Libatkan Ahli dari Luar Negeri, Restorasi Museum Nasional Dilakukan dengan Kehati-hatian Tinggi
08 December 2023 |
19:26 WIB
Proses pemulihan koleksi benda bersejarah pasca kebakaran di Museum Nasional Indonesia terus digeber. Terbaru, upaya evakuasi terhadap berbagai artefak yang dilalap si jago merah sudah mencapai lebih dari 90 persen, dan disimpan untuk direstorasi pada tahun depan.
Subkoordinator Konservasi Badan Layanan Umum, Museum Cagar Budaya (BLU MCB), Nahar Cahyandaru mengatakan, saat ini sebanyak 728 koleksi dari 817 koleksi telah berhasil diidentifikasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 171 koleksi yang harus ditangani dengan segera agar kerusakan tidak bertambah parah.
Baca juga: 728 Koleksi Berhasil Diidentifikasi, Proses Restorasi Artefak Museum Nasional Dilakukan Tahun Depan
Dia mengungkap, sejauh ini pihaknya telah berhasil menangani sebanyak 28 koleksi yang sudah diperbaiki. Sebagian besar dari koleksi tersebut menurutnya didominasi material logam, seperti besi, perunggu, dan material lain yang rusak akibat terkena suhu panas tinggi.
"Koleksi-koleksi yang yang pecah akan kami sambung, yang retak akan kami rekatkan, dan untuk objek yang mengalami perubahan bentuk juga kami coba untuk dipulihkan ke semula, setelah tahap stabilisasi, katanya pada Kamis (7/12/23).
Namun, dia belum bisa memastikan kapan proses tersebut kapan rampung serta koleksi bisa kembali dipajang. Sebab, tingkat pemulihan dari objek-objek yang rusak akibat kebakaran bervariasi, sehingga membutuhkan kehati-hatian agar tidak memperparah tingkat kerusakan.
Lebih lanjut Nahar menambahkan, tim khusus penanganan unit Museum Nasional ini juga melibatkan para ahli, sejarawan, balai konservasi, hingga komunitas. Bahkan nantinya mereka juga berkolaborasi dengan peneliti dari AS untuk memulihkan koleksi, sebab di Indonesia belum ada ahli metalurgi yang bernas.
Menurutnya, insiden kebakaran di Museum Nasional Indonesia merupakan tantangan yang berat bagi para konservator. Namun mereka bertekad untuk melestarikan dan memulihkan artefak yang sangat berharga. Khususnya lewat upaya konservasi yang cermat, serta klasifikasi tingkat resiko setiap koleksi yang terdampak.
"Material logam ini rawan terhadap perubahan suhu. Mungkin kalau yang tahu penempaan, antara didinginkan mendadak dan tidak didinginkan mendadak, struktur kristalnya berbeda. Artinya, setelah meleyot, logam membutuhkan pemanasan ulang, ini hal yang punya risiko, dan kami belum punya pengalaman di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Koleksi, Konservasi, Kuratorial, dan Pameran IHA, Zamrud Setya Negara, mengatakan, pembenahan museum harus segera dilakukan. Saat ini, pihaknya juga sedang melakukan upaya standarisasi permuseuman di Tanah Air.
Tak hanya itu,museum juga harus lebih terbuka pada publik, karena marwah tertinggi sebuah museum terjadi ketika publik bisa mengaksesnya dengan inklusif. Oleh karena itu diperlukan berbagi inovasi baru agar permuseuman di Indonesia bisa berkembang lebih baik.
"Dibutuhkan kolaborasi dengan pihak eksternal agar dapat memastikan bahwa narasi koleksi dengan cermat disampaikan," katanya.
Kebakaran belum lama ini terjadi di Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/9/23) sekitar pukul 20.08 WIB. Terdapat enam ruangan di Gedung A Museum Nasional terkena dampak. Adapun 16 ruangan lainnya di Gedung A, serta ruang pamer Gedung B dan C diketahui aman dari si jago merah.
Total terdapat 817 koleksi dari 194.000 di enam ruangan MNI terdampak kebakaran. Adapun koleksi tersebut meliputi koleksi dengan bahan perunggu, terakota, keramik, kayu, miniatur, dan replika benda prasejarah yang saat ini masih dalam penanganan ahli.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Subkoordinator Konservasi Badan Layanan Umum, Museum Cagar Budaya (BLU MCB), Nahar Cahyandaru mengatakan, saat ini sebanyak 728 koleksi dari 817 koleksi telah berhasil diidentifikasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 171 koleksi yang harus ditangani dengan segera agar kerusakan tidak bertambah parah.
Baca juga: 728 Koleksi Berhasil Diidentifikasi, Proses Restorasi Artefak Museum Nasional Dilakukan Tahun Depan
Dia mengungkap, sejauh ini pihaknya telah berhasil menangani sebanyak 28 koleksi yang sudah diperbaiki. Sebagian besar dari koleksi tersebut menurutnya didominasi material logam, seperti besi, perunggu, dan material lain yang rusak akibat terkena suhu panas tinggi.
"Koleksi-koleksi yang yang pecah akan kami sambung, yang retak akan kami rekatkan, dan untuk objek yang mengalami perubahan bentuk juga kami coba untuk dipulihkan ke semula, setelah tahap stabilisasi, katanya pada Kamis (7/12/23).
Namun, dia belum bisa memastikan kapan proses tersebut kapan rampung serta koleksi bisa kembali dipajang. Sebab, tingkat pemulihan dari objek-objek yang rusak akibat kebakaran bervariasi, sehingga membutuhkan kehati-hatian agar tidak memperparah tingkat kerusakan.
Lebih lanjut Nahar menambahkan, tim khusus penanganan unit Museum Nasional ini juga melibatkan para ahli, sejarawan, balai konservasi, hingga komunitas. Bahkan nantinya mereka juga berkolaborasi dengan peneliti dari AS untuk memulihkan koleksi, sebab di Indonesia belum ada ahli metalurgi yang bernas.
Tim Konservator Melakukan Proses Klasifikasi Koleksi MNI yang Terdampak Kebakaran (sumber gambar MCB)
"Material logam ini rawan terhadap perubahan suhu. Mungkin kalau yang tahu penempaan, antara didinginkan mendadak dan tidak didinginkan mendadak, struktur kristalnya berbeda. Artinya, setelah meleyot, logam membutuhkan pemanasan ulang, ini hal yang punya risiko, dan kami belum punya pengalaman di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Koleksi, Konservasi, Kuratorial, dan Pameran IHA, Zamrud Setya Negara, mengatakan, pembenahan museum harus segera dilakukan. Saat ini, pihaknya juga sedang melakukan upaya standarisasi permuseuman di Tanah Air.
Tak hanya itu,museum juga harus lebih terbuka pada publik, karena marwah tertinggi sebuah museum terjadi ketika publik bisa mengaksesnya dengan inklusif. Oleh karena itu diperlukan berbagi inovasi baru agar permuseuman di Indonesia bisa berkembang lebih baik.
"Dibutuhkan kolaborasi dengan pihak eksternal agar dapat memastikan bahwa narasi koleksi dengan cermat disampaikan," katanya.
Kebakaran belum lama ini terjadi di Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/9/23) sekitar pukul 20.08 WIB. Terdapat enam ruangan di Gedung A Museum Nasional terkena dampak. Adapun 16 ruangan lainnya di Gedung A, serta ruang pamer Gedung B dan C diketahui aman dari si jago merah.
Total terdapat 817 koleksi dari 194.000 di enam ruangan MNI terdampak kebakaran. Adapun koleksi tersebut meliputi koleksi dengan bahan perunggu, terakota, keramik, kayu, miniatur, dan replika benda prasejarah yang saat ini masih dalam penanganan ahli.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.