Koleksi Merdi Sihombing (Sumber Foto: The Flying Cloth)

Keindahan Kain Shibori Karya Perajin Simangulampe di Fashion Show Merdi Sihombing x Humbang Kriya

18 November 2024   |   16:06 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Merdi Sihombing merayakan 25 tahun berkarya di industri mode Tanah Air dengan menghelat pameran The Flying Cloth. Acara yang dipersembahkan oleh Kementerian Kebudayaan, Indonesian Heritage Agency, dan Museum Nasional Indonesia ini berlangsung pada 11-24 November 2024. 
 
Salah satu kegiatan menarik di The Flying Cloth adalah fashion show bertajuk Simangulampe karya Merdi Sihombing x Humbang Kriya, yang merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Rumah Kreatif Sinar Mas.

Kolaborasi Merdi Sihombing dan Humbang Kriya bermula sejak 2016. Saat itu, Dumasi Marisina M. Samosir, Direktur PT Asuransi Sinar Mas, dan pembina Rumah Kreatif Sinar Mas mengajak Merdi untuk membantu melatih para pelaku UMKM Humbang Kriya di Kawasan Dolok Sanggul, Sumatera Utara.  
 
“Lewat Humbang Kriya ini saya mencoba membangkitkan kembali budaya kain ikat celup dengan mengajarkannya ke para perajin Humbang Kriya,” kata Merdi. 

Baca juga: Merdi Sihombing Gelar Pameran The Flying Cloth Rayakan Perjalanan 25 Tahun Berkarya
 
Lebih lanjut dia berujar, yang diajarkan pada para perajin bukan hanya tentang cara membuatnya, tapi juga bahan-bahan pewarnanya yang semua berasal dari alam. Dari sanalah kemudian lahir produk unggulan dari Humbang Kriya yang bernama Humbang Shibori.

"Humbang Shibori menjadi produk yang sangat disukai karena motifnya yang unik dan kainnya juga nyaman dipakai. Selain itu, produk ini mendukung sustainable fashion lewat teknik pewarnaannya yang alami,” ungkap Dumasi.
 

(Sumber Foto: The Flying Cloth)

Merdi Sihombing dan Dumasi Marisina (Sumber Foto: The Flying Cloth)

Sejak awal para perajin Humbang Kriya telah memanfaatkan bahan-bahan dari alam sebagai pewarna alami kain mereka, seperti rumput, kayu, dan tanaman lainnya. Sampai akhirnya pada 2024, Merdi menggagas sebuah ide baru untuk menggunakan sampah dapur hotel sebagai bahan pewarna kain Humbang Shibori. 
 
“Saat ini kita bekerja sama dengan Coffee Hotel Ayola Dolok Sanggul (CHADS) untuk mengumpulkan sampah dapur mereka, seperti kulit kentang, kunyit, wortel, dan aneka buah-buahan," kata Dumasi.

Sampah ini akan direbus hingga keluar warnanya, lalu disaring airnya. Kain yang sudah diikat-ikat akan direndam dalam air tersebut. Proses merendamnya pun harus berkali-kali sehingga membutuhkan waktu yang lama.
 
Meskipun saat ini mereka baru berkolaborasi dengan satu hotel, Dumasi berharap pada masa mendatang, akan lebih banyak lagi hotel-hotel yang mau bekerja sama dalam memberikan sampah dapur mereka. 
 

Makna Peragaan Busana Simangulampe 

Merdi mengatakan bahwa fashion show bertajuk Simangulampe ini penuh dengan kisah menarik. Selain mengungkap cerita tentang produk Humbang Kriya, acara peragaan busana ini juga persembahan khusus untuk warga Desa Simangulampe, Sumatera Utara yang mengalami bencana gempa bumi dan longsor pada 2023.
 
“Beberapa warga Desa Simangulampe ikut membuat kain Humbang Shibori yang ditampilkan di fashion show ini, jadi kita membantu mereka untuk mendapatkan sumber penghasilan baru setelah daerah mereka mendapat musibah,” katanya.
 

Koleksi busana Merdi Sihombing × Humbang Kriya

Koleksi busana Merdi Sihombing × Humbang Kriya (Sumber Foto: The Flying Cloth)

Sebuah film pendek tentang pengalaman para perajin dari Simangulampe yang ikut serta dalam membuat kain Humbang Shibori pun turut ditampilkan pada awal peragaan busana.
 
Secara keseluruhan terdapat 15 koleksi yang dihadirkan Merdi Sihombing x Humbang Kriya di runway. Koleksi ini terdiri dari kain sutra motif Humbang Shibori yang dipadukan dengan kain tenun songket dan ulos dari Merdi Sihombing. 
 
Warna-warna cerah dari kain tenun Merdi terlihat serasi dengan kain Humbang Shibori yang lebih lembut dengan warna khas alam. Sebagai pelengkap, dia juga menambahkan tas kerajinan dari tanaman purun serta aksesori dari recycle kaca dan perajin perak.
 

Busana yang ditampilkan di peragaan busana Simangulampe (Sumber Foto: The Flying Cloth)

Busana yang ditampilkan di peragaan busana Simangulampe (Sumber Foto: The Flying Cloth)

Sedangkan untuk desain busananya, Merdi terinspirasi dari perjalanan sejarah baju tradisional Batak yang mulai dipengaruhi budaya melayu. Para model yang melenggang di runway mengenakan koleksi Simangulampe merupakan  tokoh wanita hebat seperti Aviliani, Vera Eve Lim, Lies Permana Lestari, Miranda Goeltom, dan Shinta Maruarar Sirait.
 
“Saya ingin memperlihatkan the journey of Batak clothing lewat peragaan busana ini, jadi ketika dulu budaya melayu mulai masuk ke budaya Batak, para wanita Batak memakai baju kurung, koleksi Humbang Shibori ini sebagian besar aku jadikan baju kurung yang aku padukan dengan kain tenun Merdi Sihombing,” jelas Merdi.
 
Terakhir Merdi Sihombing mengungkapkan, bahwa pergelaran The Flying Cloth adalah proyek kolaborasinya dengan berbagai pihak. Terutama para perajin lokal yang menampilkan budaya khas mereka tersendiri dan tetap menjunjung konsep keberlanjutan. Diharapkan dengan melihat pergelaran ini pengetahuan masyarakat tentang sustainability serta budaya Indonesia di bidang fesyen akan semakin luas.

Baca juga: Ragam Wastra dan Budaya Batak di Pameran The Flying Cloth Merdi Sihombing

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

The Lantis Rilis Lagu Anyar "Bunga Maaf" tentang Penyesalan Akibat Ego

BERIKUTNYA

3 Resep Clear Soup yang Nikmat Disantap saat Musim Hujan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: