Cine Concert Film Samsara Karya Garin Nugroho Siap Hadir di Yogyakarta & Jakarta
16 November 2024 |
07:00 WIB
Sutradara Garin Nugroho sepertinya tak henti membuat karya dan kejutan baru bagi sinefil. Setelah beberapa tahun silam berhasil membuat publik tercengang lewat film Setan Jawa (2017), Garin kembali memperkenalkan karya terbarunya, Samsara.
Ya, setelah berhasil memukau publik di Esplanade Concert Hall, Singapura, dan Indonesia Bertutur, Bali, film bisu itu sepertinya akan menyedot perhatian lebih luas. Sebab, versi cine concert dari film Samsara akan diputar di Yogyakarta, dan Jakarta.
Baca juga: Cine-concert Samsara Karya Garin Nugroho Dapat Sambutan Meriah di Singapura
Gita Fara, produser film Samsara mengatakan, diputarnya cine concert di Yogyakarta dan Jakarta adalah untuk memberikan inspirasi bagi publik. Terutama untuk memberikan perspektif baru bagi para sinefil untuk menikmati film dengan cara yang berbeda.
Gita mengungkap, cine concert dari film ini digadang bakal memberi impresi yang berbeda saat seseorang menikmati film. Sebab, musik dari film tersebut akan disajikan secara langsung di depan penonton alih-alih direkam seperti film pada umumnya.
Menurut Gita, Samsara memang dibuat dalam versi hibrida. Selain disajikan dalam bentuk cine concert, film ini juga hadir dalam versi cinema. Kedua format tersebut disebut juga akan memberikan nuansa berbeda saat disaksikan dari atas panggung ataupun layar bioskop.
"Semangatnya memang melakukan penjelajahan dan inovasi. Sebab, karya-karya dari insan kreatif Indonesia makin lama kian bervariasi, baik dari segi penjelajahan dan format. Cine concert ini hanyalah cara baru untuk menciptakan pasar baru," katanya saat konferensi pers di Jakarta pada Jumat, (15/11/24).
Selaras, Billy Gamaliel, Program Manager Indonesia Kaya mengatakan, film merupakan salah satu ekspresi budaya yang dekat di hati masyarakat. Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, pihaknya juga mendukung pementasan cine concert Samsara agar semakin banyak publik menikmati film dengan cara baru.
Billy berharap, pertunjukan tersebut juga dapat menjadi hiburan yang mengedukasi,karena ada banyak wawasan tradisi di dalamnya. Termasuk memberi inspirasi baru bahwa film juga bisa berangkat dari nilai-nilai tradisi yang diselaraskan dengan pendekatan termutakhir.
"Sejak world premiernya di Singapura, Samsara ini banyak menyita perhatian publik internasional. Harapannya, cine concert ini juga bisa menarik antusiasme masyarakat, dan bisa dihelat di kota-kota lain di Indonesia," katanya.
Sutradara Garin Nugroho mengatakan inspirasi Samsara berangkat dari puncak-puncak budaya di dunia. Yaitu dengan menghidupkan kembali era-era keemasan dari masa lalu, dan situasi hari ini lewat seni media baru, lalu memadukannya dalam format film.
Samsara, menurut Garin berangkat dari era keemasan film-film bisu pada dekade 1930-an yang dikenal sebagai golden era cinema. Di sisi lain, Garin juga memadukan irisan tersebut dengan era keemasan di dunia timur, yakni wayang kulit, sebagai cerminan budaya adiluhung bangsa Indonesia.
"Kalau Anda datang ke museum-museum dunia wayang kulit itu, menjadi pengantar untuk sejarah film. Karena wayang kulit itu arah pakelirannya sama dengan film, masuk dari kiri, kalau keluar masuk lewat kanan lagi. Ini juga menggabungkan film bisu, wayang kulit, dan musik EDM," katanya.
Sementara itu, Ario Bayu, salah satu pemain film Samsara mengatakan, film ini merupakan salah satu produk budaya yang bisa teresonansi secara universal. Film bisu ini juga memberi tantangan baru baginya, sebab, jarang sekali Ario bermain film tanpa dialog sehingga harus mengedepankan ekspresi.
Selain harus menghadirkan citraan ekspresi lewat tubuh, aktor berusia 39 tahun itu juga harus bereksposisi dengan mimik dan raut wajah yang terbatas. Terlebih dia juga harus beradu peran dengan Juliet Widyasari Burnet, untuk mengungkai pengalaman sinematik dalam proses syuting selama 11 hari di Bali.
"Lain dari itu, yang harus saya garis bawahi adalah visi dari seorang Garin Nugroho untuk memberi tekstur tidak hanya bagi perfilman Indonesia, tapi saya rasa Samsara ini juga akan menggema juga di skala internasional," katanya.
Bagi Genhype yang ingin menikmati versi cine concert film Samsara, pertunjukan ini akan dipentaskan di Gelanggang Inovasi Kreatifitas, Yogyakarta, pada 5 Desember 2024. Setelah itu, pertunjukan ini akan dilanjutkan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 13-15 Desember 2024.
Baca juga: Pidato Kebudayaan Garin Nugroho, Urgensi Strategi Budaya untuk Masa Depan Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Ya, setelah berhasil memukau publik di Esplanade Concert Hall, Singapura, dan Indonesia Bertutur, Bali, film bisu itu sepertinya akan menyedot perhatian lebih luas. Sebab, versi cine concert dari film Samsara akan diputar di Yogyakarta, dan Jakarta.
Baca juga: Cine-concert Samsara Karya Garin Nugroho Dapat Sambutan Meriah di Singapura
Gita Fara, produser film Samsara mengatakan, diputarnya cine concert di Yogyakarta dan Jakarta adalah untuk memberikan inspirasi bagi publik. Terutama untuk memberikan perspektif baru bagi para sinefil untuk menikmati film dengan cara yang berbeda.
Gita mengungkap, cine concert dari film ini digadang bakal memberi impresi yang berbeda saat seseorang menikmati film. Sebab, musik dari film tersebut akan disajikan secara langsung di depan penonton alih-alih direkam seperti film pada umumnya.
Menurut Gita, Samsara memang dibuat dalam versi hibrida. Selain disajikan dalam bentuk cine concert, film ini juga hadir dalam versi cinema. Kedua format tersebut disebut juga akan memberikan nuansa berbeda saat disaksikan dari atas panggung ataupun layar bioskop.
"Semangatnya memang melakukan penjelajahan dan inovasi. Sebab, karya-karya dari insan kreatif Indonesia makin lama kian bervariasi, baik dari segi penjelajahan dan format. Cine concert ini hanyalah cara baru untuk menciptakan pasar baru," katanya saat konferensi pers di Jakarta pada Jumat, (15/11/24).
Konferensi pers Samsara: A Cine-Concert di galeri Indonesia Kaya, Jakarta pada Jumat (15/11/24) (sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
Selaras, Billy Gamaliel, Program Manager Indonesia Kaya mengatakan, film merupakan salah satu ekspresi budaya yang dekat di hati masyarakat. Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, pihaknya juga mendukung pementasan cine concert Samsara agar semakin banyak publik menikmati film dengan cara baru.
Billy berharap, pertunjukan tersebut juga dapat menjadi hiburan yang mengedukasi,karena ada banyak wawasan tradisi di dalamnya. Termasuk memberi inspirasi baru bahwa film juga bisa berangkat dari nilai-nilai tradisi yang diselaraskan dengan pendekatan termutakhir.
"Sejak world premiernya di Singapura, Samsara ini banyak menyita perhatian publik internasional. Harapannya, cine concert ini juga bisa menarik antusiasme masyarakat, dan bisa dihelat di kota-kota lain di Indonesia," katanya.
Puncak Kebudayaan Zaman
Sutradara Garin Nugroho mengatakan inspirasi Samsara berangkat dari puncak-puncak budaya di dunia. Yaitu dengan menghidupkan kembali era-era keemasan dari masa lalu, dan situasi hari ini lewat seni media baru, lalu memadukannya dalam format film.Samsara, menurut Garin berangkat dari era keemasan film-film bisu pada dekade 1930-an yang dikenal sebagai golden era cinema. Di sisi lain, Garin juga memadukan irisan tersebut dengan era keemasan di dunia timur, yakni wayang kulit, sebagai cerminan budaya adiluhung bangsa Indonesia.
"Kalau Anda datang ke museum-museum dunia wayang kulit itu, menjadi pengantar untuk sejarah film. Karena wayang kulit itu arah pakelirannya sama dengan film, masuk dari kiri, kalau keluar masuk lewat kanan lagi. Ini juga menggabungkan film bisu, wayang kulit, dan musik EDM," katanya.
Sementara itu, Ario Bayu, salah satu pemain film Samsara mengatakan, film ini merupakan salah satu produk budaya yang bisa teresonansi secara universal. Film bisu ini juga memberi tantangan baru baginya, sebab, jarang sekali Ario bermain film tanpa dialog sehingga harus mengedepankan ekspresi.
Selain harus menghadirkan citraan ekspresi lewat tubuh, aktor berusia 39 tahun itu juga harus bereksposisi dengan mimik dan raut wajah yang terbatas. Terlebih dia juga harus beradu peran dengan Juliet Widyasari Burnet, untuk mengungkai pengalaman sinematik dalam proses syuting selama 11 hari di Bali.
"Lain dari itu, yang harus saya garis bawahi adalah visi dari seorang Garin Nugroho untuk memberi tekstur tidak hanya bagi perfilman Indonesia, tapi saya rasa Samsara ini juga akan menggema juga di skala internasional," katanya.
Bagi Genhype yang ingin menikmati versi cine concert film Samsara, pertunjukan ini akan dipentaskan di Gelanggang Inovasi Kreatifitas, Yogyakarta, pada 5 Desember 2024. Setelah itu, pertunjukan ini akan dilanjutkan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 13-15 Desember 2024.
Baca juga: Pidato Kebudayaan Garin Nugroho, Urgensi Strategi Budaya untuk Masa Depan Indonesia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.