Buku No Limits: Reformasi dengan Hati (sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Menggali Semangat Menteri Keuangan Lewat Buku Sri Mulyani Indrawati The Authorized Biography

14 November 2024   |   20:07 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Siapa tak kenal Sri Mulyani? Satu dari 100 perempuan paling berpengaruh di dunia itu merupakan salah satu insan terbaik di Indonesia. Sri Mulyani Indrawati, merupakan Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia, yang juga mendapat penghargaan sebagai Menkeu terbaik di dunia.

Perempuan kelahiran 26 Agustus 1962, di Bandar Lampung itu, tercatat sebagai Menteri Keuangan terlama di Indonesia, setelah seniornya, Ali Wardhana. Di level global, dia juga menjadi satu-satunya orang Indonesia yang menduduki posisi Managing Director dan Chief Operating Officer, Bank Dunia.

Kendati begitu, tak banyak tulisan yang mengulas mengenai sepak terjang, dan rekam jejaknya. Padahal, selama menjabat sebagai Menkeu, Sri Mulyani telah banyak mereformasi Kementrian Keuangan, yang dikandung, dilahirkan, dibesarkan, dan dirawatnya selama lebih dari satu dasawarsa menjabat.

Baca juga: Buku No Limits: Reformasi dengan Hati Ungkap Liku-liku Sri Mulyani Benahi Kemenkeu

Momen inilah yang kemudian terejawantah dalam buku bertajuk Sri Mulyani Indrawati The Authorized Biography, No Limits, Reformasi dengan Hati. Karya penulis sekaligus jurnalis senior Metta Dharmasaputra, ini merupakan bentuk otobiografi Sri Mulyani sejak dia menjabat sebagai direktur IMF, dan dipinang untuk menahkodai Kemenkeu.
 
 


Secara umum, buku setebal 594 halaman ini mengisahkan tentang bagaimana Sri Mulyani berkutat dan membenahi Kemenkeu yang dulunya dicap sebagai salah satu lembaga terkorup. Banyak cerita menarik yang menggambarkan betapa terjal jalan yang harus ditempuhnya untuk mengubah sistem, keterbukaan, hingga bagaimana kinerja pegawainya menjadi sangkil.

Terdiri dari lima bab, buku ini juga mengungkai awal mula saat dia diminta oleh presiden Megawati untuk menjadi Direktur Eksekutif IMF pada 2022. kejadian ini juga kembali berulang saat Presiden SBY menelponnya pada 2005, dan memintanya menjadi menkeu, sekaligus Plt, Menko Perekonomian, yang menasbihkannya sebagai Menkeu perempan pertama di Tanah Air.

Lain dari itu, buku ini tidak hanya menggambarkan semua pemikiran Sri Mulyani saat menjabat sebagai Menkeu. Saat berbagai krisi ekonomi datang silih berganti, hingga drama pertarungan politik, terhidu di mana-mana, Sri Mulyani justru semakin membawa semangat perubahannya ke ranah global, lewat ajang G20.

Sebagai Menkeu, Ani, panggilan akrab Sri Mulyani, mengaku tidak mudah saat mereformasi Kemenkeu. Sebab, saat itu salah satu institusi negara tersebut memiliki predikat yang tidak cukup baik. Bahkan, beberapa kebijakan awal yang telah digodok untuk mengubah sistem kerja di Kemenkeu juga tidak begitu populer dan diterima pegawai.

"Saking buruknya citra departemen keuangan, saat itu para staf di institusi kerap merasa malu di ruang publik. Bahkan kalau naik kendaraan umum, tidak mau menunjukan badgenya. Dia malu dan tidak punya pride sebagai orang Depkeu, karena dianggap sebagai sarang korupsi," katanya.

Walakin, kerja keras tidak pernah menghianati hasil. Sebab, seiring berjalannya waktu, bersama beberapa pegawai inti di Kemenkeu yang bertekad mengubah lanskap kerja jadi lebih baik, mereka berhasil menjadikan kementerian tersebut sebagai salah satu institusi peraih badan publik informatif oleh Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia.

Selain lima bab di muka, buku ini juga memiliki epilog, alias penutup dari beberapa kolega Sri Mulyani. Beberapa di antaranya seperti Josh Frydenberg (Bendahara Negara Australia 2018-2022), Robert B. Zoellick (Presiden Bank Dunia 2007-2012), Jim Chalmers (Bendahara Negara Australia 2022-sekarang), dan Kristalina Georgieva (Dirut Pelaksana Dana Moneter Internasional 2019-sekarang).

Data Buku
Judul: Sri Mulyani Indrawati The Authorized Biography, No Limits, Reformasi dengan Hati
Penulis: Metta Dharmasaputra
Desain Sampul: Lambok E. Martin Hutabarat
Foto Sampul: Poriaman Sitanggang
Desain Isi: Fajarianto
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, September 2024
Jumlah Halaman: 592 halaman
Penerbit: Buku Kompas
ISBN:978-603-160-658-7

Baca juga: 5 Tips Membangun Kebiasaan Membaca Buku Agar Tetap Fokus di Era Digital

Editor: Puput Ady Sukarno
 

SEBELUMNYA

Variasi Restoran All You Can Eat dengan Harga Terjangkau di Jakarta

BERIKUTNYA

Resep Pempek Udang Rebon Khas Palembang, Genhype Sudah Pernah Mencobanya?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: