Museum Nasional Indonesia Masih Tutup Hingga Akhir 2023
12 October 2023 |
13:54 WIB
Indonesia merayakan Hari Museum Indonesia pada 12 Oktober setiap tahunnya. Hari Museum diperingati sebagai upaya selebrasi kekayaan koleksi warisan budaya dan sejarah Indonesia. Sayangnya bertepatan dengan momentum ini, Museum Nasional Indonesia (MNI), salah satu museum terbesar di Indonesia, masih harus tutup.
Tutupnya MNI ini merupakan imbas dari api yang sempat melahap sebagian unit gedung A bagian belakang MNI pada Sabtu (16/9/2023) lalu.
Baca juga: Babak Baru Wisata Museum: Saatnya Mengubah Citra dan Menciptakan Daya Tarik
Kebijakan penutupan MNI juga diambil karena pihak MNI bersama Puslabfor, Kepolisian, dan ahli terkait di bidang sejarah masih terus mengadakan investigasi, analisis faktor risiko, hingga pemulihan pascakebakaran lalu. Saat ini, tim gabungan masih terus menyelidiki penyebab kebakaran dan memetakan upaya dan prosedur untuk menhindari risiko yang sama agar ke depan tragedi semacam ini tidak terjadi lagi.
Dalam unggahan resmi Museum Nasional Indonesia, Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra mengatakan, upaya-upaya lanjutan ini membutuhkan waktu dan konsentrasi penuh sehingga MNI masih harus ditutup dari akses dan kunjungan publik.
“Seluruh proses ini memerlukan waktu sehingga Museum Nasional Indonesia harus ditutup sementara waktu setidaknya hingga akhir 2023,” jelas Ahmad Mahendra dikutip dari akun Instagram @museumnasionalindonesia.
Adapun selama penutupan sementara ini, MNI menajamkan fokus edukasi dalam bentuk sajian konten digital di berbagai media sosial. Sajian konten ini menjadi bentuk edukasi yang bisa dinikmati masyarakat maya selama proses pemulihan MNI masih berlangsung.
Seluruh informasi terkait perkembangan pemulihan MNI pun akan diperbaharui secara berkala melalui media sosial MNI, termasuk juga mengenai kondisi koleksi-koleksi yang terdampak. Ahmad Mahendra menjelaskan, saat ini proses inventarisasi seluruh koleksi yang terdampak tengah dilakukan dengan prosedur keamanan yang ketat dan penuh komitmen dari tiap ahli dan tim gabungan yang terlibat.
Terdapat 817 koleksi yang berada dalam 6 ruangan yang terdampak dalam tragedi kebakaran tersebut. Ahmad Mahendra mengonfirmasi setidaknya sudah lebih dari 600 koleksi berhasil teridentifikasi. Kini, pemetaan terkait koleksi dalam bentuk utuh, rusak ringan, atau rusak berat tengah menjadi perhatian tim inventarisasi.
Proses inventarisasi ini telah dimulai 4 hari pascakebaran sejak Rabu (20/9/2023) dan terus berlangsung hingga saat ini Sekitar 100 orang tim gabungan dikerahkan untuk menyelamatkan sejumlah besar artefak berharga di gedung yang terdampak. Proses pemulihan ini juga didukung dengan tenaga ahli dari dalam dan luar negeri.
Terjadinya insiden ini menjadi dorongan bagi pihak MNI untuk melakukan percepatan proses pembenahan diri secara fundamental, termasuk dalam sistem keamanan untuk mencapai museum berstandar global. “Kami telah menyadari betapa pentingnya pembenahan kualitas museum dan cagar budaya Indonesia untuk mencapai standar internasional, sehingga mendasari sebuah insiatif dalam satu tahun belakangan ini untuk merumuskan transformasi unit museum dan cagar budaya,” jelas Ahmad Mahendra.
Baca juga: Pemerintah Akan Melakukan Audit Total Museum & Cagar Budaya
Editor: Indyah Sutriningrum
Tutupnya MNI ini merupakan imbas dari api yang sempat melahap sebagian unit gedung A bagian belakang MNI pada Sabtu (16/9/2023) lalu.
Baca juga: Babak Baru Wisata Museum: Saatnya Mengubah Citra dan Menciptakan Daya Tarik
Kebijakan penutupan MNI juga diambil karena pihak MNI bersama Puslabfor, Kepolisian, dan ahli terkait di bidang sejarah masih terus mengadakan investigasi, analisis faktor risiko, hingga pemulihan pascakebakaran lalu. Saat ini, tim gabungan masih terus menyelidiki penyebab kebakaran dan memetakan upaya dan prosedur untuk menhindari risiko yang sama agar ke depan tragedi semacam ini tidak terjadi lagi.
Dalam unggahan resmi Museum Nasional Indonesia, Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra mengatakan, upaya-upaya lanjutan ini membutuhkan waktu dan konsentrasi penuh sehingga MNI masih harus ditutup dari akses dan kunjungan publik.
“Seluruh proses ini memerlukan waktu sehingga Museum Nasional Indonesia harus ditutup sementara waktu setidaknya hingga akhir 2023,” jelas Ahmad Mahendra dikutip dari akun Instagram @museumnasionalindonesia.
Adapun selama penutupan sementara ini, MNI menajamkan fokus edukasi dalam bentuk sajian konten digital di berbagai media sosial. Sajian konten ini menjadi bentuk edukasi yang bisa dinikmati masyarakat maya selama proses pemulihan MNI masih berlangsung.
Seluruh informasi terkait perkembangan pemulihan MNI pun akan diperbaharui secara berkala melalui media sosial MNI, termasuk juga mengenai kondisi koleksi-koleksi yang terdampak. Ahmad Mahendra menjelaskan, saat ini proses inventarisasi seluruh koleksi yang terdampak tengah dilakukan dengan prosedur keamanan yang ketat dan penuh komitmen dari tiap ahli dan tim gabungan yang terlibat.
Terdapat 817 koleksi yang berada dalam 6 ruangan yang terdampak dalam tragedi kebakaran tersebut. Ahmad Mahendra mengonfirmasi setidaknya sudah lebih dari 600 koleksi berhasil teridentifikasi. Kini, pemetaan terkait koleksi dalam bentuk utuh, rusak ringan, atau rusak berat tengah menjadi perhatian tim inventarisasi.
Proses inventarisasi ini telah dimulai 4 hari pascakebaran sejak Rabu (20/9/2023) dan terus berlangsung hingga saat ini Sekitar 100 orang tim gabungan dikerahkan untuk menyelamatkan sejumlah besar artefak berharga di gedung yang terdampak. Proses pemulihan ini juga didukung dengan tenaga ahli dari dalam dan luar negeri.
Terjadinya insiden ini menjadi dorongan bagi pihak MNI untuk melakukan percepatan proses pembenahan diri secara fundamental, termasuk dalam sistem keamanan untuk mencapai museum berstandar global. “Kami telah menyadari betapa pentingnya pembenahan kualitas museum dan cagar budaya Indonesia untuk mencapai standar internasional, sehingga mendasari sebuah insiatif dalam satu tahun belakangan ini untuk merumuskan transformasi unit museum dan cagar budaya,” jelas Ahmad Mahendra.
Baca juga: Pemerintah Akan Melakukan Audit Total Museum & Cagar Budaya
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.