Yuk Kenali Istilah dalam Informasi Cuaca, Apa Itu La Nina & El Nino?
31 October 2021 |
21:52 WIB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan dilanda La Nina sejak Oktober-Februari 2022. Fenomena cuaca ekstrem tersebut perlu diwaspadai lantaran seringkali menimbulkan bencana.
Selama Oktober, beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang mengalami periode transisi atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Pada periode peralihan musim ini harus diwaspadai fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul, seperti hujan lebat, angin puting beliung, angin kencang. Meskipun periodenya singkat, tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Kewaspadaan dalam menghadapi musim hujan ini harus ditingkatkan pada periode puncak musim hujan yang diprediksi akan dominan terjadi pada Januari dan Februari 2022, terutama di wilayah rawan banjir dan longsor.
Nah untuk dapat mengantisipasi ancaman bencana tersebut. ada baiknya kita kenail dulu berbagai istilah penting dalam informasi seputar cuaca berikut ini yang dikutip dari situs BMKG.
Angin Monsun Timuran rata-rata bertiup dari atah timur hingga tenggara dan bertiup pada bulan April s/d Oktober di setiap tahunnya. Angin Monsun Timuran ini adalah indikator musim kemarau bagi wilayah Indonesia. Sedangkan Angin Monsun Baratan rata-rata bertiup dari arah barat hingga barat laut dan bertiup pada bulan Oktober s/d April di setiap tahunnya. Angin monsun Baratan ini adalah indikator musim hujan bagi wilayah Indonesia.
Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM.
Editor: Avicenna
Selama Oktober, beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang mengalami periode transisi atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Pada periode peralihan musim ini harus diwaspadai fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul, seperti hujan lebat, angin puting beliung, angin kencang. Meskipun periodenya singkat, tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.
Kewaspadaan dalam menghadapi musim hujan ini harus ditingkatkan pada periode puncak musim hujan yang diprediksi akan dominan terjadi pada Januari dan Februari 2022, terutama di wilayah rawan banjir dan longsor.
Nah untuk dapat mengantisipasi ancaman bencana tersebut. ada baiknya kita kenail dulu berbagai istilah penting dalam informasi seputar cuaca berikut ini yang dikutip dari situs BMKG.
La Nina
La Nina adalah fenomena ketika suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya. Pendinginan suhu muka laut ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.El Nino
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.Curah Hujan
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan dalam satuan mm (milimeter) yang terkumpul dalam luasan 1 meter persegi tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 mm, artinya dalam luasan 1 meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 liter.Angin Monsun
Angin Monsun atau bisa disebut juga angin musim, adalah angin yang bertiup dalam skala regional (skala benua) yang berubah arah azimut minimal 120 derajat dan terjadi secara periodik (6 bulan sekali). Indonesia terkena dampak dari 2 tipe angin Monsun, yaitu Monsun Timuran dan Monsun Baratan.Angin Monsun Timuran rata-rata bertiup dari atah timur hingga tenggara dan bertiup pada bulan April s/d Oktober di setiap tahunnya. Angin Monsun Timuran ini adalah indikator musim kemarau bagi wilayah Indonesia. Sedangkan Angin Monsun Baratan rata-rata bertiup dari arah barat hingga barat laut dan bertiup pada bulan Oktober s/d April di setiap tahunnya. Angin monsun Baratan ini adalah indikator musim hujan bagi wilayah Indonesia.
Dasarian
Dasarian adalah rentang waktu selama 10 hari. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 dasarian, yaitu dasarian I tanggal 1-10, dasarian II tanggal 11-20, dan dasarian III tanggal 21-akhir bulan.Rata-rata, Normal & Standar Normal
Rata-rata berarti rata-rata curah hujan selama minimal 10 tahun (1971-1980, 1976-1985, 2000-2010, dst); Normal berarti rata-rata curah hujan selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang tidak ditentukan (1971-2000, 1976-2005, 1981-2010, dst); Standar Normal adalah rata-rata curah hujan selama 30 tahun, menggunakan periode waktu yang sudah ditentukan, dimulai tahun berakhiran 1 diakhiri tahun berakhiran 0 (1931-1960, 1961-1990, 1991-2020, dst).Zona Musim
Zona Musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non Zona Musim (Non ZOM).Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.