Penemuan Kuil Zaman Perunggu Berusia 4.000 Tahun di Kuwait Ungkap Sejarah Peradaban Dilmun
14 November 2024 |
12:15 WIB
Tim arkeolog dari Museum Moesgaard, Denmark, bekerja sama dengan Dewan Nasional untuk Kebudayaan, Seni, dan Sastra Kuwait, baru saja mengumumkan penemuan sebuah kuil dari Zaman Perunggu di Pulau Failaka, Kuwait. Kuil yang diperkirakan berusia hampir 4.000 tahun ini memberikan wawasan baru tentang praktik keagamaan dari peradaban Dilmun, salah satu peradaban tertua di dunia yang terletak di timur Jazirah Arab.
Ekskavasi dilakukan di sebuah bukit bernama "F6," yang berada di bagian timur kompleks istana dan kuil kuno. Area ini diyakini sebagai salah satu situs awal peradaban Dilmun, yang dikenal sebagai "tempat matahari terbit" dan "negeri kehidupan." Penggalian yang dimulai sejak 2022 ini berhasil mengungkap lapisan-lapisan sejarah yang mempertegas peran strategis Pulau Failaka sebagai pusat budaya dan perdagangan di Teluk Arab.
Menurut Asisten Sekretaris Jenderal Sektor Purbakala dan Museum, Mohammed bin Reda, penemuan ini semakin menunjukkan pentingnya misi arkeologi dalam melestarikan warisan budaya Kuwait. Sejumlah artefak seperti segel dan keramik yang ditemukan di lokasi juga memperkuat hubungan kuil tersebut dengan masyarakat Dilmun, kelompok berbahasa Semit Timur yang memiliki hubungan perdagangan erat dengan peradaban Mesopotamia.
Baca Juga: 10 Museum Ikonik di Dunia yang Jadi Representasi Peradaban
Ketua tim arkeologi dari Denmark Stefan Larsen juga menjelaskan bahwa ekskavasi sebelumnya menemukan sisa-sisa dinding yang diperkirakan bagian dari platform kuil kecil dari tahun 1900–1800 SM.
Namun, temuan tahun ini lebih signifikan, yaitu struktur kuil hampir utuh berukuran sekitar 11 x 11 meter. Artefak seperti tembikar dan segel-segel yang ditemukan di lokasi ini menunjukkan hubungan dengan praktik keagamaan masyarakat Dilmun. Penemuan ini adalah langkah penting untuk memahami kehidupan spiritual masyarakat Dilmun, kata Larsen.
Menurut profesor Arkeologi dan Antropologi dari Universitas Kuwait, Dr. Hassan Ashkhnani, keberadaan dua kuil yang berdampingan dengan bangunan administratif besar menegaskan fungsi Pulau Failaka sebagai pusat keagamaan dan administratif bagi Kerajaan Dilmun lebih dari 4.000 tahun lalu, dilaporkan dari Kuwait Times. Tata letak ini menunjukkan struktur organisasi peradaban Dilmun yang pernah berjaya di wilayah ini.
Melansir dari Ancient Origins Rabu (13/11/2024), pedagang Dilmun memegang monopoli berharga atas perdagangan tembaga, logam pertama yang ditambang oleh manusia. Bersumber dari tambang tembaga yang kaya di Oman, tembaga akan diangkut melalui pelabuhan Dilmun dan kemudian dikirim ke kota-kota Mesopotamia, diubah menjadi peralatan, senjata, dan barang mewah.
Penemuan kuil Zaman Perunggu di Failaka memperkaya pemahaman tentang peran penting pulau ini dalam sejarah Jazirah Arab. Dengan situs-situs utama seperti pelabuhan Al-Khader dan pemukiman Dilmun di Tel Saad, penemuan ini memperjelas Failaka sebagai pusat perdagangan, pemerintahan, dan kehidupan budaya kuno.
