Salah satu museum tertua di Tanah Air ini dijadwalkan dibuka untuk publik pada 15 Oktober 2024. (sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)

Siap Dibuka Oktober 2024, Museum Nasional Indonesia Kenalkan 4 Program Baru

24 September 2024   |   06:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Museum Nasional Indonesia (MNI) akan kembali dibuka untuk publik setelah hampir setahun direvitalisasi pasca insiden kebakaran pada September 2023. Salah satu museum tertua di Tanah Air ini dijadwalkan dibuka untuk publik pada 15 Oktober 2024.

Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency (IHA), Ahmad Mahendra mengatakan, reimajinasi akan menjadi konsep utama penyajian MNI pasca insiden kebakaran. Momen ini dilakukan dengan memanfaatkan koleksi museum secara lebih luas bagi masyarakat, lewat berbagai program yang dihelat.

Baca juga: Ratusan Artefak Bersejarah dari Belanda Siap Dipajang di Pameran Repatriasi

Mahendra menjelaskan, konsep reimajinasi akan diejawantahkan ke tiga pilar, yakni reprogramming, redesigning, dan reinvigorating. Reprogramming berfokus pada pembaruan kuratorial dan koleksi; redesigning bertujuan untuk merenovasi bangunan dan ruang pamer agar lebih aman dan nyaman; serta reinvigorating atau berfokus pada penguatan kelembagaan melalui profesionalisme dan peningkatan kompetensi.

"Persoalan narasi ini sangat penting. Museum Nasional selama ini hanya melihat masa lalu. Itu tidak salah. Tetapi kita ingin melihat konteks untuk menjadi inspirasi di masa depan. Oleh karena itu narasinya akan kita benahi," katanya saat melakukan peninjauan di MNI.
 
 


Ke depannya MNI juga akan memperbolehkan pengunjung berinteraksi terhadap beberapa koleksi di dalam museum. Ini dilakukan untuk menjembatani kelompok masyarakat tertentu yang memiliki pemaknaan tersendiri terhadap benda-benda koleksi di Museum Nasional, sebagai bentuk penghormatan pada warisan budaya takbenda di Tanah Air.

Perlakuan terhadap koleksi-koleksi benda cagar budaya bagi masyarakat tersebut, menurut Mahendra tidak hanya di MNI saja. Melainkan juga di 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia yang berada di bawah naungan IHA dalam membuka wawasan sekaligus apresiasi mendalam terhadap warisan budaya Indonesia yang beragam.

"Cara menghormati setiap koleksi itu kan berbeda-beda dari setiap suku bangsa. Nah itu kita hormati. Mereka boleh di depan koleksi itu melakukan semacam ritual. Karena itu punya tujuan dan fungsi sakral. Itu boleh mereka merespon. Jadi intangible-nya juga dapat," imbuhnya.


Program Baru Museum Nasional 

Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Chandra Dewi mengatakan, insiden kebakaran setahun silam menjadi tantangan besar bagi pihaknya dalam melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia. Oleh karena itu revitalisasi kali ini akan dilakukan untuk memastikan MNI menjadi ruang yang relevan dan inspiratif bagi publik.

Chandra menjelaskan, revitalisasi pasca kebakaran melibatkan berbagai langkah penanganan. Upaya ini mencakup evakuasi koleksi terdampak, penyanggaan bangunan yang masih berdiri, dan pembongkaran struktur yang rawan runtuh. Seluruh proses ini dilakukan secara paralel dengan pemindaian serta dokumentasi untuk memastikan konservasi yang akurat.

"Salah satu yang menarik dari MNI pasca revitalisasi adalah bentuk perubahan dan penataan koleksi di ruang arca yang lebih proporsional. Jika dulunya ruang tersebut menjadi storage terbuka dari banyaknya koleksi yang menumpuk, tapi saat ini akan ditata ulang," katanya.

Sebagai salah satu museum dengan koleksi terbanyak di Tanah Air, MNI juga akan memperkenalkan program-program baru yang memanfaatkan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung di era modern. Total, akan terdapat 4 program utama yang dirancang khusus untuk mengajak pengunjung terlibat lebih dekat dengan sejarah dan budaya Indonesia.
 
 


Pertama, penyajian wajah baru tata pamer koleksi Museum Nasional Indonesia, yang dapat dinikmati oleh publik seperti di Taman Arca, Rotunda, hingga Ruang Kertarajasa. Kedua, pembaruan teknologi dan penyajian narasi pada ruang ImersifA. Kemudian, dua lainnya adalah pameran temporer Perjalanan Upaya Pemulihan Pasca Kebakaran, dan Pameran Repatriasi.

Menurut Chandra, dua pameran temporal tersebut akan mengisahkan tentang rekam jejak MNI saat menghadapi kebakaran yang terjadi tahun lalu yang mengakibatkan lebih dari 800 koleksi terdampak. Sedangkan, pameran repatriasi akan menampilkan lebih dari 300 koleksi terpilih yang telah kembali ke Indonesia.

Pembagian dari tata letak ini menurut Chandra dilakukan untuk memudahkan pengunjung dalam memahami kurang lebih 196.000 koleksi di MNI. "Ke depannya, Museum Nasional Indonesia diharap dapat menjadi lebih dari sekadar ruang pameran, melainkan pusat interaksi sosial dan edukasi bagi masyarakat," imbuhnya.

Baca juga: Eksklusif Ahmad Mahendra: Pameran Repatriasi 2024 Suguhkan Koleksi Lebih Lengkap

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Ivan Gunawan Tampilkan Gaun Emas dari Tutup Botol

BERIKUTNYA

Momen Romantis Al Ghazali Lamar Alyssa Daguise di Danau Como Italia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: