Farid Stevy dan Momen Kebangkitan Band Jenny di Panggung Musik
22 September 2024 |
15:00 WIB
1
Like
Like
Like
Momen-momen manggung bersama band Jenny akan selalu menjadi sesuatu yang terasa sentimental bagi vokalis Sirin Farid Stevy. Band yang dibentuknya pada 2003 dan sempat mati suri itu, kini bakal dihidupkan kembali di Pestapora 2024.
Ini bukan kali pertama kebangkitan band Jenny. Setahun lalu, band yang dibentuk oleh empat sekawan di kampus seni rupa ISI Yogyakarta itu juga sempat menampakkan diri di festival musik Cherry Pop.
Baca juga: 6 Penampil Paling Ditunggu di Pestapora Day 3, Dari SBY Melukis hingga Dewa 19
Di tengah keramaian panggung Pestapora hari kedua, Sabtu (21/9/2024) lalu, Hypeabis.id menemui Farid Stevy, pentolan band Jenny yang juga dedengkot band FSTVLST. Pada sore hari yang panas itu, Farid sedang ada di depan panggung Sat Set Stage.
Dia berniat menyaksikan penampilan dari Fanny Soegi. Sebelum penampilan musisi perempuan yang mempopulerkan tembang Asmalibrasi itu dimulai, kami menepikan diri ke samping panggung dan berbincang soal seperti apa eksistensi entitas Jenny, band yang dibentuknya lebih dari dua dekade lalu.
Farid bercerita kemunculan Jenny di Cherry Pop dan sekarang di Pestapora dapat dianggap sebagai sebuah statement bahwa band ini memang masih eksis. Menurutnya, empat personel di grup ini juga telah sepakat Jenny memang tidak dihentikan.
Sebagai sebuah unit band, Jenny juga akan seperti sedia kala, persis seperti pertama kali berdiri. Personelnya masih seperti di format awal, dengan Roby Setiawan di posisi gitar, Anis Setiaji dengan drum, Arjuna Bangsawan sebagai pemain bass, dan Farid Stevyasta mengisi bagian vokal.
“Tidak ada yang berubah dari kami. Dahulu mungkin Jenny memang intens berpentas, kemudian berhenti. Sekarang telah kembali, tetapi rasanya bukan intens berpentas lagi. Kami sepakat mungkin dalam 1 tahun itu cukup 1-2 kali show saja,” tutur Farid kepada Hypeabis.id.
Untuk tahun ini, penampilan pertama Jenny akan terjadi di hari ketiga Pestapora 2024. Farid menyebut band yang sekarang lebih senang disebutnya sebagai keluarga ini kemungkinan akan tampil satu kali lagi, kemungkinan besar di Solo.
Kesepakatan untuk membatasi penampilan band ini hanya 1-2 kali dalam setahun membuat kurasi tempat pentas menjadi sangat penting. Dipilihnya Pestapora sebagai panggung pertama Jenny tahun ini pun memiliki beberapa alasan.
Farid mengatakan Pestapora tahun ini mengusung konsep 'Album Pertama', yang mana para penampilnya dituntut untuk kembali membawakan album debut mereka. Konsep itu dirasa Farid cukup menarik, terlebih Jenny sebagai sebuah band juga hanya punya satu album, yang menjadi debutnya dan satu-satunya sebelum akhirnya mati suri dan berganti jadi FSTVLST.
Menurut musisi asal Yogyakarta tersebut, sejak muncul di beberapa festival musik, Jenny sebenarnya sudah mendapat tawaran untuk manggung di sejumlah kota. Namun, karena telah ada kata sepakat untuk hanya manggung 1-2 kali saja dalam satu tahun, dirinya tak bisa mengiyakan semua tawaran tersebut.
“Yang kami kunjungi itu lebih diprioritaskan ke tempat-tempat atau kota yang punya sejarah tersendiri bagi band Jenny,” imbuhnya Jakarta, bagi Jenny adalah kota yang cukup bersejarah. Menurut Farid, Jakarta bagi Jenny adalah sebuah keniscayaan.
“Kami waktu itu berproses di Yogyakarta, terus kami merasa kenapa Jakarta tidak dengar? Kenapa ini tidak sampai di Jakarta. Waktu itu mungkin berpikir kami tidak terlalu oke untuk Jakarta atau jangan-jangan hanya tidak sampai kabarnya saja,” tutur Farid.
Waktu itu, Farid merasa Jakarta sudah seperti tujuan atau juga kerinduan. Pada medio 2003 itu, dirinya cukup berharap apa yang dilakukan Jenny bisa menjangkau ke pendengar yang lebih luas.
“Mungkin momen itu memang baru terjadi sekarang,” tambahnya.
Dalam penampilannya di Pestapora 2024, Jenny akan membawakan album pertama mereka sekaligus satu-satunya, yakni Manifesto. Album yang dirilis pada 2009 kala itu diproduseri sendiri oleh Jenny.
Album ini berisi beberapa nomor yang cukup menggugah. Lagu pertama berjudul Dance Song, adalah sebuah prototipe lagu klasik Jenny (2004). Kemudian disusul lagu-lagu seperti Resistance is Futile, The Only Way, Look With Whom I’m Talking To, Matimuda, Monster Karaoke, Maha Oke, Menangisi Akhir Pekan, 120, dan Manifesto Postmodernisme.
Tak lama setelah album ini keluar waktu itu, Jenny mulai mati suri. Keluarnya dua personel membuat band ini meneruskan petualangan barunya dengan nama FSTVLST. Namun, seperti sebuah sejarah, Farid merasa apa yang pernah ada, memang tak perlu dihapus.
Satu pertanyaan kemudian muncul. Ketika Jenny dibangkitkan, masih tersediakah ruang bagi band ini untuk bertumbuh dalam hal karya, artinya bisa memunculkan single atau album baru. Farid menjawab singkat "We never know. Tapi kami belum bicara sampai situ."
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Ini bukan kali pertama kebangkitan band Jenny. Setahun lalu, band yang dibentuk oleh empat sekawan di kampus seni rupa ISI Yogyakarta itu juga sempat menampakkan diri di festival musik Cherry Pop.
Baca juga: 6 Penampil Paling Ditunggu di Pestapora Day 3, Dari SBY Melukis hingga Dewa 19
Di tengah keramaian panggung Pestapora hari kedua, Sabtu (21/9/2024) lalu, Hypeabis.id menemui Farid Stevy, pentolan band Jenny yang juga dedengkot band FSTVLST. Pada sore hari yang panas itu, Farid sedang ada di depan panggung Sat Set Stage.
Dia berniat menyaksikan penampilan dari Fanny Soegi. Sebelum penampilan musisi perempuan yang mempopulerkan tembang Asmalibrasi itu dimulai, kami menepikan diri ke samping panggung dan berbincang soal seperti apa eksistensi entitas Jenny, band yang dibentuknya lebih dari dua dekade lalu.
Farid bercerita kemunculan Jenny di Cherry Pop dan sekarang di Pestapora dapat dianggap sebagai sebuah statement bahwa band ini memang masih eksis. Menurutnya, empat personel di grup ini juga telah sepakat Jenny memang tidak dihentikan.
Sebagai sebuah unit band, Jenny juga akan seperti sedia kala, persis seperti pertama kali berdiri. Personelnya masih seperti di format awal, dengan Roby Setiawan di posisi gitar, Anis Setiaji dengan drum, Arjuna Bangsawan sebagai pemain bass, dan Farid Stevyasta mengisi bagian vokal.
“Tidak ada yang berubah dari kami. Dahulu mungkin Jenny memang intens berpentas, kemudian berhenti. Sekarang telah kembali, tetapi rasanya bukan intens berpentas lagi. Kami sepakat mungkin dalam 1 tahun itu cukup 1-2 kali show saja,” tutur Farid kepada Hypeabis.id.
Untuk tahun ini, penampilan pertama Jenny akan terjadi di hari ketiga Pestapora 2024. Farid menyebut band yang sekarang lebih senang disebutnya sebagai keluarga ini kemungkinan akan tampil satu kali lagi, kemungkinan besar di Solo.
Kesepakatan untuk membatasi penampilan band ini hanya 1-2 kali dalam setahun membuat kurasi tempat pentas menjadi sangat penting. Dipilihnya Pestapora sebagai panggung pertama Jenny tahun ini pun memiliki beberapa alasan.
Farid mengatakan Pestapora tahun ini mengusung konsep 'Album Pertama', yang mana para penampilnya dituntut untuk kembali membawakan album debut mereka. Konsep itu dirasa Farid cukup menarik, terlebih Jenny sebagai sebuah band juga hanya punya satu album, yang menjadi debutnya dan satu-satunya sebelum akhirnya mati suri dan berganti jadi FSTVLST.
Menurut musisi asal Yogyakarta tersebut, sejak muncul di beberapa festival musik, Jenny sebenarnya sudah mendapat tawaran untuk manggung di sejumlah kota. Namun, karena telah ada kata sepakat untuk hanya manggung 1-2 kali saja dalam satu tahun, dirinya tak bisa mengiyakan semua tawaran tersebut.
“Yang kami kunjungi itu lebih diprioritaskan ke tempat-tempat atau kota yang punya sejarah tersendiri bagi band Jenny,” imbuhnya Jakarta, bagi Jenny adalah kota yang cukup bersejarah. Menurut Farid, Jakarta bagi Jenny adalah sebuah keniscayaan.
“Kami waktu itu berproses di Yogyakarta, terus kami merasa kenapa Jakarta tidak dengar? Kenapa ini tidak sampai di Jakarta. Waktu itu mungkin berpikir kami tidak terlalu oke untuk Jakarta atau jangan-jangan hanya tidak sampai kabarnya saja,” tutur Farid.
Waktu itu, Farid merasa Jakarta sudah seperti tujuan atau juga kerinduan. Pada medio 2003 itu, dirinya cukup berharap apa yang dilakukan Jenny bisa menjangkau ke pendengar yang lebih luas.
“Mungkin momen itu memang baru terjadi sekarang,” tambahnya.
Dalam penampilannya di Pestapora 2024, Jenny akan membawakan album pertama mereka sekaligus satu-satunya, yakni Manifesto. Album yang dirilis pada 2009 kala itu diproduseri sendiri oleh Jenny.
Album ini berisi beberapa nomor yang cukup menggugah. Lagu pertama berjudul Dance Song, adalah sebuah prototipe lagu klasik Jenny (2004). Kemudian disusul lagu-lagu seperti Resistance is Futile, The Only Way, Look With Whom I’m Talking To, Matimuda, Monster Karaoke, Maha Oke, Menangisi Akhir Pekan, 120, dan Manifesto Postmodernisme.
Tak lama setelah album ini keluar waktu itu, Jenny mulai mati suri. Keluarnya dua personel membuat band ini meneruskan petualangan barunya dengan nama FSTVLST. Namun, seperti sebuah sejarah, Farid merasa apa yang pernah ada, memang tak perlu dihapus.
Satu pertanyaan kemudian muncul. Ketika Jenny dibangkitkan, masih tersediakah ruang bagi band ini untuk bertumbuh dalam hal karya, artinya bisa memunculkan single atau album baru. Farid menjawab singkat "We never know. Tapi kami belum bicara sampai situ."
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.