Dewan Nasional Kuwait berkomitmen untuk melanjutkan eksplorasi ini demi memperdalam pengetahuan tentang warisan kuno negara dan jejak peradaban Dilmun yang bersejarah. Ekskavasi akan dilanjutkan pada 2025, dengan harapan makin memperdalam pemahaman tentang sejarah kuno kawasan ini.
Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Magelang, Candi Borobudur sampai Kebun Raya Gunung Tidar
Editor: M. Taufikul Basari
Ekskavasi dilakukan di sebuah bukit bernama "F6," yang berada di bagian timur kompleks istana dan kuil kuno. Area ini diyakini sebagai salah satu situs awal peradaban Dilmun, yang dikenal sebagai "tempat matahari terbit" dan "negeri kehidupan." Penggalian yang dimulai sejak 2022 ini berhasil mengungkap lapisan-lapisan sejarah yang mempertegas peran strategis Pulau Failaka sebagai pusat budaya dan perdagangan di Teluk Arab.
Menurut Asisten Sekretaris Jenderal Sektor Purbakala dan Museum, Mohammed bin Reda, penemuan ini semakin menunjukkan pentingnya misi arkeologi dalam melestarikan warisan budaya Kuwait. Sejumlah artefak seperti segel dan keramik yang ditemukan di lokasi juga memperkuat hubungan kuil tersebut dengan masyarakat Dilmun, kelompok berbahasa Semit Timur yang memiliki hubungan perdagangan erat dengan peradaban Mesopotamia.
Baca Juga: 10 Museum Ikonik di Dunia yang Jadi Representasi Peradaban
Ketua tim arkeologi dari Denmark Stefan Larsen juga menjelaskan bahwa ekskavasi sebelumnya menemukan sisa-sisa dinding yang diperkirakan bagian dari platform kuil kecil dari tahun 1900–1800 SM.
Namun, temuan tahun ini lebih signifikan, yaitu struktur kuil hampir utuh berukuran sekitar 11 x 11 meter. Artefak seperti tembikar dan segel-segel yang ditemukan di lokasi ini menunjukkan hubungan dengan praktik keagamaan masyarakat Dilmun. Penemuan ini adalah langkah penting untuk memahami kehidupan spiritual masyarakat Dilmun, kata Larsen.
Menurut profesor Arkeologi dan Antropologi dari Universitas Kuwait, Dr. Hassan Ashkhnani, keberadaan dua kuil yang berdampingan dengan bangunan administratif besar menegaskan fungsi Pulau Failaka sebagai pusat keagamaan dan administratif bagi Kerajaan Dilmun lebih dari 4.000 tahun lalu, dilaporkan dari Kuwait Times. Tata letak ini menunjukkan struktur organisasi peradaban Dilmun yang pernah berjaya di wilayah ini.
Melansir dari Ancient Origins Rabu (13/11/2024), pedagang Dilmun memegang monopoli berharga atas perdagangan tembaga, logam pertama yang ditambang oleh manusia. Bersumber dari tambang tembaga yang kaya di Oman, tembaga akan diangkut melalui pelabuhan Dilmun dan kemudian dikirim ke kota-kota Mesopotamia, diubah menjadi peralatan, senjata, dan barang mewah.
Penemuan kuil Zaman Perunggu di Failaka memperkaya pemahaman tentang peran penting pulau ini dalam sejarah Jazirah Arab. Dengan situs-situs utama seperti pelabuhan Al-Khader dan pemukiman Dilmun di Tel Saad, penemuan ini memperjelas Failaka sebagai pusat perdagangan, pemerintahan, dan kehidupan budaya kuno.
Dewan Nasional Kuwait berkomitmen untuk melanjutkan eksplorasi ini demi memperdalam pengetahuan tentang warisan kuno negara dan jejak peradaban Dilmun yang bersejarah. Ekskavasi akan dilanjutkan pada 2025, dengan harapan makin memperdalam pemahaman tentang sejarah kuno kawasan ini.
Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Magelang, Candi Borobudur sampai Kebun Raya Gunung Tidar
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.