategori Pencipta Lagu Terbaik.
Film ini bercerita tentang Hana (Nirina Zubir) yang tengah mengalami tragedi kesedihan yang luar biasa. Hana diketahui sedang berduka karena suami tercintanya telah meninggal dunia. Sejak saat itu, baginya hidup terasa hitam dan putih. Tidak ada lagi alasan untuk tetap bertahan.
Bagus (Ringgo Agus Rahman), yang menjadi teman sekolah Hana, terlihat datang ke hidupnya lagi. Bagus tahu betul perasaan duka yang sedang dirasakan oleh Hana. Namun, diam-diam dirinya mencoba menuliskan kisah Hana menjadi naskah film sebagai kejutan untuknya. Tanpa sadar, Bagus rupanya jatuh cinta dengan Hana.
Baca juga: Daftar Pemain Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, Ringgo Agus Rahman sampai Nirina Zubir
Editor: Dika Irawan
Karya produksi Cerita Films dan Imajinari yang disutradarai oleh Yandy Laurens tersebut mengungguli empat karya lainnya di kategori nominasi yang sama, yakni Crocodile Tears, Kabut Berduri, Samara, dan Siksa Kubur.
Baca juga: Catat, Film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Akan Tayang di Netflix pada 29 Maret 2024
Yandy mengatakan dirinya masih mencoba mencerna apa yang tengah terjadi pada malam penganugerahan ini. Pasalnya, sutradara berumur 35 tahun itu masih tak menyangka karya garapannya bisa memenangkan Film Terbaik 2024.
Yandy pun mengenang kembali bagaimana suka duka produksi film panjang keduanya, setelah Keluarga Cemara (2018). Menurutnya, perjalanan membuat film ini jadi sungguhlah panjang.
Produser, sutradara, dan pemain film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (Sumber gambar: Hypeabis.id/Eudebio Chrysnamurti)
Tak hanya itu, film tersebut pun hadir dengan warna hitam putih. Dua kombinasi ini membuat beberapa PH film tidak berani mengeksekusi karyanya.
Hingga kemudian, naskah film itu tiba-tiba sampai ke meja PH Imajinari milik Ernest Prakasa. Mereka, yang masih punya keberanian mengambil risiko, pun bersepakat untuk mewujudkan film ini ada.
“Kami di Cerita Films itu benar-benar tim kecil. Kalau kami habis develop skrip, kan kami pesen makan, abis itu yang cuci piring itu kami juga. Jadi, maksudnya, pengerjaan film ini memang sangat indie dan homade,” ucapnya
Ketika Yandy bersama Cerita Films bertemu dengan Imajinari, dua rumah produksi yang masih sangat muda ini pun hanya melakukan pertemuan di sebuah kedai kopi. Yandy tak menyangka film yang dibuat dengan proses yang ‘sangat rumahan’ ini bisa memenangkan kategori bergengsi ini.
Yandy pun berterima kasih kepada para pemain dan tim produksi yang sudah percaya pada proyek film ini. Menurutnya, kemenangan ini tak akan bisa terjadi kalau orang-orang yang terlibat tidak ikut berjuang menjadikan film ini ada.
“Membuat film ini membuat saya belajar bahwa sesuatu yang paling mahal adalah dipercaya dan diberi kesempatan,” tuturnya.
Sementara itu, produser Ernest Prakasa mengatakan sedari awal naskah itu sampai ke rumah produksinya, memang tak butuh waktu lama untuk mengiyakannya. Menurutnya, film ini memang punya cerita dan visi yang sangat kuat.
Ernest mengelak bila Imajinari punya peran besar dalam film ini. Menurut dia, Yandy dan Cerita Films merupakan aktor utama dari film ini. Naskahnya pun, kata Ernest, sudah sangat matang sejak awal pitching.
Bos Imajinari itu bercerita, sebagai produser, hal yang cukup menjadi beban ketika menggarap film ini ialah menyeimbangkan urusan bisnis dan seni.
Sebab, meski sebuah film telah digarap dengan ide artistik yang menarik, pada ujungnya hal lain yang harus dipikirkan ialah bagaimana film itu bisa bertemu dengan penonton sebanyak-banyaknya.
“Semua piala dan perolehan jumlah penonton yang glamor ini enggak ada gunanya kalau kita enggak bisa memberikannya kembali kepada denyut jantung perfilman kita, yaitu semua kru perfilman Indonesia,” tegasnya.
Pada ajang FFI 2024, Jatuh Cinta Seperti di Film-Film mendominasi raihan Piala Citra. Film ini total memenangkan tujuh piala dari 11 nominasi yang diperoleh.
Selain Film Terbaik, karya ini juga mendapatkan piala Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Ringgo Agus Rahman dan Pemeran Utama Perempuan Terbaik untuk Nirina Zubir.
Lalu, Sheila Dara Aisha juga memenangkan Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik dan Alex Abbad menjadi peraih Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Yandy Laurens juga turut memenangkan piala kategori Penulis Skenario Asli Terbaik. Adapun satu piala lainnya dimenangkan Donne Maula di kategori Pencipta Lagu Terbaik.
Film ini bercerita tentang Hana (Nirina Zubir) yang tengah mengalami tragedi kesedihan yang luar biasa. Hana diketahui sedang berduka karena suami tercintanya telah meninggal dunia. Sejak saat itu, baginya hidup terasa hitam dan putih. Tidak ada lagi alasan untuk tetap bertahan.
Bagus (Ringgo Agus Rahman), yang menjadi teman sekolah Hana, terlihat datang ke hidupnya lagi. Bagus tahu betul perasaan duka yang sedang dirasakan oleh Hana. Namun, diam-diam dirinya mencoba menuliskan kisah Hana menjadi naskah film sebagai kejutan untuknya. Tanpa sadar, Bagus rupanya jatuh cinta dengan Hana.
Baca juga: Daftar Pemain Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, Ringgo Agus Rahman sampai Nirina Zubir
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.