Arca Bhairawa berdiri menjulang di antara tiang-tiang pilar dan dua makara di bagian tangga depan, saat Museum Nasional Indonesia tengah direvitalisasi (sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)

Mengenal Arca Bhairawa, Patung Gigantik Maskot Museum Nasional Indonesia

18 September 2024   |   19:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Museum Nasional Indonesia (MNI) kembali bersolek. Setelah insiden kebakaran pada tahun lalu, salah satu museum tertua di Tanah Air itu mulai berbenah. Sejumlah tukang, pekerja, dan konservator berlalu lalang menggeber pekerjaan, agar museum ini segera dapat dinikmati lagi publik.

Siang itu, pada Selasa, (17/9/24) matahari menggelayut. Sejumlah wartawan yang menilik progres pembenahan MNI tampak berkeringat. Press tour yang dihadiri belasan pewarta itu diajak berkeliling melihat proses revitalisasi dan persiapan persiapan pembukaan MNI pada 15 Oktober mendatang.

Baca juga: Revitalisasi Hampir Usai, Museum Nasional Indonesia Siap Kembali Dibuka untuk Publik

Namun, ada yang berbeda dalam gerahnya terik sang surya. Sosok arca berukuran gigantik berdiri dalam bayang-bayang. Raut wajahnya penuh amarah, dengan tangan kanan memegang pisau. Dia berdiri di atas tumpukan manusia ringkih, dan delapan tengkorak kepala tanpa rahang berjejer di telapak kakinya.

Bhairawa. Itulah nama arca raksasa menyeramkan yang sampai kini masih menjadi maskot dan primadona MNI. Arca ini digambarkan dalam wujud ugra (bengis) dan raudra (menakutkan) dengan gigi bertaring panjang, mata melotot, sembari kedua tangannya memegang pisau berukuran besar dan bejana kosong.
 
 


Memiliki berat 4 ton, dan tinggi 4,4 meter, Bhairawa seolah sedang mengawasi laju kerja, dan lalu lalang orang-orang di dalam museum. Tubuhnya yang gempal dan semampai juga memiliki tendensi untuk menguasai ruang. Laiknya, seorang penjaga, tampilan sosoknya yang menyeramkan juga kerap membuat publik tercekam.

"Arca ini sebelumnya ditutup [terpal]. Namun untuk kepentingan pengukuran video mapping, akhirnya dibuka. Bhairawa ditemukan pada dekade 1800-an di Sumatera Barat," kata Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Chandra Dewi, saat memandu press tour dan progres persiapan pembukaan MNI.


Sempat Dijadikan Batu Asahan

Menurut beberapa sumber resmi, arca Bhairawa ditemukan di tengah sawah di daerah Sungai Lansek, Sumatera Barat. Namun, bagian tulang kering dari arca ini sempat digunakan oleh penduduk setempat untuk mengasah pisau sebelum saat bagian tubuh yang lain masih terkubur.

Selain itu, pada bagian dasar arca ini juga terdapat lubang-lubang akibat digunakan sebagai alat untuk menumbuk padi oleh masyarakat setempat. Arkian, pada 1937, arca ini diangkut pemerintah Hindia Belanda ke Kebun Margasatwa Bukittinggi, dan dua tahun kemudian dibawa ke Batavia.

"Posisi saat pertama kali ditemukan itu hanya kakinya. Sehingga terlihat halus karena dianggap batu asahan tadi. Namun ketika Belanda ingin membuat jalan raya, ada bagian-bagian lain yang ikut ditemukan," imbuh Chandra.
 

Seorang petugas sedang membersihkan salah satu arca di Museum Nasional Indonesia pada Selasa (17/9/24)

Seorang petugas sedang membersihkan salah satu arca di Museum Nasional Indonesia pada Selasa (17/9/24). sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)


Arca Bhairawa bukanlah satu-satunya peninggalan arkeologi yang ditemukan di kawasan tersebut. Sekitar 200 meter dari lokasi ditemukannya arca, terdapat sebuah situs bernama Candi Padang Roco, yang terletak di tengah padang rumput. Di tempat ini juga sempat ditemukan patung garuda kecil berukuran 15cm.

Menurut laman Kemdikbud, Candi Padang Roco merupakan salah satu bukti eksistensi Kerajaan Malayu yang berpusat di Dharmasraya, sebelum dipindahkan ke pedalaman Sumatera. Keberadaan Candi berlatar Hindu/Budha ini berawal dari informasi hasil penelitian terhadap kepurbakalaan DAS Batanghari oleh Verkerk Pistorius pada 1860-an. 

Tidak banyak yang kita ketahui mengenai kerajaan Dharmasraya, karena perihal tentang kerajaan ini hanya disebut dalam prasasti Amoghapasa dan Negarakertagama. Diduga, Dharmasraya dahulu adalah kerajaan yang sangat kuat, sehingga Singasari memintanya untuk menjadi mitra dalam menahan pelaut-pelaut Kubilai Khan.


Representasi Raja Adityawarman

Arca Bhairawa disebut-sebut sebagai simbol rohani Raja Adityawarman, penguasa kerajaan Dharmasraya. Laman resmi pariwisata tanah datar menuliskan, tesis ini diperkuat dengan uraian sumber-sumber tertulis dari prasasti Kuburajo I yang menyebutkan bahwa Adityawarman sebagai perwujudan Lokeswara.

Dijelaskan pula dalam Prasasti Suroaso I tahun 1296 Saka (1374 Masehi) yang berisikan tentang pentasbihan Adityawarman sebagai Buddha sekte Bhairawa di sebuah Ksetrajna (kuburan) yang berada di Surawasana (Saruaso). Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu andesit yang ditulis dalam huruf Jawa Kuno berbahasa Sansekerta.

Kemudian Prasasti Pagaruyung I yang berangka tahun 1278 Saka (1356 Masehi), yang menyebutkan bahwa Adityawarman merupakan pemeluk agama Buddha Bhairawa di Swarnadwipa dan cikal bakal Dharmaraja. Prasasti yang disebut juga Bukit Gombak I ini ditemukan di Desa Bukit Gombak, Kec. Tanjung Emas, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat.

Lantas, mengapa seorang raja Buddhis diwujudkan dalam bentuk arca Bhairawa yang merupakan salah satu manifestasi Dewa Siwa? Sejumlah sumber menyebut, ini tak lepas dari adanya indikasi bahwa sang raja merupakan penganut sekte Bhairawa, sebuah aliran dari Buddha Tantrayana, yang bersifat sinkretis antara Buddha dan Hindu Siwa.

Adapun, ciri yang menandakan bahwa arca Bhairawa bersifat Buddhis juga terletak pada adanya hiasan figur Amitabha kecil di mahkotanya. Kedua tangannya masing-masing memegang mangkuk terbuat dari tengkorak manusia dan pisau. Kedua kakinya menginjak mayat laki-laki yang terbujur dengan kedua kaki terlipat. 

Perhiasan yang dipakainya pun menyeramkan, yaitu berupa rangkaian tengkorak dan ular. Kepala ikat pinggang yang dikenakan berupa hiasan berbentuk kepala Kala harimau yang diperindah dengan untaian mutiara. Sirascakra di belakang kepala arca juga dihiasi dengan motif lidah api yang menyala-nyala. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Mengulik Fakta Diabetes Tipe 2 dan Gagal Ginjal pada Anak Akibat Makanan Manis

BERIKUTNYA

Cerita Sutradara Sabrina Rochelle Bangun Set Rumah Sesak untuk Film Home Sweet Loan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: