Mengenal Karakter & Keunggulan Rumah Pasif yang Hemat Energi
14 October 2024 |
19:30 WIB
Di tengah ancaman perubahan iklim yang kian mengkhawatirkan, sejumlah konsep desain arsitektur yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan bermunculan sebagai solusi dalam membuat hunian, salah satunya ialah passive house atau rumah pasif. Konsep bangunan ini bisa membuat hunian dengan efisiensi penggunaan energi.
Ricky Alexander Samosir selaku PR & Marketing Communication Senior Manager Gravel menjelaskan rumah pasif adalah jenis bangunan yang dirancang untuk memaksimalkan penggunaan energi alam, seperti angin dan cahaya matahari. Fungsinya untuk mengurangi ketergantungan bangunan pada energi konvensional.
Baca juga: 5 Ide Desain Rooftop untuk Rumah Dua Lantai
"Konsep ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, karena memang belum banyak diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Padahal ini merupakan inovasi yang sangat relevan di era modern, di mana efisiensi energi dan keberlanjutan menjadi prioritas," ucapnya.
Ricky memaparkan konsep rumah pasif pertama kali muncul pada akhir 1980-an. Tujuannya adalah menciptakan bangunan yang dapat mempertahankan kenyamanan termal sepanjang tahun dengan menggunakan sedikit energi. Rumah pasif menggunakan prinsip dasar seperti isolasi yang sangat baik, desain yang cermat untuk menangkap sinar matahari, dan sistem ventilasi yang canggih.
"Rumah pasif telah terbukti mampu mengurangi konsumsi energi hingga 95 persen dibandingkan rumah konvensional. Bahkan, bangunan ini telah diakui secara global, dengan standar ketat yang ditetapkan oleh Passive House Institute (PHI) di Jerman," paparnya.
Mengutip dari howstuffworks, rumah pasif pertama dibangun di Darmstadt, Jerman, pada 1991. Tidak seperti rumah bertenaga surya yang menggunakan panel surya untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik, rumah pasif justru menangkap energi matahari dalam bentuk panas untuk memenuhi kebutuhan energi panas pada hunian.
Selain itu, rumah pasif juga biasanya memiliki desain isolasi yang lebih baik, konstruksi kedap udara, jendela yang hemat energi, dan ventilasi yang dikontrol dengan cermat sebagai komponen penting dari konstruksi rumah. Pada 2010, lebih dari 15.000 bangunan di Eropa telah dibangun atau direnovasi dengan standar rumah pasif.
Salah satu ciri khas rumah pasif adalah desainnya yang memungkinkan pemanfaatan energi alami secara optimal. Rumah pasif biasanya dirancang dengan banyak jendela yang menghadap ke selatan, memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam rumah.
Selain itu, rumah pasif sering menggunakan material bangunan alami, ramah lingkungan, termasuk pemanfaatan ruang luar dan bukaan untuk mengoptimalkan sirkulasi udara, sehingga rumah terasa lebih sejuk tanpa perlu menggunakan banyak energi untuk pendingin udara.
Rumah pasif memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dari bangunan konvensional, sebagaimana dijelaskan oleh Ricky. Pertama, efisiensi energi tinggi. Rumah pasif dirancang untuk meminimalkan penggunaan energi aktif, terutama dalam hal pemanas dan pendingin ruangan.
Penggunaan panel surya dan sistem ventilasi yang cerdas pada rumah pasif memastikan bahwa kebutuhan energi bangunan sangat rendah.
Kedua, pemanfaatan sinar matahari. Lokasi dan orientasi rumah sangat penting. Rumah pasif biasanya dibangun di lokasi yang mendapatkan sinar matahari yang cukup, dengan jendela besar di sisi selatan untuk memaksimalkan pemanasan alami.
Ketiga, penggunaan material lokal dan alami. Untuk mengurangi jejak karbon, rumah pasif sering menggunakan bahan bangunan lokal yang ramah lingkungan. Misalnya material kayu dan batu lebih dipilih dalam merancang rumah pasif, sedangkan penggunaan plastik dan bahan sintetis lainnya justru dihindari.
Adapun, karakteristik keempat yakni sistem pengolahan air efisien. Selain hemat energi, rumah pasif juga dirancang untuk menggunakan air dengan lebih efisien, baik melalui sistem pemanenan air hujan maupun penggunaan teknologi sanitasi yang ramah lingkungan.
"Selain itu, biaya operasional rumah pasif jauh lebih rendah dibandingkan rumah konvensional, karena konsumsi energinya yang sangat rendah," katanya.
Dikutip dari Allan Corfield Architects, terdapat beberapa keunggulan pada penerapan rumah pasif seperti berikut ini.
1. Memaksimalkan penyerapan sinar matahari
Rumah pasif akan memaksimalkan penyerapan sinar matahari pada fitur desain seperti jendela atap. Rumah pasif tidak hanya menangkap cahaya alami tetapi juga mengubahnya menjadi panas, yang mengurangi kebutuhan akan sumber panas konvensional untuk hunian misalnya kompor atau pemanas air. Setiap panas tambahan yang dibutuhkan biasanya dipasok oleh sistem berkelanjutan, seperti pompa panas sumber udara.
2. Menjaga suhu dalam ruangan
Melalui desain yang cerdas dan material berkualitas tinggi, rumah pasif dapat mempertahankan suhu dalam ruangan yang nyaman sepanjang tahun. Pada cuaca dingin, kombinasi insulasi tebal dan selubung kedap udara pada rumah pasif berfungsi menjaga panas di dalam rumah sekaligus mencegah masuknya udara dingin.
Sementara pada musim panas, rumah pasif bisa melindungi penghuni rumah dari terik matahari, dan massa termal yang tinggi dari material yang digunakan untuk membangun rumah dapat menyerap panas yang tidak diinginkan.
3. Menciptakan udara segar
Rumah pasif biasanya menggunakan kombinasi ventilasi mekanis dan alami untuk menciptakan udara yang segar pada hunian. Sistem ventilasi mekanis dengan pemulihan panas mendistribusikan udara segar ke kamar tidur dan ruang keluarga, sambil membuang udara basi dari ruangan 'basah' seperti kamar mandi atau dapur menggunakan serangkaian saluran. Ini berfungsi untuk menciptakan sistem ventilasi yang seimbang dan udara bersih untuk semua orang.
Sementara ventilasi alami memanfaatkan sifat bawaan bangunan. Rumah pasif memanfaatkan energi alami seperti angin dan perbedaan suhu untuk mengisi ruangan dengan udara segar.
4. Mengurangi biaya listrik
Dengan prinsip-prinsip efisiensi energi, rumah pasif dapat mengurangi kebutuhan hunian akan sistem pemanas konvensional. Dengan kebutuhan pemanas yang berkurang secara signifikan, tagihan listrik yang menjadi beban bulanan rumah tinggal pun akan berkurang.
Oleh karena itu, biasanya rumah pasif bersertifikat menggunakan sekitar 75 persen lebih sedikit energi daripada bangunan pada umumnya. Ini akan membantu menjaga kinerja rumah di masa mendatang dan membantu melindungi penghuninya dari kenaikan biaya energi.
5. Desain tahan lama
Rumah pasif biasanya dilengkapi dengan lapisan insulasi tambahan dan jendela kaca tiga lapis, yang berfungsi untuk menciptakan struktur yang tahan lama dan nyaman. Konstruksi rumah pasif mematuhi standar yang ketat, memastikan bahwa selubung bangunan kedap udara dan terisolasi dengan baik.
Hal ini tidak hanya menciptakan rumah berkinerja tinggi tetapi juga mengurangi risiko masalah struktural yang terkait dengan kelembapan dan jembatan termal. Standar dan material yang tinggi ini berkontribusi terhadap daya tahan dan umur panjang struktur secara keseluruhan.
6. Membuat nilai jual lebih tinggi
Rumah pasif sering kali memiliki nilai jual kembali yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah konvensional. Seiring meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, semakin banyak pembeli yang mencari pilihan hunian berkelanjutan.
Selain itu, rumah pasif juga diminati lantaran bisa menjadi pilihan guna mempersiapkan diri untuk masa depan. Seiring meningkatnya kekhawatiran tentang perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan, rumah pasif menyediakan model untuk kehidupan berkelanjutan. Melalui kombinasi penggunaan energi minimal dan jejak karbon yang lebih rendah, rumah pasif dapat berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim.
Baca juga: Pastikan Hunian Tahan Gempa, Cek 7 Hal Penting Ini pada Struktur Rumah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Ricky Alexander Samosir selaku PR & Marketing Communication Senior Manager Gravel menjelaskan rumah pasif adalah jenis bangunan yang dirancang untuk memaksimalkan penggunaan energi alam, seperti angin dan cahaya matahari. Fungsinya untuk mengurangi ketergantungan bangunan pada energi konvensional.
Baca juga: 5 Ide Desain Rooftop untuk Rumah Dua Lantai
"Konsep ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, karena memang belum banyak diterapkan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Padahal ini merupakan inovasi yang sangat relevan di era modern, di mana efisiensi energi dan keberlanjutan menjadi prioritas," ucapnya.
Ricky memaparkan konsep rumah pasif pertama kali muncul pada akhir 1980-an. Tujuannya adalah menciptakan bangunan yang dapat mempertahankan kenyamanan termal sepanjang tahun dengan menggunakan sedikit energi. Rumah pasif menggunakan prinsip dasar seperti isolasi yang sangat baik, desain yang cermat untuk menangkap sinar matahari, dan sistem ventilasi yang canggih.
"Rumah pasif telah terbukti mampu mengurangi konsumsi energi hingga 95 persen dibandingkan rumah konvensional. Bahkan, bangunan ini telah diakui secara global, dengan standar ketat yang ditetapkan oleh Passive House Institute (PHI) di Jerman," paparnya.
Mengutip dari howstuffworks, rumah pasif pertama dibangun di Darmstadt, Jerman, pada 1991. Tidak seperti rumah bertenaga surya yang menggunakan panel surya untuk mengubah sinar matahari menjadi listrik, rumah pasif justru menangkap energi matahari dalam bentuk panas untuk memenuhi kebutuhan energi panas pada hunian.
Selain itu, rumah pasif juga biasanya memiliki desain isolasi yang lebih baik, konstruksi kedap udara, jendela yang hemat energi, dan ventilasi yang dikontrol dengan cermat sebagai komponen penting dari konstruksi rumah. Pada 2010, lebih dari 15.000 bangunan di Eropa telah dibangun atau direnovasi dengan standar rumah pasif.
Karakteristik Rumah Pasif
Salah satu ciri khas rumah pasif adalah desainnya yang memungkinkan pemanfaatan energi alami secara optimal. Rumah pasif biasanya dirancang dengan banyak jendela yang menghadap ke selatan, memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam rumah.Selain itu, rumah pasif sering menggunakan material bangunan alami, ramah lingkungan, termasuk pemanfaatan ruang luar dan bukaan untuk mengoptimalkan sirkulasi udara, sehingga rumah terasa lebih sejuk tanpa perlu menggunakan banyak energi untuk pendingin udara.
Rumah pasif memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dari bangunan konvensional, sebagaimana dijelaskan oleh Ricky. Pertama, efisiensi energi tinggi. Rumah pasif dirancang untuk meminimalkan penggunaan energi aktif, terutama dalam hal pemanas dan pendingin ruangan.
Penggunaan panel surya dan sistem ventilasi yang cerdas pada rumah pasif memastikan bahwa kebutuhan energi bangunan sangat rendah.
Rumah pasif dirancang untuk meminimalkan penggunaan energi aktif, terutama dalam hal pemanas dan pendingin ruangan. (Sumber gambar: Pixabay/Pexels)
Ketiga, penggunaan material lokal dan alami. Untuk mengurangi jejak karbon, rumah pasif sering menggunakan bahan bangunan lokal yang ramah lingkungan. Misalnya material kayu dan batu lebih dipilih dalam merancang rumah pasif, sedangkan penggunaan plastik dan bahan sintetis lainnya justru dihindari.
Adapun, karakteristik keempat yakni sistem pengolahan air efisien. Selain hemat energi, rumah pasif juga dirancang untuk menggunakan air dengan lebih efisien, baik melalui sistem pemanenan air hujan maupun penggunaan teknologi sanitasi yang ramah lingkungan.
Keunggulan Rumah Pasif
Menurut Ricky, keunggulan utama dari rumah pasif adalah efisiensi energi dan kenyamanan termal. Hal itu dikarenakan rumah pasif mampu menjaga suhu dalam ruangan tetap stabil sepanjang tahun, tanpa harus bergantung pada sistem pendingin udara yang mahal."Selain itu, biaya operasional rumah pasif jauh lebih rendah dibandingkan rumah konvensional, karena konsumsi energinya yang sangat rendah," katanya.
Dikutip dari Allan Corfield Architects, terdapat beberapa keunggulan pada penerapan rumah pasif seperti berikut ini.
1. Memaksimalkan penyerapan sinar matahari
Rumah pasif akan memaksimalkan penyerapan sinar matahari pada fitur desain seperti jendela atap. Rumah pasif tidak hanya menangkap cahaya alami tetapi juga mengubahnya menjadi panas, yang mengurangi kebutuhan akan sumber panas konvensional untuk hunian misalnya kompor atau pemanas air. Setiap panas tambahan yang dibutuhkan biasanya dipasok oleh sistem berkelanjutan, seperti pompa panas sumber udara.
2. Menjaga suhu dalam ruangan
Melalui desain yang cerdas dan material berkualitas tinggi, rumah pasif dapat mempertahankan suhu dalam ruangan yang nyaman sepanjang tahun. Pada cuaca dingin, kombinasi insulasi tebal dan selubung kedap udara pada rumah pasif berfungsi menjaga panas di dalam rumah sekaligus mencegah masuknya udara dingin.
Sementara pada musim panas, rumah pasif bisa melindungi penghuni rumah dari terik matahari, dan massa termal yang tinggi dari material yang digunakan untuk membangun rumah dapat menyerap panas yang tidak diinginkan.
3. Menciptakan udara segar
Rumah pasif biasanya menggunakan kombinasi ventilasi mekanis dan alami untuk menciptakan udara yang segar pada hunian. Sistem ventilasi mekanis dengan pemulihan panas mendistribusikan udara segar ke kamar tidur dan ruang keluarga, sambil membuang udara basi dari ruangan 'basah' seperti kamar mandi atau dapur menggunakan serangkaian saluran. Ini berfungsi untuk menciptakan sistem ventilasi yang seimbang dan udara bersih untuk semua orang.
Sementara ventilasi alami memanfaatkan sifat bawaan bangunan. Rumah pasif memanfaatkan energi alami seperti angin dan perbedaan suhu untuk mengisi ruangan dengan udara segar.
4. Mengurangi biaya listrik
Dengan prinsip-prinsip efisiensi energi, rumah pasif dapat mengurangi kebutuhan hunian akan sistem pemanas konvensional. Dengan kebutuhan pemanas yang berkurang secara signifikan, tagihan listrik yang menjadi beban bulanan rumah tinggal pun akan berkurang.
Oleh karena itu, biasanya rumah pasif bersertifikat menggunakan sekitar 75 persen lebih sedikit energi daripada bangunan pada umumnya. Ini akan membantu menjaga kinerja rumah di masa mendatang dan membantu melindungi penghuninya dari kenaikan biaya energi.
5. Desain tahan lama
Rumah pasif biasanya dilengkapi dengan lapisan insulasi tambahan dan jendela kaca tiga lapis, yang berfungsi untuk menciptakan struktur yang tahan lama dan nyaman. Konstruksi rumah pasif mematuhi standar yang ketat, memastikan bahwa selubung bangunan kedap udara dan terisolasi dengan baik.
Hal ini tidak hanya menciptakan rumah berkinerja tinggi tetapi juga mengurangi risiko masalah struktural yang terkait dengan kelembapan dan jembatan termal. Standar dan material yang tinggi ini berkontribusi terhadap daya tahan dan umur panjang struktur secara keseluruhan.
6. Membuat nilai jual lebih tinggi
Rumah pasif sering kali memiliki nilai jual kembali yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah konvensional. Seiring meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, semakin banyak pembeli yang mencari pilihan hunian berkelanjutan.
Selain itu, rumah pasif juga diminati lantaran bisa menjadi pilihan guna mempersiapkan diri untuk masa depan. Seiring meningkatnya kekhawatiran tentang perubahan iklim dan keberlanjutan lingkungan, rumah pasif menyediakan model untuk kehidupan berkelanjutan. Melalui kombinasi penggunaan energi minimal dan jejak karbon yang lebih rendah, rumah pasif dapat berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim.
Baca juga: Pastikan Hunian Tahan Gempa, Cek 7 Hal Penting Ini pada Struktur Rumah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.