Koleksi Busana Jogja Fashion Dunia di JMFW 2025 yang Kaya Unsur Wastra dan Budaya DIY
14 October 2024 |
15:00 WIB
Jakarta Muslim Fashion Week 2025 persembahkan koleksi busana modest terbaru dari deretan desainer yang tergabung dalam Jogja Fashion Dunia. Setiap desain yang ditampilkan memperlihatkan keindahan dan keunikan wastra dan budaya tradisional Yogyakarta.
Adapun Jogja Fashion Dunia merupakan sebuah gerakan bersama untuk menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu pusat fesyen dunia dengan unggulan craft fashion, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Dengan mengeksplorasi potensi DIY, mulai dari wastra, kerajinan tangan, sentra industri dan budaya.
Baca juga: JMFW 2025 Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Modest Fashion Indonesia di Kancah Global
Sri Sultan Hamengkubuwono X, selaku gubernur DIY memiliki harapan untuk Yogyakarta bisa menjadi salah satu pusat fesyen dunia yang berjati diri dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri fesyen di DIY dan sekitarnya.
Dengan mengeksplorasi potensi DIY akan tercipta peluang bisnis baru yang akan meningkatkan produksi lokal dan meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Beberapa desainer dan rumah mode yang menampilkan koleksinya di Jogja Fashion Dunia, Jakarta Muslim Fashion Week 2025 adalah WEARLORI X PrajanEco X H.O.D. Koleksi mereka menampilkan perpaduan harmonis antara tradisi dan modernitas, serta menonjolkan keindahan tenun lurik yang merupakan tenun tradisional dari Jawa Tengah.
Mengusung tema Breezy Modesty, kain tenun lurik disulap menjadi busana muslim ready-to-wear dengan siluet modern yang nyaman dan fungsional untuk wanita urban.
"Tujuan kami adalah melestarikan warisan budaya Indonesia yang kaya, khususnya melalui tenun lurik, sekaligus menyajikannya dengan cara yang sesuai dengan selera wanita masa kini yang mengikuti mode," kata Lucia Dina Rosaria, Pendiri sekaligus Direktur Kreatif WEARLORI.
Lebih lanjut dia memaparkan, di JMFW 2025, kami ingin menunjukkan bagaimana kain tradisional ini dapat diadaptasi menjadi busana siap pakai yang sopan dan seimbang, serta memadukan style dan kenyamanan untuk orang yang mengenakannya.
Koleksi Breezy Modesty menampilkan berbagai gaun, tunik, dan outer yang ringan dan wearable, semuanya
dipadukan dengan unsur tenun lurik. Setiap potongannya dirancang dengan cermat dengan garis-garis yang bersih, warna-warna netral, dan detail manis yang mencerminkan karakter feminin wanita.
Perpaduan pola tenun tangan klasik dengan potongan kontemporer dan desain sederhana membuat koleksi ini menonjol, menekankan komitmen para desainer untuk menyelaraskan tradisi dengan modernitas.
Jenama lainnya yang menampilkan koleksi busana terbarunya di JMFW 2025 adalah Lemari Lila x WatukaWat. Lemari Lila merupakan rumah mode yang didirikan oleh Lila Imeldasari, mereka berkolaborasi dengan brand assesories WatukaWat by Soeshe.
Koleksi yang ditampilkan diberi nama Geliat Modestwear, terdapat enam busana muslim wanita ready-to-wear yang berfokus pada siluet longgar dan oversized mengikuti kaidah baju muslimah yang sesuai dengan garis desain Lemari Lila.
Lemari Lila banyak mengeksplorasi kain tenun Yogyakarta dengan tambahan bordir manual dan sulaman tangan pada motifnya. Selain itu juga menggunakan warna-warna gerabah Kasongan, yakni pusat kerajinan gerabah yang ada di wilayah Bantul, Yogyakarta.
"Gerabah tanah liat umumnya berwarna coklat, namun cenderung oranye dan pink kemerahan. Ada juga warna abu arang, keabuan, krem, serta gradasi palet warna di dalamnya," ujar Lila Imeldasari, pendiri Lemari Lila.
Lemari Lila sendiri didirikan pada 2010 oleh Lila Imeldasari di Yogyakarta. Lila tumbuh dalam keluarga di mana para wanitanya terbiasa mengenakan kebaya dan kain wastra yang indah di pasar tradisional di Yogyakarta. Oleh karenanya jenama ini banyak menggunakan kain-kain wastra seperti batik cap, batik tulis, dan tenun buatan tangan.
Pada JMFW 2025 ini, Lemari Lila berkolaborasi dengan WatukaWat by Soeshe. Jenama aksesoris yang produknya menggunakan kawat tembaga enamel dan batu alam, dengan bentuk-bentuk yang dibuat khusus untuk koleksi ini. Ada kalung, bros, dan cincin dengan teknik pengerjaan tangan yang sangat detail.
Produk-produk WatukaWat dibuat handmade, langsung dari tangan designernya, Soeshe. Bahan dasarnya menggunakan batu alam druzy yang diikat sedemikian rupa menggunakan kawat tembaga enamel dan ornamen tambahan sebagai pelengkapnya.
