Tamu undangan menghadiri seremoni Pembukaan Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Sal Priadi hingga Papermoon Puppet Theatre Ramaikan Pembukaan Museum Nasional Indonesia

11 October 2024   |   22:12 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Pembukaan Museum Nasional Indonesia (MNI) bakal membawa babak baru bagi permuseuman di Tanah Air. Sebab, hadirnya sejumlah program baru di tempat ini bisa menjadi inspirasi bagi museum lain untuk membuat agenda yang lebih sangkil dalam menggaet pengunjung. 

Hal itu terejawantah dari seremonial pembukaan MNI pada Jumat (11/10/24) malam. Museum yang setahun lebih direvitalisasi ini menghamparkan berbagai pertunjukan dan program-program baru yang inovatif, serta merangsang daya imaji publik.

Pembukaan MNI dimulai dengan penampilan Sal Priadi yang menyanyikan lagu "Dari Planet yang Lain" dan "Gala Bunga Matahari". Alih-alih bernyanyi di atas panggung, penyanyi asal Malang itu justru bernyanyi di tengah kelimun ratusan pengunjung yang memadati Taman Arca. 

Tidak sampai di situ, aksi tersebut disambar dengan penampilan spektakuler dari Papermoon Puppet Theatre, yang membawakan lakon Stream of Memory. Lakon ini mengisahkan tentang sebuah sungai tua yang dilupakan oleh masyarakat pada era kiwari, laiknya sejarah yang hilang. 

Baca juga: Museum Diharapkan Tak Sekadar Ruang Pamer, Tapi juga Produksi Pengetahuan Baru
 

Papermoon Puppet Theater menyapa pengunjung saat seremoni Pembukaan Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024).

Papermoon Puppet Theater menyapa pengunjung saat seremoni Pembukaan Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Menggabungkan elemen teater boneka, tari, video mapping, musik dan tata cahaya, grup teater boneka asal Yogyakarta itu juga membuat pengunjung berdecak kagum. Terlebih dengan hadirnya boneka berukuran gigantik bernama Kali, yang dimainkan oleh enam orang dewasa.

Salah satu pendiri Papermoon Puppet Theatre, Maria Tri Sulistyani menuturkan Stream of Memory adalah karya yang berangkat dari kegelisahan mereka terhadap isu lingkungan. Benang merah dari karya ini ingin mengisahkan tentang ikatan manusia dengan alam yang kini makin rusak. 

"Dulu sungai itu adalah moda transportasi, tapi sekarang jadi tempat sampah. Yang menjadi menarik adalah kami ingin memanggil hal-hal lama yang sudah ada di Indonesia, tapi dilupakan. Impresi ini mungkin sama dengan berbagai koleksi di museum ini," kata Maria.

Setelah aksi ini, publik juga disuguhi aksi violinis Iskandar Widjaja yang memainkan lagu-lagu kebangsaan hingga romansa. Mulai dari "Indonesia Raya" karya WR. Soepratman, "Padamu Negeri" karya Kusbini, "Melati Jayagiri" karya Iwan Abdurahman, serta "A Thousand Year" dari Christina Perri. 
 

Gaungkan Konsep Reimajinasi 

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid mengatakan, dibukanya kembali MNI diharapkan dapat meningkatkan antusiasme masyarakat dalam mengunjungi museum. Menurutnya, momen bencana kebakaran tahun lalu harus bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih aktif menjaga warisan budaya.

Menyitir ungkapan Mendikbudristek Nadiem Makarim, Hilmar mengungkap bahwa setiap bencana memiliki maksud, oleh karena itu dengan perbaikan museum ini ke depannya, diharap permuseuman di Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi. Sebab pada era ini museum memiliki peranan yang berbeda dibanding abad sebelumnya.

"Tidak ada alasan lagi untuk kita lakukan. Ubah wajah dan programnya dengan dibuat lebih menarik. Karena memang pada akhirnya harus ada keterlibatan publik dalam mengaktivasi museum ini," katanya. 
 

Violist Iskandar Widjaja menghibur pengunjung saat seremoni Pembukaan Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024).

Violist Iskandar Widjaja menghibur pengunjung saat seremoni Pembukaan Museum Nasional Indonesia (MNI), Jakarta, Jumat (11/10/2024). (Sumber gambar: Hypeabis.id/Arief Hermawan P)

Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra mengatakan, revitalisasi Museum MNI bukan sekadar perbaikan infrastruktur. Fokus utamanya adalah transformasi fisik dan konseptual untuk menjadikan museum sebagai ruang publik yang interaktif, dinamis, dan relevan seturut dengan zaman.

Momen tersebut nantinya akan diejawantahkan lewat konsep reinajinai dengan memanfaatkan koleksi museum secara lebih luas bagi masyarakat. Baik untuk rekreasi, edukasi, dan penelitian yang mencakup narasi, lokasi, peninggalan, tata letak pameran, dan program-program yang akan diadakan.

"Persoalan narasi ini sangat penting. Museum Nasional selama ini hanya melihat masa lalu. Itu tidak salah. Tetapi kita ingin melihat konteks untuk menjadi inspirasi di masa depan,"imbuhnya.

Museum Nasional Indonesia (MNI) akan dibuka kembali untuk publik pada hari Selasa, 15 Oktober 2024. Pembukaan ini menandai awal baru bagi museum di Indonesia, dengan MNI kini hadir dengan fasilitas modern, pameran interaktif, dan pengalaman edukatif yang lebih mendalam. 

Baca juga: Mengenal Nila sebagai Pewarna Alami Batik di Pameran Museum Batik Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Cinepolis Jadi Bioskop Pertama di Indonesia yang Bersertifikasi Halal, Apa yang Beda?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: