Film horor Kemah Terlarang Kesurupan Massal akan menghiasi layar bioskop Indonesia pada 10 Oktober 2024 (sumber gambar: Rapy Films)

Cerita Aktor & Sutradara di Balik Layar Produksi Film Kemah Terlarang Kesurupan Massal

04 October 2024   |   10:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Horor merupakan salah satu genre film yang mendominasi pasar Indonesia. Para sineas, juga terus berlomba-lomba untuk mendulang inspirasi dan cuan dari berbagai khazanah budaya di Tanah Air sebagai sandaran ekspresi visual dari film yang mereka produksi.

Terbaru, film genre horor berjudul Kemah Terlarang Kesurupan Massal, juga akan menghiasi layar bioskop Indonesia pada 10 Oktober 2024. Film besutan Ginanti Rona ini, sebelumnya juga menjadi topik perbincangan di media sosial karena diangkat dari kisah nyata.

Diproduksi Rapi Films, film mengungkai kejadian kesurupan massal di Jogja pada 2016 saat kelimun siswa berkemah di sebuah hutan. Tak hanya itu, film ini juga mengambil inspirasi folklor dari masyarakat setempat tentang sosok putri raja yang tersingkir akibat pengkhianatan. 

Skenario Kemah Terlarang Kesurupan Massal ditulis oleh Lele Leila, dan dimeriahkan para aktor dan aktris berbakat seperti Callista Arum, Nayla Purnama, Fatih Unru, Iqbal Sulaiman, Derby Romero, Zenia Zein, Azela Putri, Callista Mercy, Nihna Fitria, Landung Simatupang, dan Dimas Juju.

Baca juga: Proses di Balik Layar Film Horor Kuasa Gelap, Penulis Skenarionya Diganggu Hal Gaib
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by RAPI FILMS (@rapifilm)


Sinopsisnya mengikuti karakter Rini (diperankan oleh Callista Arum), siswi kelas 1 SMA Pandega, yang ikut kemah di hutan Wana Alus untuk membuktikan dirinya kuat. Keikutsertaan Rini juga ingin secara perlahan mendekati Miko (Fatih Unru), ketua panitia kemah yang diam-diam dia kagumi sebagai senior.

Kendati awalnya dilarang oleh kuncen desa, Mbah Sonto (Landung Simatupang), akan tetapi izin akhirnya diberikan dengan syarat tidak mengusik tempat sajen. Namun, selama 3 hari menjalankan kemah hingga jurit malam, semuanya berubah menjadi kisah horor, di mana puncaknya, Rini dirasuki arwah Roro Putri (Nihna Fitria).

Momen kerasukan Rini juga mengakibatkan teman-temanya yang lain ikut kesurupan. Bahkan, keadaan bertambah menjadi kacau, dan banyak korban terluka saat sosok yang memiliki si lain dalam kemah tersebut berhasil memasuki dimensi lain, dan bertemu arwah Roro Putri. Mampukah mereka mengatasi semua teror gaib tersebut? 
 

Produksi Mencekam 

Apa yang terjadi di layar bioskop, juga tak kelah mencekam selama proses syuting berlangsung. Sebab, para kru film juga melakukan proses syuting selama sebulan di dalam hutan daerah Yogyakarta untuk menghadirkan suasana yang real sekaligus memberi impresi petualangan saat mereka berkemah.

Sunil G. Samtani, produser eksekutif film Kemah Terlarang Kesurupan Massal, mengatakan produksi film ini berbeda dari garapan-garapannya sebelumnya. Salah satunya saat proses wawancara terhadap narasumber yang mengalami kejadian langsung saat perkemahan dilakukan pada 2016, di mana lampu studio mereka mendadak meledak.

Selain itu, dia juga mengeklaim bahwa film ini juga berbeda dari horor lain karena bakal memicu ruang-ruang diskusi terkait kejadian atau pengalaman menyeramkan setelah menonton film. Sebab, hampir sebagian besar masyarakat Indonesia pernah melakukan kemah saat mereka bersekolah, terlebih bagi mereka yang bergiat di kepramukaan.

"Naskah film ini juga diolah dari buku yang diterbitkan Gagasmedia. Waktu awal saya baca memang seru banget. Momen kejadiannya juga belum lama, sekitar sewindu silam. Dari sinilah saya kemudian saya berpikir untuk mengeksplorasinya sebagai bahan dasar film," katanya saat konferensi pers.

Setali tiga uang, Ginanti Rona mengatakan, film Kemah Terlarang Kesurupan Massal juga memberinya tantangan baru dalam mengolah naskah menjadi citraan visual. Sebab, selain harus memberi suasana petualangan, dia juga ingin film ini tetap terlihat realis, alih-alih menjadi film fantasi horor dengan berbagai pendekatan artistik dan dialog yang dimainkan.

Gita, panggilan akrab Ginanti Rona menjelaskan, apa yang ingin dihadirkan dalam film ini adalah kisah  tentang ihwal kesurupan massal yang terjadi pada 2016. Tak hanya itu, dia juga ingin meneroka tentang sejarah dan peristiwa kelam padamasa lalu, terkait tradisi lisan di lokasi kemah tersebut.

"Cerita ini diangkat dari kisah nyata, dan memang ada orang asli yang menjadi narasumber. Pendekatan dan penggarapan naskahnya menjadi serealis mungkin, agar penonton bisa menikmati apa yang dirasakan oleh para pemain," imbuhnya.

Sementara itu, Callista Arum mengungkap, untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk penguasaan bahasa Jawa sebagai salah satu elemen utama cerita, dia banyak berguru dengan aktor senior Landung Simatupang. Sedangkan, untuk menggali kedalaman karakter, dia juga bertemu dengan sosok 'Rini asli' yang mengalami kejadian kesurupan saat kemah.

"Saat pertama kali bertemu, aku memang canggung. Namun kemudian menjadi cair, agar aku bisa mengeksplorasi karakternya. Mulai dari bagaimana rasanya menjadi dia, perasaan apa yang dialami, dan yang lain. Saat syuting aku juga banyak ngobrol agar tidak sering-sering bengong," katanya. 

Baca juga: 7 Film Horor Indonesia Tayang Oktober 2024 di Bioskop, Siap-Siap Merinding!

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sisca Saras Ingatkan Soal Hubungan yang Sehat di Single "Cinta Setara"

BERIKUTNYA

Alasan Huawei Watch Ultimate Dibanderol Rp12 Juta, Seharga Smartphone Flagship

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: