BMKG Beri Peringatan Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia
29 October 2024 |
12:57 WIB
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah daerah di Indonesia akan mengalami kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang hingga 31 Oktober 204 akibat terjadinya ketidakstabilan atmosfer.
Dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 25-31 Oktober 2024, BMKG mengungkapkan bahwa awan cumulonimbus dalam skala lokal karena proses konvektif membuat kecepatan angin akan mengalami peningkatan sampai 20 knot atau 36 kilometer per jam di bagian selatan Indonesia.
“Sejalan dengan hal tersebut, peluang pembentukan awan konvektif pada sore hingga malam hari yang umumnya menjadi ciri khas masa peralihan musim, masih mendominasi kondisi cuaca di Indonesia,” demikian tertulis.
Baca juga: Strategi Cerdas Bikin Rumah Sejuk Meski Cuaca Terik
Akibat pembentukan awan tersebut, BMKG mengungkapkan bahwa beberapa lokasi cenderung mengalami hujan yang tidak merata dengan durasi yang singkat. Namun, dengan intensitas sedang hingga lebat disertai potensi kilat/petir dan angin kencang.
Ketidakstabilan atmosfer selama periode ini turut meningkatkan peluang terjadi hujan signfikan, terutama di wilayah selatan Indonesia seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. BMKG mengatakan peningkatan curah hujan sudah terpantau – terutama pada akhir pekan lalu.
“Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi secara mendadak, terutama pada sore hingga menjelang malam hari, serta waspada terhadap peningkatan kecepatan angin di beberapa wilayah,” demikian tertulis.
Sementara itu, di bagian wilayah utara Indonesia, siklon tropis trami yang berada di Laut Filipina bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan angin maksimum 50 knot. Keberadaan siklon ini berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan angin - terutama di Kalimantan bagian timur dan utara, Sulawesi bagian utara, serta Maluku Utara.
Di daerah-daerah tersebut, kecepatan angin bisa mencapai lebih dari 25 knot atau 46 kilometer / jam. Sementara itu, sistem tekanan rendah lain di BBU yang berpotensi menguat secara signifikan menjadi siklon tropis adalah bibit siklon 98W.
Bibit siklon 98W ini terpantau berada di Samudra Pasifik utara Papua. Dengan begitu, daerah Papua bagian utara dan Maluku Utara bagian utara perlu hati-hati terhadap potensi gelombang tinggi dan belokan angin akibat dari penguatan bibit tersebut meskipun dampak bibit siklon 98W belum terasa secara langsung.
Baca juga: Ini Penyebab Cuaca Dingin pada Musim Kemarau yang Melanda Indonesia
Berikut potensi hujan sedang - lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah:
Dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 25-31 Oktober 2024, BMKG mengungkapkan bahwa awan cumulonimbus dalam skala lokal karena proses konvektif membuat kecepatan angin akan mengalami peningkatan sampai 20 knot atau 36 kilometer per jam di bagian selatan Indonesia.
“Sejalan dengan hal tersebut, peluang pembentukan awan konvektif pada sore hingga malam hari yang umumnya menjadi ciri khas masa peralihan musim, masih mendominasi kondisi cuaca di Indonesia,” demikian tertulis.
Baca juga: Strategi Cerdas Bikin Rumah Sejuk Meski Cuaca Terik
Akibat pembentukan awan tersebut, BMKG mengungkapkan bahwa beberapa lokasi cenderung mengalami hujan yang tidak merata dengan durasi yang singkat. Namun, dengan intensitas sedang hingga lebat disertai potensi kilat/petir dan angin kencang.
Ketidakstabilan atmosfer selama periode ini turut meningkatkan peluang terjadi hujan signfikan, terutama di wilayah selatan Indonesia seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. BMKG mengatakan peningkatan curah hujan sudah terpantau – terutama pada akhir pekan lalu.
“Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi secara mendadak, terutama pada sore hingga menjelang malam hari, serta waspada terhadap peningkatan kecepatan angin di beberapa wilayah,” demikian tertulis.
Sementara itu, di bagian wilayah utara Indonesia, siklon tropis trami yang berada di Laut Filipina bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan angin maksimum 50 knot. Keberadaan siklon ini berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan angin - terutama di Kalimantan bagian timur dan utara, Sulawesi bagian utara, serta Maluku Utara.
Di daerah-daerah tersebut, kecepatan angin bisa mencapai lebih dari 25 knot atau 46 kilometer / jam. Sementara itu, sistem tekanan rendah lain di BBU yang berpotensi menguat secara signifikan menjadi siklon tropis adalah bibit siklon 98W.
Bibit siklon 98W ini terpantau berada di Samudra Pasifik utara Papua. Dengan begitu, daerah Papua bagian utara dan Maluku Utara bagian utara perlu hati-hati terhadap potensi gelombang tinggi dan belokan angin akibat dari penguatan bibit tersebut meskipun dampak bibit siklon 98W belum terasa secara langsung.
Baca juga: Ini Penyebab Cuaca Dingin pada Musim Kemarau yang Melanda Indonesia
Berikut potensi hujan sedang - lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah:
- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Bengkulu
- Lampung
- Banten
- Jakarta
- Jawa Barat
- NTT
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Pegunungan
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua
- Papua Selatan
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.