10 Tahun Berkarya, Ini Alasan Boy Candra Hadirkan Kisah Fabel dalam Novel Dongeng Kucing
08 October 2024 |
19:40 WIB
Penulis Boy Candra menerbitkan novel baru berjudul Dongeng Kucing. Berbeda dengan karya-karya sebelumnya yang lebih melankolis, kini dia menghadirkan cerita fabel dengan tokoh-tokoh binatang. Buku ini dibuat untuk meramaikan genre fantasi, sekaligus pembuktiannya sebagai penulis yang terus bereksplorasi.
Boy menerbitkan novel pertamanya berjudul Origami Hati pada 2013. Sejak saat itu, dia dikenal dengan karya-karyanya yang melankolis baik dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, ataupun kumpulan puisi. Setelah satu dekade, dia kini ingin berkarya dengan genre dan cerita yang baru.
Boy menerbitkan novel pertamanya berjudul Origami Hati pada 2013. Sejak saat itu, dia dikenal dengan karya-karyanya yang melankolis baik dalam bentuk novel, kumpulan cerpen, ataupun kumpulan puisi. Setelah satu dekade, dia kini ingin berkarya dengan genre dan cerita yang baru.
Dia bercerita ada beberapa alasan yang membuat dirinya memutuskan menulis novel fabel fantasi. Sebagai penulis, dia ingin terus tumbuh dengan mengeksplorasi genre-genre lain, di luar kisah-kisah melankolis yang selama satu dekade terakhir melekat dengan namanya.
Baca juga: Daftar Buku Terlaris & Menginspirasi Karya Boy Candra, Terbaru Ada Dongeng Kucing
Baca juga: Daftar Buku Terlaris & Menginspirasi Karya Boy Candra, Terbaru Ada Dongeng Kucing
Selain itu, menurutnya, masih belum banyak buku bergenre fantasi yang ditulis oleh pengarang Indonesia. Dia berpendapat buku-buku fiksi fantasi di dalam negeri masih didominasi oleh penulis dari luar negeri.
"Secara demografi sekarang ini, ada banyak anak muda. Saya membayangkan anak-anak muda itu seharusnya punya imajinasi yang lebih luas. Salah satu alatnya mungkin baca novel-novel fantasi gitu. Pilihan untuk masuk ke segmen fantasi ini sebetulnya lebih ke ingin ikut serta meramaikan segmen fantasi yang belum ramai," ucapnya saat media visit di kantor Hypeabis.id, Selasa (8/10/2024).
Kehadiran novel Dongeng Kucing juga dipicu oleh keinginan Boy Candra untuk memberikan buku bacaan yang bisa dinikmati oleh anak-anak, guna menumbuhkan minat baca pada ponakannya. Kejadian itu turut memantapkan niatnya untuk mulai menulis cerita yang bisa dibaca oleh anak-anak.
"Itu juga mungkin yang sedikit menggeser tujuan menulis saya. Saya sekarang mulai menulis buku tentang sesuatu yang bisa dibaca sama anak-anak, bukan hanya kisah cinta," ujar pria berusia 34 tahun itu.
Buku Dongeng Kucing mengangkat kisah tentang hewan-hewan liar di kolong bawah jalan tol, mulai dari Kucing, Landak Tua, Tikus Tua, Berang-Berang, Biawak, hingga Burung Gereja. Novel setebal 208 halaman ini mengajak pembaca mengikuti kisah hewan-hewan liar tersebut berupaya bertahan hidup dan saling menjaga satu sama lain.
Mengangkat cerita dengan tema beragam mulai dari keluarga, percintaan, hingga persahabatan, novel ini membawa kisah-kisah petualangan menarik dan tak terduga dari hewan-hewan liar yang menjadi karakternya.
Penulis Boy Candra saat melakukan kunjungan media di kantor Hypeabis.id, Jakarta, Selasa (8/10/2024), dengan buku barunya yang berjudul Dongeng Kucing. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)
Kucing & Kritik Sosial
Ada alasan tersendiri mengapa Boy Candra mengangkat kucing dan hewan-hewan lainnya sebagai tokoh dari cerita novel barunya. Dia bercerita hal itu salah satunya dipicu karena maraknya kejadian penyiksaan hewan yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, terutama kejahatan pada kucing.
Selain itu, pemilihan kucing sebagai tokoh utama dalam novel barunya juga dilatarbelakangi pengalaman Boy yang memelihara beberapa anabul di rumah. Dari kucing yang ada, dia pernah kehilangan salah satu kucing yang dia beri nama Puisi. Hal ini juga yang dituliskan Boy pada pembuka novelnya.
Plus, menurutnya, novel-novel fiksi yang mengangkat kisah kucing juga masih jarang ditemui pada buku-buku di Indonesia. Kebanyakan, kucing sebagai tokoh hanya muncul pada cerpen-cerpen yang mengangkat kisah manusia dan kucing atau buku dongeng. Selama ini, katanya, kebanyakan novel yang mengangkat kisah kucing berasal dari Jepang.
"Dongeng Kucing itu isu utamanya adalah kejahatan terhadap hewan. Ketika kita memutuskan untuk memelihara kucing, artinya kita menambah satu anggota keluarga gitu. Nah, tapi kebanyakan orang kadang-kadang kan enggak paham itu," kata penulis kelahiran Agam, Sumatra Barat, itu.
Boy mengatakan meski baru dirilis tahun ini, sebenarnya dia telah memulai proyek menulis kisah-kisah fabel fantasi sejak beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, dia juga telah menyusun kisah fantasi tentang Ikan Buntal.
Setelah 10 tahun berkarya dengan novel-novel melankolis yang telah memiliki banyak pembaca, Boy merasa sekarang adalah waktu yang tepat bagi dirinya untuk keluar dari zona nyaman, dan mengeksplorasi cerita dengan genre dan tema yang lain salah satunya fantasi.
"Fantasi kan segmen yang agak sulit dijamah atau dijual dibanding yang lain. Saya baru yakin untuk melakukannya setelah 10 tahun gitu. Kayaknya sudah bisa saya sampaikan ke banyak orang dalam waktu yang singkat. Soalnya kalau di awal-awal saya harus bertahan hidup dulu. Karena sudah 10 tahun kayaknya sudah siap lah untuk masuk ke segmen yang lebih luas," ucapnya.
Adapun, novel Dongeng Kucing merupakan buku ke-30 yang ditulis oleh Boy Candra. Sebelumnya, sang penulis juga telah menerbitkan buku-buku baik novel, kumpulan cerpen maupun puisi, seperti Origami Hati (2013), Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai (2015), Seperti Hujan yang Jatuh Ke Bumi (2016), Ingkar (2020), dan Menikmati Manis Racun di Bibirmu (2022).
Baca juga: Review Cinta Paling Rumit, Antologi Cerpen karya Boy Candra
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Baca juga: Review Cinta Paling Rumit, Antologi Cerpen karya Boy Candra
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.