Menghitung Peluang Cuan Bisnis Makanan Hewan Peliharaan
29 October 2024 |
13:34 WIB
Tren bisnis makanan hewan di Indonesia semakin menjanjikan seiring meningkatnya minat masyarakat untuk memelihara hewan peliharaan. Momen inilah yang membuat para pebisnis berlomba-lomba untuk membuat inovasi dalam memasarkan produk terbaik mereka baik di lokapasar maupun offline.
Makanan hewan memang menjadi pilar utama hobi yang kini banyak dinikmati masyarakat urban itu. Sebab, asupan nutrisi menjadi salah satu pengeluaran terbesar para pemilik hewan peliharaan, disusul barang-barang yang berhubungan dengan kandang hewan, produk perawatan, dan kebersihan, serta suplemen kesehatan.
Baca juga: Rahasia Sukses Berbisnis Online Bersama Pasangan
Publikasi pada laman Pet Fair ASEAN-Indonesia Pet Market menuliskan bahwa sektor makanan hewan peliharaan di Tanah Air akan tumbuh sebesar 20 persen setiap tahunnya dengan 60 persen pangsa pasar di kota-kota besar seperti Jakarta. Pada 2015, pasar makanan hewan peliharaan di Indonesia mencapai US$882 juta, dan diperkirakan akan mencapai US$1,84 miliar pada 2025.
Dari segi jumlah, peningkatan populasi hewan peliharaan, khusunya anabul juga terlihat dalam data lembaga Euromonitor International. Pada 2022, mereka mencatat, jumlah kucing yang dipelihara masyarakat Indonesia mencapai 4,80 juta, atau naik dua kali lipat dari 2016 yang hanya berjumlah 2,15 juta.
Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Makanan Hewan Kesayangan Indonesia (PPMHKI) Syahroni Djaidi, mengatakan tren hewan kesayangan di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat karena beberapa faktor seperti urbanisasi, peningkatan daya beli masyarakat, dan perubahan gaya hidup, serta peningkatan minat kepemilikan di masyarakat.
Syahroni menjelaskan, populasi hewan kesayangan di Indonesia juga meningkat sebesar 75,7 persen antara tahun 2017 dan 2022, dengan anjing, kucing, burung, dan ikan menjadi hewan kesayangan peliharaan paling umum. Bahkan, pada masa pandemi Covid-19, pembelian makanan untuk hewan kesayangan meningkat hingga 17 persen atau 932,2 juta kg.
"Kami melihat bahwa industri hewan kesayangan di Indonesia kini berkembang dengan pesat dan diproyeksikan akan mencapai Rp1,7 miliar pada tahun 2027. Asosiasi juga menyambut optimis terobosan-terobosan baru yang akan dihadirkan lewat pameran yang akan dihelat di Tanah Air," katanya.
Terpisah, pemilik toko kebutuhan hewan peliharaan Specialist, Fathurrahman Zuhri mengatakan, tren bisnis penjualan makanan hewan peliharaan juga bergeliat pasca pandemi. Lelaki asal Jakarta Selatan itu mengaku memulai bisnis pet shop sejak 2020 akibat rasa jenuh karena lama terkungkung di dalam rumah. Bermula dari iseng, usaha yang dijalankannya tersebut akhirnya terus berkembang hingga hari ini.
Awal mula bisnis tersebut dimulai secara online dengan menjual pakan hewan peliharaan bernama toko Specialist, yang diklaim sempat meningkat hingga 300 persen saat pandemi. Selang beberapa tahun, dia juga membuka toko di daerah Tebet, dan Kemang, Jakarta Selatan, dengan menjual makanan, aksesoris, serta kebutuhan lain untuk hewan peliharaan.
"Saya melihat peluang besar di sini karena waktu itu masing-masing orang yang saya kenal memiliki minimal 1 hewan peliharaan di rumahnya. Bahkan kami juga bekerjasama dengan dokter hewan untuk membuat beberapa produk makanan dan vitamin untuk reptil,"katanya.
Sementara itu, pengamat bisnis Yuswohady mengatakan, meningkatnya tren bisnis penjualan makanan hewan tidak terlepas dari berbagai faktor yang ada di masyarakat. Selain meningkatnya jumlah pemilik hewan peliharaan, hadirnya komunitas hingga kesadaran akan kesehatan hewan turut memengaruhi ladang bisnis ini.
Yuswohady menjelaskan, tren bisnis ini juga bakal semakin tumbuh di masa depan. Momen ini menurutnya tak lepas dari banyaknya generasi muda yang menjadi konsumen digital dengan persentase sangat besar, sehingga banyak dari mereka mengalami masalah kesehatan mental, dan memerlukan dukungan emosional dari hewan peliharaan.
"Seiring waktu tren ke arah kesepian itu semakin tinggi, dan hewan peliharaan ini menjadi salah satu alternatif yang memberikan solusi itu. Tumbuhnya platform online juga memudahkan konsumen untuk membeli makanan hewan, bahkan saat ini pet shop juga semakin menjamur," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Makanan hewan memang menjadi pilar utama hobi yang kini banyak dinikmati masyarakat urban itu. Sebab, asupan nutrisi menjadi salah satu pengeluaran terbesar para pemilik hewan peliharaan, disusul barang-barang yang berhubungan dengan kandang hewan, produk perawatan, dan kebersihan, serta suplemen kesehatan.
Baca juga: Rahasia Sukses Berbisnis Online Bersama Pasangan
Publikasi pada laman Pet Fair ASEAN-Indonesia Pet Market menuliskan bahwa sektor makanan hewan peliharaan di Tanah Air akan tumbuh sebesar 20 persen setiap tahunnya dengan 60 persen pangsa pasar di kota-kota besar seperti Jakarta. Pada 2015, pasar makanan hewan peliharaan di Indonesia mencapai US$882 juta, dan diperkirakan akan mencapai US$1,84 miliar pada 2025.
Dari segi jumlah, peningkatan populasi hewan peliharaan, khusunya anabul juga terlihat dalam data lembaga Euromonitor International. Pada 2022, mereka mencatat, jumlah kucing yang dipelihara masyarakat Indonesia mencapai 4,80 juta, atau naik dua kali lipat dari 2016 yang hanya berjumlah 2,15 juta.
Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Makanan Hewan Kesayangan Indonesia (PPMHKI) Syahroni Djaidi, mengatakan tren hewan kesayangan di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat karena beberapa faktor seperti urbanisasi, peningkatan daya beli masyarakat, dan perubahan gaya hidup, serta peningkatan minat kepemilikan di masyarakat.
Syahroni menjelaskan, populasi hewan kesayangan di Indonesia juga meningkat sebesar 75,7 persen antara tahun 2017 dan 2022, dengan anjing, kucing, burung, dan ikan menjadi hewan kesayangan peliharaan paling umum. Bahkan, pada masa pandemi Covid-19, pembelian makanan untuk hewan kesayangan meningkat hingga 17 persen atau 932,2 juta kg.
"Kami melihat bahwa industri hewan kesayangan di Indonesia kini berkembang dengan pesat dan diproyeksikan akan mencapai Rp1,7 miliar pada tahun 2027. Asosiasi juga menyambut optimis terobosan-terobosan baru yang akan dihadirkan lewat pameran yang akan dihelat di Tanah Air," katanya.
Terpisah, pemilik toko kebutuhan hewan peliharaan Specialist, Fathurrahman Zuhri mengatakan, tren bisnis penjualan makanan hewan peliharaan juga bergeliat pasca pandemi. Lelaki asal Jakarta Selatan itu mengaku memulai bisnis pet shop sejak 2020 akibat rasa jenuh karena lama terkungkung di dalam rumah. Bermula dari iseng, usaha yang dijalankannya tersebut akhirnya terus berkembang hingga hari ini.
Awal mula bisnis tersebut dimulai secara online dengan menjual pakan hewan peliharaan bernama toko Specialist, yang diklaim sempat meningkat hingga 300 persen saat pandemi. Selang beberapa tahun, dia juga membuka toko di daerah Tebet, dan Kemang, Jakarta Selatan, dengan menjual makanan, aksesoris, serta kebutuhan lain untuk hewan peliharaan.
"Saya melihat peluang besar di sini karena waktu itu masing-masing orang yang saya kenal memiliki minimal 1 hewan peliharaan di rumahnya. Bahkan kami juga bekerjasama dengan dokter hewan untuk membuat beberapa produk makanan dan vitamin untuk reptil,"katanya.
Sementara itu, pengamat bisnis Yuswohady mengatakan, meningkatnya tren bisnis penjualan makanan hewan tidak terlepas dari berbagai faktor yang ada di masyarakat. Selain meningkatnya jumlah pemilik hewan peliharaan, hadirnya komunitas hingga kesadaran akan kesehatan hewan turut memengaruhi ladang bisnis ini.
Yuswohady menjelaskan, tren bisnis ini juga bakal semakin tumbuh di masa depan. Momen ini menurutnya tak lepas dari banyaknya generasi muda yang menjadi konsumen digital dengan persentase sangat besar, sehingga banyak dari mereka mengalami masalah kesehatan mental, dan memerlukan dukungan emosional dari hewan peliharaan.
"Seiring waktu tren ke arah kesepian itu semakin tinggi, dan hewan peliharaan ini menjadi salah satu alternatif yang memberikan solusi itu. Tumbuhnya platform online juga memudahkan konsumen untuk membeli makanan hewan, bahkan saat ini pet shop juga semakin menjamur," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.