Suasana gladi bersih Cine-Concert Samsara, di GBB, TIM, Jakarta, Jumat, (13/12/24). (Sumber gambar: Bakti Budaya Djarum Foundation)

Cine Concert Samsara Siap Digelar 3 Hari di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki

14 December 2024   |   08:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Penikmat film dan seni pertunjukan siap semringah akhir tahun ini. Sebab, Cine Concert Samsara karya Garin Nugroho bakal hadir di Graha Bhakti Budaya (GBB) Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 13-15 Desember 2024. Sebelumnya, Samsara sudah mampir di Esplenade Singapura, Indonesia Bertutur Bali, dan festival film JAFF, Yogyakarta. 

Samsara merupakan film ketiga expanded dari Garin Nugroho setelah menelurkan Opera Jawa (2006) dan Setan Jawa (2016) beberapa tahun silam. Cine-Concert Samsara di Jakarta ini akan menjadi penutup sebelum film tersebut melakukan tur internasional yang dimulai dari Perth, Australia pada Februari 2025. 

Sutradara Cine-Concert Samsara, Garin Nugroho mengatakan lewat film terbarunya ini dia ingin menguliti era keemasan film Indonesia dan dunia, salah satunya lewat film bisu. Samsara, juga menjadi bentuk penjelajahan artistiknya dalam mengawinkan  tradisi dan modernisme lewat bahasa visual. 

Baca juga: Cine Concert Film Samsara Karya Garin Nugroho Siap Hadir di Yogyakarta & Jakarta 

Memanfaatkan film bisu sebagai sajian utama, sineas asal Yogyakarta itu mencampurkan titilaras gamelan dengan instrumen electronic dance music (EDM). Garin juga merangkul komposer Wayan Sudirana dan Kasimyn Gabber Modus Operandi untuk mengisi babak-babak ajaib dari film berdurasi 90 menit itu.

"Saya memang suka suspense dan surprise, ketegangan dan keingintahuan. Oleh karena itu saya selalu memilih hal-hal yang paradoks, misalnya menggabungkan gamelan dengan musik elektronik, balerina dengan musik klasik. Jadi ibarat sedang makan nasi campur Bali," kata Garin Nugroho saat konferensi pers seusai gladi bersih Cine-Concert Samsara, di GBB, TIM, Jakarta, Jumat, (13/12/24). 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Film SAMSARA (@film.samsara)


Selaras, produser Cine-Concert Samsara, Gita Fara mengatakan pemilihan Jakarta sebagai kota untuk cine concert juga bukan tanpa alasan. Sebab, Jakarta merupakan salah satu pusat kesenian di Indonesia, sehingga permintaan untuk menghadirkan pertunjukan berbasis sinema itu juga sangat besar dari masyarakat. 

Dia mengungkap agar pertunjukan tersebut dapat berjalan lancar juga dilakukan persiapan laiknya pertunjukan konser, seperti teknis ukuran layar hingga instrumen yang digunakan. Bahkan, mereka harus mengirim  gamelan dari Yogyakarta, sebab saat latihan, gamelan yang mereka gunakan tidak sesuai spesifikasi.

"Cine-Concert Samsara di Jakarta sendiri menjadi yang pertama kalinya kami gelar secara mandiri. Ini dilakukan untuk mendobrak inovasi pertunjukan dari medium film, karena di luar negeri sudah banyak franchise melakukannya, seperti Harry Potter atau Gladiator. Expanded cinema di Indonesia ini masih sedikit, dan ini yang ingin kami coba," katanya.

Film Samsara mengambil latar tempat di Bali di tahun 1930-an, bercerita tentang seorang pria dari keluarga miskin yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya. Dia melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Akan tetapi, dalam prosesnya, ritual tersebut justru mengutuk istri dan anaknya hingga menderita.

Samsara menampilkan banyak elemen pertunjukan tradisional Bali seperti orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer.

Pertunjukan musik Gamelan Bali dibawakan oleh Wayan Sudirana, seorang komposer musik dan etnomusikologi lulusan University of British Columbia, Kanada. Selain itu, musik elektronik digital dibawakan oleh grup musik Gabber Modus Operandi, yaitu Kasimyn dan Ikhsan Syahrul Alim, yang menyajikan hasil persilangan beberapa genre musik. 

Produksi Samsara juga turut menampilkan seniman dan penari ternama Indonesia dan Bali, di antaranya Gus Bang Sada, Siko Setyanto, Maestro tari I Ketut Arini, Cok Sawitri, Aryani Willems, koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani, dan penari-penari dari Komunitas Bumi Bajra, Bali. 

Selain itu,  juga melibatkan para pembuat film yang telah berpengalaman dan mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya. Mereka adalah produser Gita Fara, penata busana dan kostum Retno Ratih Damayanti, penata artistik Vida Sylvia, dan sinematografer Batara Goempar, I.C.S. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Agenda Akhir Pekan 14-15 Desember 2024, Ada Konser Gratis

BERIKUTNYA

Bocoran Terbaru iPhone 17 Air, Bodi Tipis & Teknologi Baterai Baru

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: