Ilustrasi psoriasis (Sumber gambar: Kristina Nor/Pexels)

Kenali Tanda Psoriasis, Penyakit Autoimun Kronis yang Bikin Kulit Memerah

12 November 2024   |   21:48 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Psoriasis menjadi topik kesehatan yang cukup populer dibicarakan di media sosial beberapa waktu terakhir. Kulit yang merah, mengelupas, dan gatal menjadi keluhan yang cukup diperbincangkan dan berkesinambungan dengan gejala psoriasis. 

Dokter Umum RS St Carolus Summarecon Serpong Nadya Noviani mengatakan, psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyerang kulit dan memengaruhi kehidupan pasien baik secara fisik maupun psikososial. Meskipun psoriasis cukup umum terjadi, pemahaman masyarakat terhadap penyakit ini masih terbatas, khususnya di Indonesia.

Nadya berpendapat, penekanan tentang pentingnya meningkatkan kesadaran publik tentang psoriasis sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki kualitas hidup penderita pun harus terus digalakkan. 

Baca juga: Kasus Autoimun Meningkat DIpicu Gaya Hidup dan Lingkungan, Waspadai Hal Ini!
 
Psoriasis membuat kondisi kulit yang disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh menjadi kronis. Buruknya, kondisi ini memberi dampak kuat pada kesehatan fisik dan psikososial manusia. Bisa dikatakan, psoriasis tidak hanya berdampak pada penampilan fisik seseorang, tetapi juga mempengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Nadya menjelaskan bahwa pasien psoriasis sering merasa terisolasi karena stigma sosial terkait penampilan kulit mereka. Psoriasis dapat berdampak besar pada cara orang lain memandang mereka, serta cara mereka memandang diri mereka sendiri.

“Pasien psoriasis cenderung mengalami penurunan rasa percaya diri dan kualitas hidup yang buruk akibat rasa gatal dan perih yang terus-menerus mengganggu aktivitas sehari-hari mereka,” katanya.
 
Seperti yang dijelaskan, penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah bersisik pada kulit, yang sering kali disertai rasa gatal, perih, dan terkadang nyeri. Psoriasis dapat menyerang berbagai area tubuh mulai dari kulit kepala, lutut, siku, hingga punggung bawah. Terkadang, psoriasis juga dapat memengaruhi persendian yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sendi-sendi tubuh.
 
Dengan gejala yang cukup umum ini, Nadya menegaskan bahwa edukasi menjadi kunci penting dalam membantu masyarakat memahami penyakit ini dan mengurangi stigma. Edukasi, dinilainya, dapat menjadi sarana agar penderita psoriasis merasa lebih terhubung dan berdaya, serta mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan kulit mereka secara keseluruhan.
 

Faktor Risiko Psoriasis

Ilustrasi psoriasis (Sumber gambar: Kristina Nor/Pexels)

Ilustrasi psoriasis (Sumber gambar: Kristina Nor/Pexels)

Apabila sudah terkena psoriasis, tingkat keparahannya bisa bervariasi pada setiap individu. Dokter Spesialis Dermatologi & Venereologi Sylvia Tan, mengatakan bahwa tiap individu bisa mengalami inflamasi ringan hingga parah dan dimulai dari gejala ringan hingga berat.

Dia memaparkan bahwa menurut data The National Psoriasis Foundation, sekitar 2-3 persen dari total populasi dunia atau lebih dari 125 juta orang mengidap psoriasis. Sebagian besar dari mereka mengalami jenis psoriasis plak.

Salah satu jenis psoriasis yang paling umum itu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh memicu produksi sel kulit yang berlebihan/ Kondisi yang demikian menyebabkan penumpukan sel yang meradang dan bersisik.
 
Pasien dengan tingkat komorbiditas atau penyakit penyerta lainnya juga berisiko lebih tinggi mengembangkan psoriasis. Penyakit seperti jantung, strok, sindrom metabolik, dan depresi bisa mendorong psoriasis makin parah. 

Kondisi ini pula yang akan meningkatkan tantangan dalam pengelolaan psoriasis, serta menambah beban bagi pasien. Sebab, psoriasis yang tidak terkontrol juga dapat mempengaruhi hubungan sosial dan kehidupan pribadi pasien, misal dengan adanya perasaan malu atau cemas akan pandangan orang lain terhadap mereka. 
 
Meski demikian, Sylvia mengatakan penyebab pasti psoriasis belum sepenuhnya dipahami. Namun, para ahli sepakat bahwa penyakit ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik atau riwayat keluarga berperan dalam meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap psoriasis.

“Jika seseorang memiliki anggota keluarga yang juga menderita psoriasis, kemungkinan besar dia akan mengalami kondisi yang sama,” kata Sylvia.
 
Selain faktor genetik, ada beberapa faktor pemicu yang dapat memperburuk kondisi psoriasis seperti stres, infeksi, cuaca ekstrem, penggunaan obat tertentu, serta cedera atau luka pada kulit. Faktor ini dapat berbeda pada tiap pasien. Oleh karenanya, pasien direkomendasikan untuk memperhatikan tiap faktor yang bisa memicu terjadinya gejala yang memperparah psoriasis.

Baca juga: Mengenal IgA Nephropathy, Penyakit Autoimun Ginjal yang Diderita Abdee Slank

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sutradara Farishad Ubah Bunyi Hewan Peternakan Jadi Scoring Mencekam di Film Wanita Ahli Neraka

BERIKUTNYA

Big Ground Fest 2024: K-Phoria Vol. 1 Diundur Sampai 2025, Ada Opsi Refund

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: