Berlari Sambil Menikmati Bentang Alam Indah di Bromo Marathon 2024
01 September 2024 |
14:41 WIB
Salah satu ajang lari jarak jauh yang paling ditunggu, Bromo Marathon 2024, akhirnya resmi digelar pada Minggu (1/9/2024). Sesuai dengan namanya, ajang balap maraton ini menawarkan sensasi unik berlari sembari menikmati bentang alam indah di kawasan Bromo, Jawa Timur.
Mengutip dari laman resmi pemprov Kabupaten Pasuruan, gelaran Bromo Marathon 2024 mendapatkan antusiasme besar dari pencinta olahraga lari. Pada edisi kali ini, ada peningkatan jumlah pendaftar, dari sebelumnya hanya 1.400 peserta menjadi 1.600 pelari.
Ajang ini juga tak hanya memantik pelari lokal untuk berpartisipasi. Event tahunan yang telah memasuki tahun ke-11 ini juga mampu mendatangkan pelari mancanegara. Total, ada 22 negara yang ikut bergabung.
Baca juga: Cek 5 Agenda Lari di Berbagai Kota Besar Indonesia 1 September 2024
Beberapa pelari mancanegara yang bergabung ke ajang ini di antaranya datang dari Australia, Belgium, Brunei Darussalam, Canada, China, Denmark, France, Germany, India, Indonesia, Ireland, Italy, Japan, Korea, Malaysia, Netherlands, New Zealand, Poland, Portugal, Singapore, Thailand, United Kingdom, United States.
Diminatinya ajang Bromo Marathon 2024 bukanlah tanpa alasan. Di ajang ini, para pelari bukan hanya berolahraga dan mencoba meraih rekor-rekor pribadinya. Namun, mereka juga bisa menikmati keindahan alam dan warisan budaya yang kaya di kawasan Bromo.
“Ini adalah petualangan yang melintasi pemandangan yang menakjubkan, dari perbukitan hijau hingga kaldera berkabut, menghadirkan tantangan unik bagi pelari di seluruh dunia,” tulis laman resmi Bromo Marathon, dikutip Hypeabis.id.
Rute marathon di ajang ini memang menawarkan dua hal seru, yakni tantangan dan keindahan yang terangkum dalam satu trek. Hal ini membuat pelari tidak akan merasa bosan di dalam lintasan.
Pada fase awal, maraton akan dimulai di Plataran Bromo. Pelari akan memulai balapan dengan trek yang sebagian besar menurun, setidaknya hingga 12 km pertama. Pelari akan menurun dari ketinggian 1.856 meter ke 1.398 meter.
Rute awal ini menawarkan trek yang landai, tetapi pelari mesti bersiap dengan beberapa tanjakan kecil. Kemudian, setelah menempuh 12,5 km, bagian tengah lintasan akan mulai menantang.
Pelari akan disuguhkan tanjakan cukup menantang yang membentang sekitar 17,5 km berikutnya. Pelari akan sedikit mendaki. Bagian ini memang dirancang menguji batas kemampuan pelari, terutama saat menghadapi tanjakan curam dan tak kenal ampun.
Berikutnya, pelari akan mulai berada di pedesaan Ngadiwono, Pandansari, dan Mororejo. Setelah trek desa selesai, lintasan akan kembali ke hutan. Saat telah berada di jalur 30,2 km, pelari akan disuguhkan pemandangan Dinglik Viewpoints yang telah dikenal lama keindahannya.
Di bagian akhir, lintasan akan berganti antara turunan dan perbukitan menantang, termasuk turunan curam di 32 km dan satu perbukitan terakhir di dekat 37 km. Ketika mendekati garis finish, jalan setapak menjadi lebih mulus.
“Rute ini lebih dari sekadar maraton; ini adalah perjalanan melalui bentang alam Jawa Timur yang menawan, ditandai oleh kuil-kuil yang tenang, komunitas Tengger yang dinamis, dan beragam medan,” imbuhnya.
Tahun lalu, catatan waktu tercepat di kategori maraton dipegang oleh Ivan Vlasenko, pelari asal Rusia, dengan finish time 4:06:16. Juara keduanya dipegang oleh Dedy Yusuf, pelari asal Indonesia, dengan finish time 4:59:02.
Meski tampak menantang, ajang balap lari ini sebenarnya cukup ramah bagi semua kalangan. Sebab, selain kategori maraton, ajang ini juga memiliki beberapa pilihan lain, dari 21K, 10K, 5K, hingga 2,5K yang bisa diikuti oleh anak-anak.
Baca juga: 4 Spot Sunrise Paling Instagrammable di Gunung Bromo
Editor: Puput Ady Sukarno
Mengutip dari laman resmi pemprov Kabupaten Pasuruan, gelaran Bromo Marathon 2024 mendapatkan antusiasme besar dari pencinta olahraga lari. Pada edisi kali ini, ada peningkatan jumlah pendaftar, dari sebelumnya hanya 1.400 peserta menjadi 1.600 pelari.
Ajang ini juga tak hanya memantik pelari lokal untuk berpartisipasi. Event tahunan yang telah memasuki tahun ke-11 ini juga mampu mendatangkan pelari mancanegara. Total, ada 22 negara yang ikut bergabung.
Baca juga: Cek 5 Agenda Lari di Berbagai Kota Besar Indonesia 1 September 2024
Beberapa pelari mancanegara yang bergabung ke ajang ini di antaranya datang dari Australia, Belgium, Brunei Darussalam, Canada, China, Denmark, France, Germany, India, Indonesia, Ireland, Italy, Japan, Korea, Malaysia, Netherlands, New Zealand, Poland, Portugal, Singapore, Thailand, United Kingdom, United States.
Diminatinya ajang Bromo Marathon 2024 bukanlah tanpa alasan. Di ajang ini, para pelari bukan hanya berolahraga dan mencoba meraih rekor-rekor pribadinya. Namun, mereka juga bisa menikmati keindahan alam dan warisan budaya yang kaya di kawasan Bromo.
“Ini adalah petualangan yang melintasi pemandangan yang menakjubkan, dari perbukitan hijau hingga kaldera berkabut, menghadirkan tantangan unik bagi pelari di seluruh dunia,” tulis laman resmi Bromo Marathon, dikutip Hypeabis.id.
Rute marathon di ajang ini memang menawarkan dua hal seru, yakni tantangan dan keindahan yang terangkum dalam satu trek. Hal ini membuat pelari tidak akan merasa bosan di dalam lintasan.
Pada fase awal, maraton akan dimulai di Plataran Bromo. Pelari akan memulai balapan dengan trek yang sebagian besar menurun, setidaknya hingga 12 km pertama. Pelari akan menurun dari ketinggian 1.856 meter ke 1.398 meter.
Rute awal ini menawarkan trek yang landai, tetapi pelari mesti bersiap dengan beberapa tanjakan kecil. Kemudian, setelah menempuh 12,5 km, bagian tengah lintasan akan mulai menantang.
Pelari akan disuguhkan tanjakan cukup menantang yang membentang sekitar 17,5 km berikutnya. Pelari akan sedikit mendaki. Bagian ini memang dirancang menguji batas kemampuan pelari, terutama saat menghadapi tanjakan curam dan tak kenal ampun.
Berikutnya, pelari akan mulai berada di pedesaan Ngadiwono, Pandansari, dan Mororejo. Setelah trek desa selesai, lintasan akan kembali ke hutan. Saat telah berada di jalur 30,2 km, pelari akan disuguhkan pemandangan Dinglik Viewpoints yang telah dikenal lama keindahannya.
Di bagian akhir, lintasan akan berganti antara turunan dan perbukitan menantang, termasuk turunan curam di 32 km dan satu perbukitan terakhir di dekat 37 km. Ketika mendekati garis finish, jalan setapak menjadi lebih mulus.
“Rute ini lebih dari sekadar maraton; ini adalah perjalanan melalui bentang alam Jawa Timur yang menawan, ditandai oleh kuil-kuil yang tenang, komunitas Tengger yang dinamis, dan beragam medan,” imbuhnya.
Tahun lalu, catatan waktu tercepat di kategori maraton dipegang oleh Ivan Vlasenko, pelari asal Rusia, dengan finish time 4:06:16. Juara keduanya dipegang oleh Dedy Yusuf, pelari asal Indonesia, dengan finish time 4:59:02.
Meski tampak menantang, ajang balap lari ini sebenarnya cukup ramah bagi semua kalangan. Sebab, selain kategori maraton, ajang ini juga memiliki beberapa pilihan lain, dari 21K, 10K, 5K, hingga 2,5K yang bisa diikuti oleh anak-anak.
Baca juga: 4 Spot Sunrise Paling Instagrammable di Gunung Bromo
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.