Ilustrasi produk dairy. (Dok. NeONBRAND dari Unsplash)

7 Mitos & Fakta Menarik Seputar Produk Susu

05 February 2022   |   14:01 WIB

Produk susu atau dairy merupakan sumber asupan yang memiliki segudang nutrisi baik untuk kesehatan tubuh. Enggak hanya itu, produk susu juga bisa memenuhi gizi harian yang dibutuhkan tubuh, misalnya vitamin A, protein, vitamin B1, B2, kalsium, fosfor, dan mineral lainnya.

Akan tetapi, ada beberapa orang yang masih belum rutin memasukkan susu sebagai bagian dari produk makanan atau minuman yang rutin dikonsumsi sehari-hari. Salah satu penyebabnya adalah karena beberapa mitos yang sering beredar di masyarakat.

Simak 7 mitos dan fakta tentang produk dairy beserta dengan turunannya seperti yogurt menurut dokter spesialis gizi klinik Christin Santun Sriati Lumbantobing dalam keterangan resmi pada Sabtu (5/2/2022).

 

1. Produk dairy yang berbeda enggak bisa dikonsumsi bersamaan

Salah satu mitos yang sering dijumpai di masyarakat adalah produk dairy yang berbeda tidak bisa dikonsumsi bersama-sama, padahal faktanya tidak ada masalah dari hal ini. Pastikan Genhype mengonsumsinya dengan kadar atau takaran yang wajar dengan menyeimbangkan jumlah konsumsinya.

 

2. Minum susu di malam hari membuat gemuk

Faktanya, konsumsi susu pada malam hari tidak berpengaruh pada berat badan seseorang. Justru, hal yang memengaruhi kegemukan dalam konteks ini adalah jumlah konsumsi makanan yang melebihi kalori harian dan jarak antara waktu konsumsi dengan waktu tidur. Secara umum, memberi jarak antara konsumsi makanan atau minuman dan tidur diperlukan agar tubuh bisa mencerna nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.

 

3. Minum susu di malam hari bisa tambah tinggi badan

Meski banyak yang percaya mitos ini, ternyata faktanya adalah bahwa minum susu pada malam hari bisa membantu menambah asupan nutrisi sebelum tidur. Hal ini disebabkan karena susu mengandung protein dan asam amino yang bekerja optimal saat tubuh sedang beristirahat dan proses ini membutuhkan energi dari tubuh yang sudah disimpan.

 

4. Penderita intoleransi laktosa tidak bisa konsumsi susu

Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh tidak bisa memproses laktosa dari dalam produk dairy di dalam saluran pencernaan, sehingga menyebabkan reaksi tubuh seperti gatal dan mual. Meski gejala ini hadir, sebenarnya mereka tetap bisa konsumsi susu lho!

Karena inilah, mereka yang memiliki riwayat ini disarankan untuk membatasi konsumsi produk dairy dengan jumlah yang terbatas dengan jumlah sekitar 150-200 ml susu agar tubuh tidak bereaksi sebagai dampak dari intoleransi laktosa. Fakta lainnya adalah yang tidak bisa mengonsumsi susu adalah penderita alergi susu yang tentunya memiliki gejala yang berbeda dengan intoleransi laktosa.

 

5. Penyimpanan susu segar dan susu UHT sama

Susu segar dan susu UHT memang sama-sama susu, tapi keduanya memiliki pengolahan yang berbeda sehingga ini juga berlaku pada penyimpanannya. Jika salah menyimpan, susu bisa lebih cepat rusak.

Untuk susu segar , simpan di suhu 0-4 derajat Celsius selama 4 hari di dalam kulkas dan 4 jam di suhu ruangan. Sementara itu, susu UHT bisa disimpan disimpan lebih lama di dalam kulkas setelah dibuka dan bisa disimpan hingga 9 bulan di suhu ruang.

 

6. Susu full cream jadi opsi terbaik untuk lansia

Kandungan susu full cream yang memiliki kalori yang lebih tinggi dan nutrisi yang lebih padat membuat susu ini bisa jadi opsi untuk lansia. Akan tetapi, susu bukan menjadi produk yang mudah dikonsumsi karena lansia umumnya memiliki nafsu makan yang lebih rendah, sehingga cenderung menghindari konsumsi yang terlalu banyak.

Sayangnya, tidak semua lansia bisa minum susu full cream. Ada beberapa lansia penderita diabetes atau cenderung lebih banyak makan yang justru harus diberikan susu dengan kandungan kalori, gula, dan lemak yang rendah seperti susu low fat dan skim milk.

 

7. Kandungan susu akan hilang saat dimasak

Kejadian ini bisa terjadi apabila susu dimasak hingga mengeluarkan asap atau dimasak dengan durasi terlalu lama, sehingga memicu nutrisi yang hilang dan perubahan pada tekstur yang lebih pecah hingga menggumpal. Inilah alasan mengapa susu hanya bisa dimasak sampai muncul gelembung kecil di pinggir alat masak.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono Sajikan Sejarah dengan Cara Asyik

BERIKUTNYA

Ingin Menulis Novel untuk Platform Digital? Begini Caranya!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: