Hypereport: Derap Lari Marathon Mesti Dibarengi Race Management yang Baik
28 October 2024 |
14:42 WIB
Acara lomba lari marathon kian digemari di Indonesia. Pesertanya pun makin majemuk, dimulai dari mereka yang memang telah lama jadi pelari profesional, masyarakat umum, hingga para anggota komunitas lari yang keberadaannya juga terus meningkat.
Lari telah jadi gaya hidup bagi sebagian orang. Para pesertanya pun juga sudah tak segan untuk merogoh kocek untuk membayar tiket pendaftaran lomba lari. Harganya bervariasi, dari Rp100.000-an hingga di atas Rp1 juta per peserta, tergantung dari jenis event dan kategori yang diperlombakan.
Race Director D&D Production Didit Santoso mengatakan perkembangan olahraga lari dalam 10 tahun terakhir memang begitu menarik. Acara-acara lari dahulu terbilang cukup susah mencari para peserta, bahkan ketika digelar secara gratis.
Berbeda dengan hari ini, ketika acara lari berbayar pun, para peserta akan berduyun-duyun untuk ikutan. Menurutnya, lari memang telah jadi olahraga yang naik daun.
Baca juga laporan terkait:
Bagi Didit, antusiasme yang besar ini juga turut membuat ekosistem lari makin berkembang. Salah satu yang cukup menarik ialah perihal keberadaan race management, yang tugasnya ialah mengatur jalannya olahraga ini berjalan lancar.
Di luar itu, EO race management pun terkadang juga ikut urun rembug dalam hal konsep acara. Sebab, dengan ratusan acara lari yang kini bermunculan, tampil beda agar lebih menarik perhatian tentu jadi sesuatu yang wajib.
Kendati demikian, selama satu dekade menjadi Race Director, Didit mengatakan cara membuat pelari bahagia itu sebenarnya sederhana. Kuncinya, bukan ada pada konsep acara yang berbeda, panggung musik, atau hal-hal yang bersifat hiburan lain, tetapi cukup ajang larinya berjalan rapi.
“Rapi itu bisa dibilang dari sistem pendaftarannya mudah, pembayarannya gampang, pengambilan race pack lancar, pelayanannya bagus, pengaturan start dan finish baik, terus pas lari mereka bisa aman tanpa gangguan,” katanya kepada Hypeabis.id.
Menurut Didit, dalam olahraga lari, yang mesti jadi fokus memang adalah diri sendiri. Artinya, yang menjadi artis di perlombaan adalah para pesertanya. Oleh karena itu, kenyamanan dan keamanan mesti juga terfokus pada mereka. Adapun acara hiburan lain hanyalah tambahan. Dia melanjutkan para pegiat lari lebih menyenangi acara yang memang dijalankan dengan rapi, nyaman, dan aman. Selain itu, yang cukup krusial paling biasanya adalah foto.
Didit tak menampik, ajang lari bagi sebagian orang selain untuk kesehatan, juga untuk eksistensi. Hal ini membuat kebutuhan foto acara juga jadi salah satu daya tarik yang menarik. “Kalau di lomba lari, fokusnya memang di pesertanya ya. Beda dengan fun race, yang mungkin lebih banyak mengejar acara senang-senangnya. Itu beda segmen,” imbuhnya.
Kemudian, satu hal yang tak kalah penting adalah medis. Didit menyebut pihaknya menyediakan medis di setiap water station. Selain itu, nantinya juga akan ada petugas medis yang berkeliling.
Sementara itu, Founder Bromo Marathon Dedy Kurniawan juga sepakat bahwa olahraga lari kini tengah begitu digandrungi. Dulu, dia bercerita, mencari 900 peserta cukup susah, tetapi gelaran terakhir Bromo Marathon kini sudah mampu mendatangkan 1.600-an peserta.
Beberapa pelari mancanegara yang bergabung ke ajang ini di antaranya datang dari Australia, Belgium, Brunei Darussalam, Canada, China, Denmark, France, Germany, India, Ireland, Italy, Japan, Korea, Malaysia, Netherlands, New Zealand, Poland, Portugal, Singapore, Thailand, United Kingdom, United States.
Dedy mengatakan mengadakan lomba lari di gunung sebenarnya cukup menantang. Namun, karena ini sudah tahun ke-11, berbagai tantangan tersebut pelan-pelan teratasi.
Menurutnya, salah satu hal yang cukup krusial dari lari adalah water station. Di Bromo Marathon, water station dan food station akan ditempatkan setiap 3 km. Namun, di titik-titik tertentu, saat elevasinya meningkat dan jalurnya menantang, bisa diatur secara lebih rapat lagi.
Di beberapa jalur yang butuh perlakuan khusus, pihaknya juga selalu menempatkan marshal. Hal ini untuk membantu pelari agar perlombaan yang mereka jalani lebih aman dan nyaman. Dedy berharap ajang lari seperti ini terus mendapatkan dukungan dari pemerintah. Sebab, Indonesia punya potensi besar mengembangkan acara lari yang unik dan menantang.
Baca juga: Cek Tips dari Pakar Bagi Orang Tua yang Ingin Ajak Anak Lari Maraton
Dia menuturkan, tempat start lari harus luas atau paling tidak bisa menampung sesuai kebutuhan peserta. Tempat tersebut juga mesti gampang diakses publik dan punya lahan parkir yang besar. Sebab, tak bisa dimungkiri, sebagian besar pelari masih suka menggunakan kendaraan pribadi.
Biasanya, lanjutnya, jika acara digelar di Jakarta, tempat favorit memulai acara lari adalah di kawasan GBK atau Senayan. Kawasan ini dinilai masih jadi yang paling strategis untuk mengakomodir hal-hal tersebut.
Setelah tempat start ditentukan, langkah selanjutnya ialah rute lari. Didit mengatakan jika ajang lari digelar di perkotaan, biasanya dirinya akan berusaha membuat jalur lari yang melewati keunikan atau kelebihan dari kota tersebut, seperti arsiteknya, tata kota, atau lanskap tertentu.
“Kalau di Jakarta, spot favoritnya biasanya Sudirman-Thamrin sampai Monas, kemudian Kuningan, itu lanskap kota yang menarik yang mesti ditunjukan ke pelari dari daerah lain atau bahkan negara lain,” jelasnya.
Sementara itu, Dedy juga mengatakan rute memang jadi hal menarik dalam hal lomba lari. Dalam beberapa tahun terakhir ini, rute Bromo Marathon tetap sama. Dimulai dari Plataran Bromo, lalu pelari akan menikmati jalur indah di kawasan tersebut.
Pelari akan memulai balapan dengan trek yang sebagian besar menurun, setidaknya hingga 12 km pertama. Pelari akan menurun dari ketinggian 1.856 meter ke 1.398 meter. Pelari, lalu akan disuguhkan tanjakan cukup menantang yang membentang sekitar 17,5 km berikutnya.
Di acara ini, pelari bakal melewati sejumlah pedesaan, seperti Ngadiwono, Pandansari, dan Mororejo. Mereka juga akan disuguhkan pemandangan Dinglik Viewpoints yang telah dikenal lama keindahannya.
Menurut Dedy, rute Bromo Marathon memang jarang berubah-ubah. Sebab, tujuannya selain untuk kesehatan, lari juga jadi ajang promosi wisata. Oleh karena itu, rutenya akan melewati beberapa objek wisata favorit.
Di samping itu, rute yang ada sekarang bagi Dedy sudah cukup kompleks. Meski menawarkan pemandangan indah, rute ini juga menyajikan tantangan berupa elevasi yang berbeda-beda. Pelari akan diajak menanjak maupun menurun. Menurutnya, variasi ini yang membuat acara lari jadi punya daya tarik berbeda.
Baca juga: Berlari Sambil Menikmati Bentang Alam Indah di Bromo Marathon 2024
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Lari telah jadi gaya hidup bagi sebagian orang. Para pesertanya pun juga sudah tak segan untuk merogoh kocek untuk membayar tiket pendaftaran lomba lari. Harganya bervariasi, dari Rp100.000-an hingga di atas Rp1 juta per peserta, tergantung dari jenis event dan kategori yang diperlombakan.
Race Director D&D Production Didit Santoso mengatakan perkembangan olahraga lari dalam 10 tahun terakhir memang begitu menarik. Acara-acara lari dahulu terbilang cukup susah mencari para peserta, bahkan ketika digelar secara gratis.
Berbeda dengan hari ini, ketika acara lari berbayar pun, para peserta akan berduyun-duyun untuk ikutan. Menurutnya, lari memang telah jadi olahraga yang naik daun.
Baca juga laporan terkait:
- Hypereport: Ragam Motivasi Pegiat Lari, Melatih Fisik hingga Rekreasi
- Hypereport: Deretan Profesi Unik di Event Lari, Ada Rabbit & Pacer
Peserta mengikuti LPS Monas Half Marathon 2024 di Jakarta, Minggu (30/6/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P)
Di luar itu, EO race management pun terkadang juga ikut urun rembug dalam hal konsep acara. Sebab, dengan ratusan acara lari yang kini bermunculan, tampil beda agar lebih menarik perhatian tentu jadi sesuatu yang wajib.
Kendati demikian, selama satu dekade menjadi Race Director, Didit mengatakan cara membuat pelari bahagia itu sebenarnya sederhana. Kuncinya, bukan ada pada konsep acara yang berbeda, panggung musik, atau hal-hal yang bersifat hiburan lain, tetapi cukup ajang larinya berjalan rapi.
“Rapi itu bisa dibilang dari sistem pendaftarannya mudah, pembayarannya gampang, pengambilan race pack lancar, pelayanannya bagus, pengaturan start dan finish baik, terus pas lari mereka bisa aman tanpa gangguan,” katanya kepada Hypeabis.id.
Menurut Didit, dalam olahraga lari, yang mesti jadi fokus memang adalah diri sendiri. Artinya, yang menjadi artis di perlombaan adalah para pesertanya. Oleh karena itu, kenyamanan dan keamanan mesti juga terfokus pada mereka. Adapun acara hiburan lain hanyalah tambahan. Dia melanjutkan para pegiat lari lebih menyenangi acara yang memang dijalankan dengan rapi, nyaman, dan aman. Selain itu, yang cukup krusial paling biasanya adalah foto.
Didit tak menampik, ajang lari bagi sebagian orang selain untuk kesehatan, juga untuk eksistensi. Hal ini membuat kebutuhan foto acara juga jadi salah satu daya tarik yang menarik. “Kalau di lomba lari, fokusnya memang di pesertanya ya. Beda dengan fun race, yang mungkin lebih banyak mengejar acara senang-senangnya. Itu beda segmen,” imbuhnya.
Kemudian, satu hal yang tak kalah penting adalah medis. Didit menyebut pihaknya menyediakan medis di setiap water station. Selain itu, nantinya juga akan ada petugas medis yang berkeliling.
Peserta mengikuti LPS Monas Half Marathon 2024 di Jakarta, Minggu (30/6/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P)
Beberapa pelari mancanegara yang bergabung ke ajang ini di antaranya datang dari Australia, Belgium, Brunei Darussalam, Canada, China, Denmark, France, Germany, India, Ireland, Italy, Japan, Korea, Malaysia, Netherlands, New Zealand, Poland, Portugal, Singapore, Thailand, United Kingdom, United States.
Dedy mengatakan mengadakan lomba lari di gunung sebenarnya cukup menantang. Namun, karena ini sudah tahun ke-11, berbagai tantangan tersebut pelan-pelan teratasi.
Menurutnya, salah satu hal yang cukup krusial dari lari adalah water station. Di Bromo Marathon, water station dan food station akan ditempatkan setiap 3 km. Namun, di titik-titik tertentu, saat elevasinya meningkat dan jalurnya menantang, bisa diatur secara lebih rapat lagi.
Di beberapa jalur yang butuh perlakuan khusus, pihaknya juga selalu menempatkan marshal. Hal ini untuk membantu pelari agar perlombaan yang mereka jalani lebih aman dan nyaman. Dedy berharap ajang lari seperti ini terus mendapatkan dukungan dari pemerintah. Sebab, Indonesia punya potensi besar mengembangkan acara lari yang unik dan menantang.
Baca juga: Cek Tips dari Pakar Bagi Orang Tua yang Ingin Ajak Anak Lari Maraton
Rute Lari & Tantangan
Dalam menentukan rute lari, biasanya ada beberapa hal yang jadi pertimbangan bagi Didit. Salah satunya ialah titik dimulai dan diakhiri acara lari. Tempat tersebut mesti memenuhi beberapa kriteria agar jalannya lomba lari bisa lancar.Dia menuturkan, tempat start lari harus luas atau paling tidak bisa menampung sesuai kebutuhan peserta. Tempat tersebut juga mesti gampang diakses publik dan punya lahan parkir yang besar. Sebab, tak bisa dimungkiri, sebagian besar pelari masih suka menggunakan kendaraan pribadi.
Biasanya, lanjutnya, jika acara digelar di Jakarta, tempat favorit memulai acara lari adalah di kawasan GBK atau Senayan. Kawasan ini dinilai masih jadi yang paling strategis untuk mengakomodir hal-hal tersebut.
Setelah tempat start ditentukan, langkah selanjutnya ialah rute lari. Didit mengatakan jika ajang lari digelar di perkotaan, biasanya dirinya akan berusaha membuat jalur lari yang melewati keunikan atau kelebihan dari kota tersebut, seperti arsiteknya, tata kota, atau lanskap tertentu.
“Kalau di Jakarta, spot favoritnya biasanya Sudirman-Thamrin sampai Monas, kemudian Kuningan, itu lanskap kota yang menarik yang mesti ditunjukan ke pelari dari daerah lain atau bahkan negara lain,” jelasnya.
Peserta mengikuti LPS Monas Half Marathon 2024 di Jakarta, Minggu (30/6/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P)
Pelari akan memulai balapan dengan trek yang sebagian besar menurun, setidaknya hingga 12 km pertama. Pelari akan menurun dari ketinggian 1.856 meter ke 1.398 meter. Pelari, lalu akan disuguhkan tanjakan cukup menantang yang membentang sekitar 17,5 km berikutnya.
Di acara ini, pelari bakal melewati sejumlah pedesaan, seperti Ngadiwono, Pandansari, dan Mororejo. Mereka juga akan disuguhkan pemandangan Dinglik Viewpoints yang telah dikenal lama keindahannya.
Menurut Dedy, rute Bromo Marathon memang jarang berubah-ubah. Sebab, tujuannya selain untuk kesehatan, lari juga jadi ajang promosi wisata. Oleh karena itu, rutenya akan melewati beberapa objek wisata favorit.
Di samping itu, rute yang ada sekarang bagi Dedy sudah cukup kompleks. Meski menawarkan pemandangan indah, rute ini juga menyajikan tantangan berupa elevasi yang berbeda-beda. Pelari akan diajak menanjak maupun menurun. Menurutnya, variasi ini yang membuat acara lari jadi punya daya tarik berbeda.
Baca juga: Berlari Sambil Menikmati Bentang Alam Indah di Bromo Marathon 2024
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.