Tak ketinggalan, Jogja Fashion Dunia di JMFW 2025 Juga menampilkan koleksi Elgan by Nyudi X Baticaniq. Jenama Elgan by Nyudi didirikan oleh Nyudi Dwijo Susilo, berkolaborasi dengan merek aksesori Baticaniq yang didirikan oleh Turin Damayanti.
Elgan by Nyudi menampilkan enam looks busana ready-to-wear dengan siluet longgar dan oversized dalam koleksi urban menswear bertema Modern Zen. Terdiri dari potongan busana yang stylish dan nyaman, termasuk jaket oversized, trenchcoat, kemeja oversized, dan celana longgar.
"Koleksi ini memadukan estetika minimalis dengan elemen budaya yang kaya, menciptakan gaya yang cocok untuk pria urban masa kini," ujar Nyudi.
Setiap busana dirancang dengan pendekatan modern namun tetap terhubung dengan nilai-nilai tradisional. Bahan yang digunakan meliputi denim, linen, dan batik, yang semuanya dipilih dengan cermat untuk memberikan kenyamanan dan gaya yang modis.
Bahan denim hadir dalam nuansa navy blue dan biru muda, sementara bahan linen dalam warna coklat yang hangat, serta bahan batik dalam nuansa biru-putih hasil karya para perajin Yogyakarta.
Adapun motif-motifnya terinspirasi dari ikon budaya Yogyakarta seperti keraton, tugu Jogja, delman, dan lampu Malioboro. Motif-motif ini diintegrasikan secara halus ke dalam desain, menciptakan keseimbangan antara tradisi dan gaya urban modern yang berani.
"Kolaborasi ini mempertegas identitas urban menswear yang sarat akan budaya namun tetap relevan dan fungsional dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Elgan by Nyudi terus berkomitmen untuk mengangkat budaya Indonesia melalui busana pria ready-to-wear yang stylish dan nyaman. Koleksi ini adalah bukti bahwa pria muslim modern dapat tampil modis tanpa meninggalkan akar budaya lokal.
Melengkapi koleksi ini, jenama tersebut berkolaborasi dengan Baticaniq, merek aksesori yang mengusung konsep modern ethnic. Aksesori seperti kalung, bros, tas, dan topi menambah dimensi lain pada setiap tampilan, memperkuat kesan modern ethnic dalam keseluruhan koleksinya.
Baca juga: Koleksi Busana Muslim Trendi di JMFW 2025, Cek Desain Nada Puspita Hingga Khanaan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Adapun Jogja Fashion Dunia merupakan sebuah gerakan bersama untuk menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai salah satu pusat fesyen dunia dengan unggulan craft fashion, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Dengan mengeksplorasi potensi DIY, mulai dari wastra, kerajinan tangan, sentra industri dan budaya.
Baca juga: JMFW 2025 Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Modest Fashion Indonesia di Kancah Global
Sri Sultan Hamengkubuwono X, selaku gubernur DIY memiliki harapan untuk Yogyakarta bisa menjadi salah satu pusat fesyen dunia yang berjati diri dalam rangka meningkatkan pertumbuhan industri fesyen di DIY dan sekitarnya.
Dengan mengeksplorasi potensi DIY akan tercipta peluang bisnis baru yang akan meningkatkan produksi lokal dan meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Koleksi WEARLORI X PrajanEco X H.O.D (Sumber Foto: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)
Beberapa desainer dan rumah mode yang menampilkan koleksinya di Jogja Fashion Dunia, Jakarta Muslim Fashion Week 2025 adalah WEARLORI X PrajanEco X H.O.D. Koleksi mereka menampilkan perpaduan harmonis antara tradisi dan modernitas, serta menonjolkan keindahan tenun lurik yang merupakan tenun tradisional dari Jawa Tengah.
Mengusung tema Breezy Modesty, kain tenun lurik disulap menjadi busana muslim ready-to-wear dengan siluet modern yang nyaman dan fungsional untuk wanita urban.
"Tujuan kami adalah melestarikan warisan budaya Indonesia yang kaya, khususnya melalui tenun lurik, sekaligus menyajikannya dengan cara yang sesuai dengan selera wanita masa kini yang mengikuti mode," kata Lucia Dina Rosaria, Pendiri sekaligus Direktur Kreatif WEARLORI.
Lebih lanjut dia memaparkan, di JMFW 2025, kami ingin menunjukkan bagaimana kain tradisional ini dapat diadaptasi menjadi busana siap pakai yang sopan dan seimbang, serta memadukan style dan kenyamanan untuk orang yang mengenakannya.
Koleksi Breezy Modesty menampilkan berbagai gaun, tunik, dan outer yang ringan dan wearable, semuanya
dipadukan dengan unsur tenun lurik. Setiap potongannya dirancang dengan cermat dengan garis-garis yang bersih, warna-warna netral, dan detail manis yang mencerminkan karakter feminin wanita.
Perpaduan pola tenun tangan klasik dengan potongan kontemporer dan desain sederhana membuat koleksi ini menonjol, menekankan komitmen para desainer untuk menyelaraskan tradisi dengan modernitas.
Koleksi Lemari Lila x WatukaWat (Sumber Foto: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)
Jenama lainnya yang menampilkan koleksi busana terbarunya di JMFW 2025 adalah Lemari Lila x WatukaWat. Lemari Lila merupakan rumah mode yang didirikan oleh Lila Imeldasari, mereka berkolaborasi dengan brand assesories WatukaWat by Soeshe.
Koleksi yang ditampilkan diberi nama Geliat Modestwear, terdapat enam busana muslim wanita ready-to-wear yang berfokus pada siluet longgar dan oversized mengikuti kaidah baju muslimah yang sesuai dengan garis desain Lemari Lila.
Lemari Lila banyak mengeksplorasi kain tenun Yogyakarta dengan tambahan bordir manual dan sulaman tangan pada motifnya. Selain itu juga menggunakan warna-warna gerabah Kasongan, yakni pusat kerajinan gerabah yang ada di wilayah Bantul, Yogyakarta.
"Gerabah tanah liat umumnya berwarna coklat, namun cenderung oranye dan pink kemerahan. Ada juga warna abu arang, keabuan, krem, serta gradasi palet warna di dalamnya," ujar Lila Imeldasari, pendiri Lemari Lila.
Lemari Lila sendiri didirikan pada 2010 oleh Lila Imeldasari di Yogyakarta. Lila tumbuh dalam keluarga di mana para wanitanya terbiasa mengenakan kebaya dan kain wastra yang indah di pasar tradisional di Yogyakarta. Oleh karenanya jenama ini banyak menggunakan kain-kain wastra seperti batik cap, batik tulis, dan tenun buatan tangan.
Pada JMFW 2025 ini, Lemari Lila berkolaborasi dengan WatukaWat by Soeshe. Jenama aksesoris yang produknya menggunakan kawat tembaga enamel dan batu alam, dengan bentuk-bentuk yang dibuat khusus untuk koleksi ini. Ada kalung, bros, dan cincin dengan teknik pengerjaan tangan yang sangat detail.
Produk-produk WatukaWat dibuat handmade, langsung dari tangan designernya, Soeshe. Bahan dasarnya menggunakan batu alam druzy yang diikat sedemikian rupa menggunakan kawat tembaga enamel dan ornamen tambahan sebagai pelengkapnya.
Koleksi Elgan by Nyudi X Baticaniq (Sumber Foto: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)
Tak ketinggalan, Jogja Fashion Dunia di JMFW 2025 Juga menampilkan koleksi Elgan by Nyudi X Baticaniq. Jenama Elgan by Nyudi didirikan oleh Nyudi Dwijo Susilo, berkolaborasi dengan merek aksesori Baticaniq yang didirikan oleh Turin Damayanti.
Elgan by Nyudi menampilkan enam looks busana ready-to-wear dengan siluet longgar dan oversized dalam koleksi urban menswear bertema Modern Zen. Terdiri dari potongan busana yang stylish dan nyaman, termasuk jaket oversized, trenchcoat, kemeja oversized, dan celana longgar.
"Koleksi ini memadukan estetika minimalis dengan elemen budaya yang kaya, menciptakan gaya yang cocok untuk pria urban masa kini," ujar Nyudi.
Setiap busana dirancang dengan pendekatan modern namun tetap terhubung dengan nilai-nilai tradisional. Bahan yang digunakan meliputi denim, linen, dan batik, yang semuanya dipilih dengan cermat untuk memberikan kenyamanan dan gaya yang modis.
Bahan denim hadir dalam nuansa navy blue dan biru muda, sementara bahan linen dalam warna coklat yang hangat, serta bahan batik dalam nuansa biru-putih hasil karya para perajin Yogyakarta.
Adapun motif-motifnya terinspirasi dari ikon budaya Yogyakarta seperti keraton, tugu Jogja, delman, dan lampu Malioboro. Motif-motif ini diintegrasikan secara halus ke dalam desain, menciptakan keseimbangan antara tradisi dan gaya urban modern yang berani.
"Kolaborasi ini mempertegas identitas urban menswear yang sarat akan budaya namun tetap relevan dan fungsional dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Elgan by Nyudi terus berkomitmen untuk mengangkat budaya Indonesia melalui busana pria ready-to-wear yang stylish dan nyaman. Koleksi ini adalah bukti bahwa pria muslim modern dapat tampil modis tanpa meninggalkan akar budaya lokal.
Melengkapi koleksi ini, jenama tersebut berkolaborasi dengan Baticaniq, merek aksesori yang mengusung konsep modern ethnic. Aksesori seperti kalung, bros, tas, dan topi menambah dimensi lain pada setiap tampilan, memperkuat kesan modern ethnic dalam keseluruhan koleksinya.
Baca juga: Koleksi Busana Muslim Trendi di JMFW 2025, Cek Desain Nada Puspita Hingga Khanaan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.