Cara Kelola Keuangan Bagi Generasi Sandwich yang Membuka Usaha
31 October 2024 |
14:00 WIB
Bagi generasi sandwich, kegiatan mengelola keuangan bukan perkara mudah lantaran kewajibannya menanggung hidup tiga generasi sekaligus. Namun, bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Generasi sandwich bahkan bisa membangun bisnis sendiri.
Berdasarkan kamus Oxford, sandwich generation adalah sebuah generasi orang, biasanya berusia tiga puluhan atau empat puluhan, yang bertanggung jawab untuk membesarkan anak-anak mereka sendiri sekaligus merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia.
Meski harus menanggung beban generasi sebelumnya, ternyata banyak anak muda yang menjadi bagian dari generasi sandwich ini juga memiliki mimpi membangun usaha sendiri, baik dalam skala yang kecil maupun besar.
Dalam siaran persnya, Bank DBS Indonesia menyebut bahwa alasan mereka berencana membangun usaha adalah agar kondisi keuangannya lebih baik, berkarya secara independen, atau mengejar passion. Namun, kebutuhan pribadi dan keluarga yang harus dipenuhi kerap menjadi tantangan ketika hendak membangun bisnis.
Baca Juga: 41 Juta Generasi Sandwich di Indonesia Ingin Punya Rumah Sendiri, Begini Preferensinya
Meskipun begitu, generasi sandwich bukan tidak mungkin untuk mengembangkan usaha. Dengan perencanaan keuangan yang konsisten dan detail, generasi ini dapat mewujudkannya.
Berikut sejumlah tips dari Bank DBS Indonesia bagi Genhype yang menjadi generasi sandwich untuk mengembangkan usaha dan mengatur keuangan pada saat bersamaan:
Genhype harus melakukan analisa terhadap kondisi keuangan disi sendiri dan keluarga dengan detail sebelum memulai mengembangkan usaha sendiri. Pertama-tama, Genhype dapat mencatat semua pemasukan dan pengeluaran.
Kemudian, Genhype juga perlu melakukan identifikasi sumber hutang dan menghitung persentase utang terhadap pendapatan. Saat menilai kesehatan nilai utang, Genhype bisa menggunakan metode debt to income rasio dengan penghitungan cicilan bulanan dibagi pendapatan kotor dikali 100 persen. Nilai debt to income ratio yang ideal adalah di bawah 35 persen.
Nilai persentase tersebut menandakan kondisi keuangan yang sehat dan memudahkan ketika mengajukan pinjaman kepada bank. Pemberi pinjaman biasanya akan masih memberikan toleransi ketika debt to income ratio berada di 36-49 persen. Namun, Genhype perlu lebih ketat dalam mengatur pengeluaran.
Genhype perlu meningkatkan pendapatan atau mengurangi utang sebelum membangun bisnis jika rasio hutang terhadap pendapatan sudah mencapai 50 persen atau lebih.
Setelah melakukan analisa terhadap kondisi keuangan, Genhype harus membuat rencana keuangan dan melakukan pantauan guna mencapai tujuan. Cara sederhana yang dapat menjadi pillihan adalah dengan menggunakan metode Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound yang disingkat SMART.
Genhype juga perlu menentukan skala prioritas dalam mengumpulkan uang. Berdasarkan prioritas, ada 4 jenis kategori tabungan yang perlu dipersiapkan, yakni kebutuhan dasar, dana darurat, asuransi, dan investasi.
Genhype juga perlu secara rutin memantau kondisi keuangan dan melaksanakan rencana keuangan guna mengetahui potensi masalah lebih dini dan mengambil tindakan perbaikan secara cepat dan efektif.
Sebagai contoh, Genhype harus mengalokasikan pendapatan dengan persentase tertentu secara konsisten ketika sudah menetapkan besarannya. Otoritas Jasa Keuangan memberikan rekomendasi 10 persen dari penghasilan bulanan untuk menabung atau mengembangkan bisnis.
Selain itu, Genhype juga perlu fleksibiel dalam menjalankan rencana keuangan jika memiliki kebutuhan mendesak sewaktu-waktu dan jangan lupa melakukan evaluasi dampaknya. Selain itu, pastikan untuk menemukan cara agar dapat tetap mempertahankan rencana keuangan sesuai target dan menimalkan kesalahan serupa pada masa yang akan datang.
Salah satu langkah krusial untuk diterapkan saat memulai bisnis adalah memisahkan keuangan untuk bisnis dan pribadi, termasuk menggunakan dua rekening yang berbeda. Dengan cara ini, Genhype bisa menyusun laporan keuangan dengan lebih rapi dari dua sisi, memudahkan evaluasi keuangan yang akan membantu dalam mengambil keputusan, serta memudahkan perhitungan pajak.
Pemisahan keuangan juga membuat Genhype terhindar dari risiko penggunaan uang pribadi untuk kebutuhan usaha atau sebaliknya. Tidak hanya itu, rekening yang terpisah juga memudahkan dalam memantau arus kas sehingga tahu pendapatan dan pengeluaran usaha.
Tolong-menolong dalam keluarga merupakan sikap yang penting. Namun, langkah menetapkan batasan juga sangat penting – terutama terkait dengan keuangan. Tidak ada salahnya untuk berdiskusi tentang kondisi dan batasan keuangan dengan keluarga.
Genhype juga perlu berbicara tentang prioritas yang dimiliki pada saat ini kepada keluarga agar dapat saling memahami. Tidak hanya itu, Genhype juga perlu mengungkapkan dapat memberikan bantuan lain selain uang, seperti saran, koneksi dengan orang lain, atau menyelesaikan tugas rumah tangga lainnya. Dengan begitu, kesehatan finansial diri dan usaha dapat terlindungi sambil menjaga hubungan baik dengan keluarga.
Genhype juga perlu memiliki sikap yang semakin bijak dalam pengelolaan keuangan seiring dengan pertumbuhan usaha. Perkaya ilmu tetnang budgeting, manajemen utang dan aset, strategi berinvestasi, hingga menentukan prioritas. Untuk itu, Ganhype perlu mengikuti kelas keuangan atau seminar yang dapat menjadi ajang berjejaring.
Baca Juga: Mengisahkan Kehidupan Sandwich Generation, Simak Sinopsis Film Home Sweet Loan
Editor: M. Taufikul Basari
Berdasarkan kamus Oxford, sandwich generation adalah sebuah generasi orang, biasanya berusia tiga puluhan atau empat puluhan, yang bertanggung jawab untuk membesarkan anak-anak mereka sendiri sekaligus merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia.
Meski harus menanggung beban generasi sebelumnya, ternyata banyak anak muda yang menjadi bagian dari generasi sandwich ini juga memiliki mimpi membangun usaha sendiri, baik dalam skala yang kecil maupun besar.
Dalam siaran persnya, Bank DBS Indonesia menyebut bahwa alasan mereka berencana membangun usaha adalah agar kondisi keuangannya lebih baik, berkarya secara independen, atau mengejar passion. Namun, kebutuhan pribadi dan keluarga yang harus dipenuhi kerap menjadi tantangan ketika hendak membangun bisnis.
Baca Juga: 41 Juta Generasi Sandwich di Indonesia Ingin Punya Rumah Sendiri, Begini Preferensinya
Meskipun begitu, generasi sandwich bukan tidak mungkin untuk mengembangkan usaha. Dengan perencanaan keuangan yang konsisten dan detail, generasi ini dapat mewujudkannya.
Berikut sejumlah tips dari Bank DBS Indonesia bagi Genhype yang menjadi generasi sandwich untuk mengembangkan usaha dan mengatur keuangan pada saat bersamaan:
Analisis Kondisi Keuangan Diri Sendiri dan Keluarga Saat Ini
Genhype harus melakukan analisa terhadap kondisi keuangan disi sendiri dan keluarga dengan detail sebelum memulai mengembangkan usaha sendiri. Pertama-tama, Genhype dapat mencatat semua pemasukan dan pengeluaran.
Kemudian, Genhype juga perlu melakukan identifikasi sumber hutang dan menghitung persentase utang terhadap pendapatan. Saat menilai kesehatan nilai utang, Genhype bisa menggunakan metode debt to income rasio dengan penghitungan cicilan bulanan dibagi pendapatan kotor dikali 100 persen. Nilai debt to income ratio yang ideal adalah di bawah 35 persen.
Nilai persentase tersebut menandakan kondisi keuangan yang sehat dan memudahkan ketika mengajukan pinjaman kepada bank. Pemberi pinjaman biasanya akan masih memberikan toleransi ketika debt to income ratio berada di 36-49 persen. Namun, Genhype perlu lebih ketat dalam mengatur pengeluaran.
Genhype perlu meningkatkan pendapatan atau mengurangi utang sebelum membangun bisnis jika rasio hutang terhadap pendapatan sudah mencapai 50 persen atau lebih.
Buat dan Monitor Rencana Keuangan
Setelah melakukan analisa terhadap kondisi keuangan, Genhype harus membuat rencana keuangan dan melakukan pantauan guna mencapai tujuan. Cara sederhana yang dapat menjadi pillihan adalah dengan menggunakan metode Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound yang disingkat SMART.
Genhype juga perlu menentukan skala prioritas dalam mengumpulkan uang. Berdasarkan prioritas, ada 4 jenis kategori tabungan yang perlu dipersiapkan, yakni kebutuhan dasar, dana darurat, asuransi, dan investasi.
Genhype juga perlu secara rutin memantau kondisi keuangan dan melaksanakan rencana keuangan guna mengetahui potensi masalah lebih dini dan mengambil tindakan perbaikan secara cepat dan efektif.
Sebagai contoh, Genhype harus mengalokasikan pendapatan dengan persentase tertentu secara konsisten ketika sudah menetapkan besarannya. Otoritas Jasa Keuangan memberikan rekomendasi 10 persen dari penghasilan bulanan untuk menabung atau mengembangkan bisnis.
Selain itu, Genhype juga perlu fleksibiel dalam menjalankan rencana keuangan jika memiliki kebutuhan mendesak sewaktu-waktu dan jangan lupa melakukan evaluasi dampaknya. Selain itu, pastikan untuk menemukan cara agar dapat tetap mempertahankan rencana keuangan sesuai target dan menimalkan kesalahan serupa pada masa yang akan datang.
Pisahkan Keuangan Bisnis dan Pribadi
Salah satu langkah krusial untuk diterapkan saat memulai bisnis adalah memisahkan keuangan untuk bisnis dan pribadi, termasuk menggunakan dua rekening yang berbeda. Dengan cara ini, Genhype bisa menyusun laporan keuangan dengan lebih rapi dari dua sisi, memudahkan evaluasi keuangan yang akan membantu dalam mengambil keputusan, serta memudahkan perhitungan pajak.
Pemisahan keuangan juga membuat Genhype terhindar dari risiko penggunaan uang pribadi untuk kebutuhan usaha atau sebaliknya. Tidak hanya itu, rekening yang terpisah juga memudahkan dalam memantau arus kas sehingga tahu pendapatan dan pengeluaran usaha.
Sulit Tetapi Perlu Dilakukan: Tetapkan Batasan dengan Keluarga
Tolong-menolong dalam keluarga merupakan sikap yang penting. Namun, langkah menetapkan batasan juga sangat penting – terutama terkait dengan keuangan. Tidak ada salahnya untuk berdiskusi tentang kondisi dan batasan keuangan dengan keluarga.
Genhype juga perlu berbicara tentang prioritas yang dimiliki pada saat ini kepada keluarga agar dapat saling memahami. Tidak hanya itu, Genhype juga perlu mengungkapkan dapat memberikan bantuan lain selain uang, seperti saran, koneksi dengan orang lain, atau menyelesaikan tugas rumah tangga lainnya. Dengan begitu, kesehatan finansial diri dan usaha dapat terlindungi sambil menjaga hubungan baik dengan keluarga.
Terus Kembangkan Skill Manajemen Keuangan
Genhype juga perlu memiliki sikap yang semakin bijak dalam pengelolaan keuangan seiring dengan pertumbuhan usaha. Perkaya ilmu tetnang budgeting, manajemen utang dan aset, strategi berinvestasi, hingga menentukan prioritas. Untuk itu, Ganhype perlu mengikuti kelas keuangan atau seminar yang dapat menjadi ajang berjejaring.
Baca Juga: Mengisahkan Kehidupan Sandwich Generation, Simak Sinopsis Film Home Sweet Loan
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.