Revitalisasi Hampir Usai, Museum Nasional Indonesia Siap Kembali Dibuka untuk Publik
17 September 2024 |
15:37 WIB
Genhype pencinta wisata sejarah sepertinya siap semringah tahun ini. Sebab, setelah ditutup untuk proses revitalisasi, Museum Nasional Indonesia (MNI) dijadwalkan siap dibuka kembali untuk publik pada 15 Oktober 2024. Ini merupakan pembukaan debut setelah MNI terbakar pada 2023.
Museum Nasional Indonesia merupakan bagian dari Indonesian Heritage Agency (IHA), sebuah badan layanan umum di bawah naungan Kemendikbudristek yang bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia.
Baca juga: Libatkan Ahli dari Luar Negeri, Restorasi Museum Nasional Dilakukan dengan Kehati-hatian Tinggi
Plt Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra mengatakan, pembukaan ini juga akan mengedepankan konsep terbaru terhadap berbagai macam koleksi MNI. Yaitu konsep remajinasi, sehingga ada publik bisa merasakan experience yang berbeda dalam melihat koleksi museum.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dengan penataan arca yang menumpuk di gedung A, nantinya juga akan dilayout menjadi lebih rapi dan tematik. Selain benda-benda repatriasi dalam pameran nanti, juga akan diperlihatkan benda-benda koleksi setelah kebakaran secara utuh.
Upaya revitalisasi tersebut menurut Mahendra juga menjadi bagian dari MNI untuk mewujudkan pengelolaan koleksi sesuai standar internasional. Total, nantinya akan terdapat empat bagian pameran yang dibuka dan bisa disaksikan oleh publik dalam jangka waktu tertentu.
"Soal narasi ini menjadi sangat penting. Museum Nasional itu sebelumnya selalu melihat masa lalu. Itu tidak salah. Tetapi kita ingin melihat konteks untuk menjadi inspirasi di masa depan. Jadi untuk itu narasinya kita benahi," katanya saat ditemui awak media, Selasa (17/9/24).
Dari segi ruang pamer beberapa gedung di MNI juga akan dibuat lebih spesifik. Yakni Gedung A yang berbicara mengenai masa lalu, seperti pra sejarah dan yang lain. Kemudian gedung B yang akan memacak koleksi dengan pendekatan scholarly, entertainment, dan spiritual. Dan Gedung C, yang akan membicarakan masa depan.
Pembagian dari tata letak ini menurut Mahendra juga dilakukan untuk memudahkan pengunjung dalam memahami ratusan ribu koleksi di MNI. Pendekatan reimajinasi ini juga untuk mendekatkan masyarakat dalam membangun ekosistem yang lebih terpadu, baik dari segi penelitian, dan pemaknaan ulang terhadap koleksi.
"Untuk sekarang persiapannya sudah mencapai 50-60 persen. Nanti di akhir September mungkin 80-90 persen. Barulah nanti awal Oktober itu kita target sudah 100 persen, yang nantinya dibuka secara terbatas pada 11 Oktober 2024," imbuhnya.
Selaras, Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Chandra Dewi mengatakan, setelah revitalisasi, pihaknya juga siap menyambut pengunjung dengan berbagai pengalaman menarik dan edukatif. Sebab, saat ini MNI juga telah bersolek baik dari segi tata ruang pamer, program, dan pengembangan fasilitas.
Salah satu yang menarik dari MNI pasca revitalisasi adalah bentuk perubahan dan penataan koleksi di ruang arca yang lebih proporsional. Jika dulunya ruang tersebut menjadi storage terbuka, tapi saat ini akan ditata ulang, sehingga beberapa koleksi di dalamnya juga akan dikaji ulang oleh tim kurator dan pakar.
"Kita akan membuka interaksi dengan pengunjung dan menuangkan kearifan-kearifan lokal yang ditampilkan lewat workshop dengan menggandeng anak-anak muda. Ada juga pameran imersif, sehingga bisa memberi pengalaman interaktif pada penonton," katanya.
MNI merupakan museum tertua dan terbesar di Indonesia yang menyimpan 190.000 benda-benda bernilai sejarah yang terdiri dari 7 jenis koleksi. Mulai dari peninggalan zaman prasejarah, arkeologi masa klasik atau Hindu - Budha, Numismatik dan Heraldik, keramik. etnografi, geografi, dan sejarah.
MNI juga dikenal dengan nama Museum Gajah lantaran di halaman depannya terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) asal Thailand yang pernah berkunjung pada 1871. Selain itu juga dijuluki sebagai Gedung Arca karena di dalamnya banyak tersimpan arca dengan jenis dan bentuk yang beragam peninggalan era sejarah dan prasejarah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Museum Nasional Indonesia merupakan bagian dari Indonesian Heritage Agency (IHA), sebuah badan layanan umum di bawah naungan Kemendikbudristek yang bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia.
Baca juga: Libatkan Ahli dari Luar Negeri, Restorasi Museum Nasional Dilakukan dengan Kehati-hatian Tinggi
Plt Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra mengatakan, pembukaan ini juga akan mengedepankan konsep terbaru terhadap berbagai macam koleksi MNI. Yaitu konsep remajinasi, sehingga ada publik bisa merasakan experience yang berbeda dalam melihat koleksi museum.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dengan penataan arca yang menumpuk di gedung A, nantinya juga akan dilayout menjadi lebih rapi dan tematik. Selain benda-benda repatriasi dalam pameran nanti, juga akan diperlihatkan benda-benda koleksi setelah kebakaran secara utuh.
Kiri: Ahmad Mahendra, Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency, dan Ni Luh Putu Chandra Dewi, Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia (sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)
"Soal narasi ini menjadi sangat penting. Museum Nasional itu sebelumnya selalu melihat masa lalu. Itu tidak salah. Tetapi kita ingin melihat konteks untuk menjadi inspirasi di masa depan. Jadi untuk itu narasinya kita benahi," katanya saat ditemui awak media, Selasa (17/9/24).
Dari segi ruang pamer beberapa gedung di MNI juga akan dibuat lebih spesifik. Yakni Gedung A yang berbicara mengenai masa lalu, seperti pra sejarah dan yang lain. Kemudian gedung B yang akan memacak koleksi dengan pendekatan scholarly, entertainment, dan spiritual. Dan Gedung C, yang akan membicarakan masa depan.
Pembagian dari tata letak ini menurut Mahendra juga dilakukan untuk memudahkan pengunjung dalam memahami ratusan ribu koleksi di MNI. Pendekatan reimajinasi ini juga untuk mendekatkan masyarakat dalam membangun ekosistem yang lebih terpadu, baik dari segi penelitian, dan pemaknaan ulang terhadap koleksi.
"Untuk sekarang persiapannya sudah mencapai 50-60 persen. Nanti di akhir September mungkin 80-90 persen. Barulah nanti awal Oktober itu kita target sudah 100 persen, yang nantinya dibuka secara terbatas pada 11 Oktober 2024," imbuhnya.
Sejumlah arca sedang ditata ulang untuk ersuapan pamebukaan pameran Museum Nasional Indonesia (sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)
Salah satu yang menarik dari MNI pasca revitalisasi adalah bentuk perubahan dan penataan koleksi di ruang arca yang lebih proporsional. Jika dulunya ruang tersebut menjadi storage terbuka, tapi saat ini akan ditata ulang, sehingga beberapa koleksi di dalamnya juga akan dikaji ulang oleh tim kurator dan pakar.
"Kita akan membuka interaksi dengan pengunjung dan menuangkan kearifan-kearifan lokal yang ditampilkan lewat workshop dengan menggandeng anak-anak muda. Ada juga pameran imersif, sehingga bisa memberi pengalaman interaktif pada penonton," katanya.
MNI merupakan museum tertua dan terbesar di Indonesia yang menyimpan 190.000 benda-benda bernilai sejarah yang terdiri dari 7 jenis koleksi. Mulai dari peninggalan zaman prasejarah, arkeologi masa klasik atau Hindu - Budha, Numismatik dan Heraldik, keramik. etnografi, geografi, dan sejarah.
MNI juga dikenal dengan nama Museum Gajah lantaran di halaman depannya terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) asal Thailand yang pernah berkunjung pada 1871. Selain itu juga dijuluki sebagai Gedung Arca karena di dalamnya banyak tersimpan arca dengan jenis dan bentuk yang beragam peninggalan era sejarah dan prasejarah.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.