Museum Nasional Indonesia kembali dibuka (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Begini Harapan Para Seniman Setelah Terbentuknya Kementerian Kebudayaan

26 October 2024   |   20:47 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Setelah penantian panjang, Kementerian Kebudayaan akhirnya terbentuk. Sebelumnya, urusan-urusan kebudayaan masih berada di Direktorat Jenderal Kebudayaan, posisinya adalah bagian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Namun, kini bidang kebudayaan telah terpisah dan menjadi kementerian sendiri. Kelahiran Kementerian Kebudayaan ini memang jadi tonggak penting. Sebab, sejak Indonesia merdeka, ide mendirikan kementerian khusus kebudayaan sudah mengemuka, tetapi baru terjadi sekarang. 

Baca juga: Menteri Fadli Zon Gagas Penyatuan UU Kebudayaan dalam Satu Wadah Omnibus Law 

Seniman Ni Nyoman Sani menyambut baik adanya Kementerian Kebudayaan. Baginya, ini adalah pertanda yang baik terhadap perkembangan kebudayaan di Indonesia, terutama dalam meramu dan merawat keberagamannya.

Sebab, menurutnya, dasar berkebangsaan sejatinya adalah kebudayaan. Dari sisi religi, kemasyarakatan, bahasa, kesenian, hingga mata pencaharian sekali pun, semuanya sebenarnya berpusat pada kebudayaan. Semuanya, lanjutnya, turut berperan bagi tegaknya sebuah bangsa, dalam hal ini Indonesia. 

Menurut Sani, dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan, persoalan-persoalan mengenai budaya mestinya bisa lebih cair dalam penyelesaiannya. Dia juga berharap pemerintah punya perhatian lebih besar dalam perkembangan seni rupa.

“Saya sangat berharap adanya event seni rupa secara internasional, yang melibatkan perupa-perupa baik dari daerah maupun nasional. Bahwasanya, perupa atau seniman ini juga berperan penting dalam sistem kebudayaan,” ucap Sani kepada Hypeabis.id

Sebagai negara dengan banyak seniman, Sani merasa sudah saatnya Indonesia banyak merancang agenda-agenda Biennale berskala internasional. Hal ini bisa menjadi panggung seniman dunia dan Indonesia tampil.

Terkait dengan program 100 hari pertama, Sani berharap Menteri Kebudayaan telah merancangnya dengan baik. Menurutnya, berbagai rancangan kebudayaan mestinya merupakan hasil dari dialog dengan seniman dan budayawan, sehingga terjadi titik temu yang baik dalam hal visi maupun penerapannya.

“Saya optimis dengan adanya bidang kebudayaan yang terpisah, maka akan lebih terarah perhatian yang diberikan. Hal itu terjadi di berbagai unsur-unsur budaya itu sendiri, struktur seni, hingga budaya daerah,” imbuhnya.

Sementara itu, kurator seni independen dan akademisi Ganjar Gumilar mengatakan terbentuknya Kementerian Kebudayaan ini menarik sekali, dan memunculkan banyak harapan. Dia berharap pemilahan ini bisa memberikan ruang fokus, hingga rumusan kebijakan dukungan dan penyelenggaraan negara dapat lebih spesifik serta kontekstual mendorong perkembangan kebudayaan nasional.

Menurut Ganjar, di bidang seni rupa, ekosistemnya sudah cukup dewasa sehingga tidak terlalu bergantung pada sumber daya tertentu. Meski tantangan tentu ada, tetapi pelan-pelan terurai, baik dari sisi patron privat dan komunitas, apalagi kalau ini mendapat sinergi dari lembaga publik tak terkecuali Kementerian Kebudayaan.

Kendati demikian, hal ini tetap tak lepas dari catatan kritik. Ganjar lantas menyinggung perihal satu kebijakan yang berisiko problematis soal struktur lembaga yang diseragamkan, seputar cagar budaya.

"Di satu sisi ada baiknya, di sisi lain, masih perlu kajian. Khawatirnya, nanti malah mengurangi fleksibilitas gerak dan independensi lembaga karena penyeragaman struktur, nanti malah terlalu kaku dan normatif," ucapnya.

Menurutnya, perangkat normatif ini perlu disadari lebih, baik di level nasional maupun internasional. Implementasi SDGs UNESCO misalnya, lanjutnya, baiknya dikaji dulu mana yang relevan dan bisa kontekstual. 

Ganjar berharap adanya Kementerian Kebudayaan membuat lebih fleksibel dalam memenuhi agenda budaya nasional, tidak terlalu kaku dalam upaya penerjemahan kebijakan maupun perwujudannya. Melaluinya, diharapkan pengelolaan budaya bisa lebih relevan dengan percepatan dinamika global.

Baca juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Ingin Repatriasi Minto Stone Warisan Mataram Kuno

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Resep Membuat Opor Ayam Kuah Putih yang Lezat dan Gurih

BERIKUTNYA

Gaya Glamor Model Zsa Zsa Utari Curi Perhatian di Jakarta Fashion Week 2025

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: