Ihwal pemblokiran sebagai bentuk resistensi negara terhadap produk asing yang mengancam produk UMKM (sumber gambar: Unsplash/Jakub Żerdzicki)

Berpotensi Merugikan UMKM, Menkominfo Blokir Platform Lokapasar Temu Asal China

10 October 2024   |   15:20 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Platform lokapasar asal China, bernama Temu, yang beberapa waktu terakhir hangat dibicarakan netizen Indonesia, kini diblokir oleh Kementerian Kominfo. Pasal dari pemblokiran ini dikarenakan adanya kekhawatiran bahwa e-commerce tersebut dapat memberikan efek buruk bagi para pelaku usaha lokal. 

Berdasarkan pantauan Hypeabis.id di laman Kominfo, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, Kementerian Kominfo memblokir aplikasi TEMU karena tidak terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) di Indonesia.

“Kami men-take down Temu sebagai respon cepat keresahan masyarakat, terutama para pelaku UMKM. Apalagi, Temu tidak terdaftar sebagai PSE,” kata Menkominfo Budi Arie Setiadi di kantor kominfo, Jakarta Pusat, Rabu, (9/10/24).

Baca juga: Mengenal Temu, E-commerce Asal China yang Ditolak Masuk Indonesia

Menkominfo menjelaskan, pihaknya bergerak cepat melakukan pemblokiran demi melindungi para pelaku UMKM dalam negeri dari serbuan produk asing. Ihwal pemblokiran tersebut, menurut Budi Arie, sebagai bentuk resistensi negara terhadap produk asing yang mengancam produk UMKM baik melalui penjualan daring maupun luring.

Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, sebelumnya juga sudah melayangkan surat terkait perlindungan produk UMKM terhadap model bisnis yang diterapkan marketplace asal Negeri Tirai Bambu itu. Sebab, produk UMKM lokal perlu mendapat perlindungan negara dari lokapasar asing yang ingin merangsek ke pasar dalam negeri.

"Berbagai produk di Temu ini kan langsung dari pabriknya sehingga harganya sangat murah. Ini persaingan yang tidak sehat dan mengancam keberlangsungan bisnis pelaku UMKM lokal," imbuh Budi.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Temu Official (@temu)


Temu pertama kali dirilis pada 2022. Di bawah naungan Pinduoduo Inc, aplikasi ini langsung memikat konsumen global berkat keragaman produknya yang beragam, mencakup fesyen terkini, gadget canggih, hingga peralatan rumah tangga yang esensial.

Dengan antarmuka yang intuitif dan perbedaan harga yang jauh lebih terjangkau, Temu telah memberikan pengalaman berbelanja online yang revolusioner. Aplikasi ini juga cukup revolusioner, karena menghubungkan langsung pelanggan di seluruh dunia dengan lebih dari 80 pabrik di China. 

Di aplikasi ini, pengunjung dapat membeli berbagai macam produk mulai dari sepatu hingga produk-produk lain dengan harga miring. Sepatu atau sneakers misalnya, hanya dibanderol Rp200.000, perhiasan Rp15.000 hingga keyboard seharga Rp150.000-an.

Mengutip laporan Southeast Asia E-commerce Outlook 2024 yang dirilis TMO Group, Temu diluncurkan di 48 negara di seluruh dunia pada Desember 2023. Total transaksi di aplikasi ini diprediksi sekitar 120 juta pengguna menelusuri produk di Temu dan rata-rata 1,6 juta paket dikirim setiap harinya. 

Tak hanya itu, aplikasi ini juga telah diunduh lebih dari 54 juta kali sejak rilis pada 2022 baik di App Store maupun Google Play Store. Namun, pada 2023, Google sempat menangguhkan Pinduoduo, induk aplikasi Temu, karena diduga disusupi malware yang bisa mengamati aktivitas pengguna aplikasi.

Dari pengalaman di sejumlah negara, aplikasi Temu menurut Menkominfo juga telah merugikan pelaku UMKM lokal juga para konsumen. Sebab, sebagian besar produk yang dijual, dari segi kualitas tidak memenuhi standar mutu sehingga merugikan konsumen atau pembeli.

"Kami melakukan pemblokiran Temu baik di App Store maupun Playstore demi melindungi masyarakat, baik konsumen maupun pelaku UMKM,” kata Budi.

Baca juga: Indonesia Dominasi Pasar E-commerce Asean, Dipacu Influencer & Live Commerce

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Tiket Harian DWP 2024 Resmi Dibuka, Siap Nikmati Festival Musik Elektronik Terbesar di Asia Tenggara

BERIKUTNYA

For Revenge Hadirkan Single 'Semula', Eksplorasi Fase Bargaining dalam Kesedihan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: