Cek Kandungan Gula dan Nutrisi dalam Susu UHT yang Aman Dikonsumsi
21 September 2024 |
13:00 WIB
Susu UHT (Ultra-High Temperature) merupakan salah satu minuman yang digemari orang-orang dari berbagai kalangan usia, baik anak-anak maupun orang dewasa. Minuman ini mengandung banyak nutrisi penting untuk kesehatan tubuh.
UHT adalah susu sapi segar yang kandungan nutrisinya dipertahankan seperti aslinya, kemudian melewati proses pasteurisasi dengan teknik pengolahan ultra-high temperature. Ini merupakan proses memanaskan susu dengan suhu yang sangat tinggi, sekitar 135-150 derajat Celsius selama 1-2 detik. Tujuannya untuk membunuh bakteri dalam susu tanpa merusak kandungan gizinya.
Melalui proses tersebut, susu jadi lebih aman untuk dikonsumsi. Selain itu juga bisa disimpan dalam jangka waktu lama, bahkan sampai sembilan bulan selama kemasannya masih tersegel rapat sehingga tidak terkontaminasi oleh bakteri.
Baca juga: Waspada Kandungan Gula Tersembunyi Merusak Ginjal Anak, Begini Cara Mengatasinya
Kandungan nutrisi dalam 1 pak susu UHT, yakni sekitar 250 mililiter mengandung protein: 8 gram, karbohidrat: 12 gram, lemak: 8 gram, sodium: 55 miligram, kalium: 400 miligram. Tidak hanya itu, susu ini juga kaya akan sejumlah nutrisi penting lainnya, seperti Kalsium, seng, fosfor, magnesium, riboflavin, vitamin A vitamin B12.
Marya Haryono, spesialis gizi klinis dari RS Siloam Kebun Jeruk Jakarta memaparkan. kandungan nutrisi penting dalam susu UHT, misalnya protein hewani, sangat dibutuhkan oleh anak-anak di masa pertumbuhannya.
“Protein hewani dalam susu UHT adalah salah satu sumber protein yang lengkap dan berkualitas tinggi, ini sangat penting untuk mendukung proses tumbuh kembang anak secara optimal,” lanjutnya.
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, kebutuhan protein pada anak di atas 1 tahun adalah 26 gram per hari dan meningkat kebutuhannya sesuai bertambahnya usia.
Tubuh memerlukan protein, baik yang berasumber dari hewani maupun nabati. Protein berfungsi untuk perbaikan sel tubuh, menjaga enzim, hormon dan antibodi, serta memperbaiki struktur jaringan dalam rambut, kolagen, tulang, dan kulit.
Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang menyediakan berbagai sumber asam amino untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Untuk memenuhi kebutuhan standar diet gizi seimbang, kombinasikan susu dengan makanan bergizi lainnya misalnya telur, ikan, tahu, tempe, daging merah atau kacang-kacangan. Dengan demikian asupan nutrisi menjadi lebih bervariasi, selain mendapatkan asupan protein ada juga karbohidrat, lemak bahkan mikronutrisi.
Tak hanya itu, susu UHT juga dikenal sebagai sumber kalsium yang baik untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang serta gigi yang kuat. Idial Trixi Aspaningrum, dokter gigi anak dari Klinik Armedina menjelaskan bahwa konsumsi kalsium yang cukup sejak dini akan membantu mencegah masalah gigi dan tulang di kemudian hari.
Tubuh menggunakan kalsium untuk menghasilkan zat yang dikenal sebagai hidroksiapatit. Senyawa inilah yang membentuk enamel gigi yang keras sehingga dapat melindungi bagian dalam gigi. Kandungan kalsium dalam air liur juga dapat memperbaiki gigi yang rusak akibat asam yang dihasilkan oleh bakteri didalam mulut, bekerja sama dengan mineral yang lain seperti fluoride dan fosfor.
“Kalsium dari susu UHT membantu memperkuat struktur gigi dan tulang anak, namun kalsium perlu dikonsumsi bersamaan dengan vitamin D agar dapat diserap dengan baik oleh tubuh," paparnya.
Lebih lanjut Trixi memaparkan, kekurangan kalsium dari asupan makanan dan minuman dapat mempengaruhi kesehatan gigi, terutama pada ketahanan dan kekuatannya. Tanda-tanda awal kekurangan kalsium pada gigi anak adalah gigi mudah rapuh atau gigi keropos.
Kendati memiliki banyak nutrisi penting, tak sedikit juga orang-orang yang mempertanyakan kandungan gula dalam susu UHT. Pemahaman mereka tentang kandungan gula dalam susu UHT sering kali masih belum tepat.
Spesialis gizi, Marya Haryono memaparkan, gula dalam susu UHT terdiri dari dua jenis, yaitu sukrosa dan laktosa. Sukrosa adalah gula tambahan yang ditambahkan untuk meningkatkan cita rasa susu, sementara laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu sapi.
“Laktosa dan Sukrosa merupakan karbohidrat sederhana atau dikenal dengan disakarida, keduanya berfungsi sebagai sumber energi termasuk pada anak-anak," katanya.
Laktosa adalah gula alami yang terdapat dalam susu dan memiliki peran penting dalam membantu tubuh menyerap kalsium serta menjaga kesehatan pencernaan anak. Sedangkan sukrosa umumnya berasal dari buah dan sayuran. Sukrosa diolah menjadi gula pasir atau gula meja, atau ditambahkan ke dalam berbagai makanan seperti susu kemasan, sereal sarapan, dan lain-lain.
Sukrosa dapat dicerna dengan baik oleh tubuh, salah satu manfaatnya yakni sebagai alternatif penambah energi. Namun, konsumsi yang berlebihan dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko peningkatan berat badan atau obesitas serta beberapa penyakit lainnya seperti diabetes dan karies gigi pada anak.
“Sukrosa, meskipun ditambahkan pada makanan kemasan untuk meningkatkan rasa, namun jumlahnya sangat terukur dan tidak membahayakan jika dikonsumsi dalam batas yang wajar,” lanjut Marya.
Oleh karenanya, dia menekankan supaya orang tua mengawasi asupan gula anak dari berbagai sumber makanan. Misalnya dengan membaca label kemasan suatu produk sebelum membeli untuk memeriksa kandungan gulanya.
Baca juga: 5 Cara Membatasi Asupan Gula untuk Cegah Gagal Ginjal Akut pada Anak
Di samping itu, dokter Trixi juga memberikan sejumlah tips yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam mengelola asupan sukrosa pada anak. Misalnya, apabila anak sudah minum susu dengan tambahan gula di dalamnya, orang tua dapat memberikan cemilan berupa buah-buahan.
Waktu yang ideal untuk minum susu yakni maksimal dua kali sehari dan tidak diantara waktu makan, sebab minum susu terlalu sering juga berpengaruh terhadap nafsu makan anak. Sebaiknya susu diminum pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum sikat gigi.
"Sebagai catatan setelah minum susu sebaiknya tidak langsung sikat gigi, beri jeda 1 jam sebagai usaha menetralkan PH rongga mulut," katanya.
Editor: Fajar Sidik
UHT adalah susu sapi segar yang kandungan nutrisinya dipertahankan seperti aslinya, kemudian melewati proses pasteurisasi dengan teknik pengolahan ultra-high temperature. Ini merupakan proses memanaskan susu dengan suhu yang sangat tinggi, sekitar 135-150 derajat Celsius selama 1-2 detik. Tujuannya untuk membunuh bakteri dalam susu tanpa merusak kandungan gizinya.
Melalui proses tersebut, susu jadi lebih aman untuk dikonsumsi. Selain itu juga bisa disimpan dalam jangka waktu lama, bahkan sampai sembilan bulan selama kemasannya masih tersegel rapat sehingga tidak terkontaminasi oleh bakteri.
Baca juga: Waspada Kandungan Gula Tersembunyi Merusak Ginjal Anak, Begini Cara Mengatasinya
Kandungan nutrisi dalam 1 pak susu UHT, yakni sekitar 250 mililiter mengandung protein: 8 gram, karbohidrat: 12 gram, lemak: 8 gram, sodium: 55 miligram, kalium: 400 miligram. Tidak hanya itu, susu ini juga kaya akan sejumlah nutrisi penting lainnya, seperti Kalsium, seng, fosfor, magnesium, riboflavin, vitamin A vitamin B12.
Marya Haryono, spesialis gizi klinis dari RS Siloam Kebun Jeruk Jakarta memaparkan. kandungan nutrisi penting dalam susu UHT, misalnya protein hewani, sangat dibutuhkan oleh anak-anak di masa pertumbuhannya.
“Protein hewani dalam susu UHT adalah salah satu sumber protein yang lengkap dan berkualitas tinggi, ini sangat penting untuk mendukung proses tumbuh kembang anak secara optimal,” lanjutnya.
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, kebutuhan protein pada anak di atas 1 tahun adalah 26 gram per hari dan meningkat kebutuhannya sesuai bertambahnya usia.
Tubuh memerlukan protein, baik yang berasumber dari hewani maupun nabati. Protein berfungsi untuk perbaikan sel tubuh, menjaga enzim, hormon dan antibodi, serta memperbaiki struktur jaringan dalam rambut, kolagen, tulang, dan kulit.
Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang menyediakan berbagai sumber asam amino untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Untuk memenuhi kebutuhan standar diet gizi seimbang, kombinasikan susu dengan makanan bergizi lainnya misalnya telur, ikan, tahu, tempe, daging merah atau kacang-kacangan. Dengan demikian asupan nutrisi menjadi lebih bervariasi, selain mendapatkan asupan protein ada juga karbohidrat, lemak bahkan mikronutrisi.
Tak hanya itu, susu UHT juga dikenal sebagai sumber kalsium yang baik untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang serta gigi yang kuat. Idial Trixi Aspaningrum, dokter gigi anak dari Klinik Armedina menjelaskan bahwa konsumsi kalsium yang cukup sejak dini akan membantu mencegah masalah gigi dan tulang di kemudian hari.
“Kalsium dapat membantu melindungi dan memperkuat enamel di bagian luar gigi," ujar Trixi.
Tubuh menggunakan kalsium untuk menghasilkan zat yang dikenal sebagai hidroksiapatit. Senyawa inilah yang membentuk enamel gigi yang keras sehingga dapat melindungi bagian dalam gigi. Kandungan kalsium dalam air liur juga dapat memperbaiki gigi yang rusak akibat asam yang dihasilkan oleh bakteri didalam mulut, bekerja sama dengan mineral yang lain seperti fluoride dan fosfor.
“Kalsium dari susu UHT membantu memperkuat struktur gigi dan tulang anak, namun kalsium perlu dikonsumsi bersamaan dengan vitamin D agar dapat diserap dengan baik oleh tubuh," paparnya.
Lebih lanjut Trixi memaparkan, kekurangan kalsium dari asupan makanan dan minuman dapat mempengaruhi kesehatan gigi, terutama pada ketahanan dan kekuatannya. Tanda-tanda awal kekurangan kalsium pada gigi anak adalah gigi mudah rapuh atau gigi keropos.
Kandungan Gula dalam Susu UHT
Kendati memiliki banyak nutrisi penting, tak sedikit juga orang-orang yang mempertanyakan kandungan gula dalam susu UHT. Pemahaman mereka tentang kandungan gula dalam susu UHT sering kali masih belum tepat.Spesialis gizi, Marya Haryono memaparkan, gula dalam susu UHT terdiri dari dua jenis, yaitu sukrosa dan laktosa. Sukrosa adalah gula tambahan yang ditambahkan untuk meningkatkan cita rasa susu, sementara laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu sapi.
“Laktosa dan Sukrosa merupakan karbohidrat sederhana atau dikenal dengan disakarida, keduanya berfungsi sebagai sumber energi termasuk pada anak-anak," katanya.
Laktosa adalah gula alami yang terdapat dalam susu dan memiliki peran penting dalam membantu tubuh menyerap kalsium serta menjaga kesehatan pencernaan anak. Sedangkan sukrosa umumnya berasal dari buah dan sayuran. Sukrosa diolah menjadi gula pasir atau gula meja, atau ditambahkan ke dalam berbagai makanan seperti susu kemasan, sereal sarapan, dan lain-lain.
Sukrosa dapat dicerna dengan baik oleh tubuh, salah satu manfaatnya yakni sebagai alternatif penambah energi. Namun, konsumsi yang berlebihan dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko peningkatan berat badan atau obesitas serta beberapa penyakit lainnya seperti diabetes dan karies gigi pada anak.
“Sukrosa, meskipun ditambahkan pada makanan kemasan untuk meningkatkan rasa, namun jumlahnya sangat terukur dan tidak membahayakan jika dikonsumsi dalam batas yang wajar,” lanjut Marya.
Oleh karenanya, dia menekankan supaya orang tua mengawasi asupan gula anak dari berbagai sumber makanan. Misalnya dengan membaca label kemasan suatu produk sebelum membeli untuk memeriksa kandungan gulanya.
Baca juga: 5 Cara Membatasi Asupan Gula untuk Cegah Gagal Ginjal Akut pada Anak
Di samping itu, dokter Trixi juga memberikan sejumlah tips yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam mengelola asupan sukrosa pada anak. Misalnya, apabila anak sudah minum susu dengan tambahan gula di dalamnya, orang tua dapat memberikan cemilan berupa buah-buahan.
Waktu yang ideal untuk minum susu yakni maksimal dua kali sehari dan tidak diantara waktu makan, sebab minum susu terlalu sering juga berpengaruh terhadap nafsu makan anak. Sebaiknya susu diminum pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum sikat gigi.
"Sebagai catatan setelah minum susu sebaiknya tidak langsung sikat gigi, beri jeda 1 jam sebagai usaha menetralkan PH rongga mulut," katanya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.