Hunian dengan Area Terbuka hingga Rumah Vakansi Jadi Tren Desain Interior Terkini
16 September 2024 |
15:30 WIB
Pandemi telah menciptakan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam hal memenuhi kebutuhan keseharian akan sebuah hunian. Pagebluk yang terjadi beberapa waktu lalu membuat minat dan permintaan masyarakat dalam hal desain interior untuk hunian mereka menjadi lebih terbuka.
Desainer Interior Ary Juwono mengungkapkan sejak pandemi, sebagian besar dari klien ingin lebih memiliki rumah dengan area terbuka yang lebih banyak, ruang yang lega agar bebas bercengkrama bersama keluarga, serta ruang yang cukup luas untuk menjalankan hobi bersama dalam hunian.
"Value rumah terpusat pada kebutuhan keluarga. Rumah zaman sekarang lebih akrab dan hangat untuk dinikmati keluarga inti maupun bersama orang-orang terdekat saja," katanya saat diwawancarai Hypeabis.id.
Baca juga: Mengenal Gaya Interior Cottagecore, Ciptakan Nuansa Pedesaan pada Rumah
Ary melihat sebelum pandemi, kebanyakan orang Indonesia dalam membangun hunian lebih mementingkan dari sisi arsitekturalnya. Hal ini salah satunya dilatarbelakangi keinginan untuk menunjukkan rumah sebagai status sosial seseorang, sehingga mereka berlomba-lomba membangun hunian dengan arsitektural yang memukau.
Namun, pandangan tersebut perlahan berubah ketika pandemi melanda. Pembatasan sosial yang terjadi memaksa orang-orang harus lebih sering berada di dalam rumah. Kondisi itu pun membuat mereka mulai memberikan perhatian lebih pada desain interior rumah, merancang bagian dalam hunian menjadi lebih indah dan nyaman.
"Karena dari dulu banyak orang bikin rumah bagus banget, dan untuk urusan interior biasanya dari sisa bujet yang ada. Begitu pandemi Covid-19 terjadi, semua orang dipaksa tinggal di dalam rumah, mereka baru sadar bahwa ternyata interior ini penting," katanya.
Pandemi juga mengubah tren desain interior yang lebih mengutamakan rumah dengan banyak area terbuka. Jika dahulu rumah dibangun dengan menciptakan sejumlah ruangan sesuai fungsinya seperti ruang tamu, kamar tidur, dan ruang makan, saat ini banyak hunian didesain dengan menghadirkan ruang-ruang terbuka.
Menurut desainer interior Anita Boentarman, implementasi rumah dengan konsep ruang terbuka dilatarbelakangi dengan nilai hunian saat ini yang berpusat pada kebutuhan keluarga. Dengan ruang terbuka, memungkinkan setiap anggota keluarga untuk tetap bisa menjalani berbagai aktivitasnya masing-masing, namun tetap bisa saling memperhatikan satu sama lain.
"Setiap sudut ruang benar-benar harus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Boleh jadi ini bentuk pembebasan dari perasaan terkungkung selama menjalankan masa suram pandemi," katanya.
Di samping itu, saat ini orang-orang--utamanya yang berasal dari kalangan atas-- juga mulai membangun rumah kedua yang berfungsi sebagai rumah vakansi. Rumah vakansi dibuat untuk menghabiskan waktu liburan bersama, dengan menghadirkan desain interior untuk menciptakan suasana liburan di rumah.
Mengutip dari Investopedia, rumah vakansi ialah hunian sekunder selain tempat tinggal utama pemiliknya, yang digunakan terutama untuk keperluan rekreasi termasuk liburan atau hari raya tertentu. Dikenal juga sebagai properti atau hunian rekreasi atau sekunder, rumah vakansi sering kali terletak di lokasi yang berbeda dari tempat tinggal utama pemiliknya.
"Ini seperti rumah kedua yang biasanya pengennya mood-nya beda dari rumah pertama. Rumah pertama kan yang tadi itu formal, rumah vakansi biasanya lebih enak," kata Ary.
Meski tren desain interior saat ini lebih mengarah untuk menciptakan area-area terbuka dalam rumah, tak dipungkiri bahwa banyak hunian yang dibangun di lahan yang terbatas. Lantas, bagaimana untuk mengimplementasikannya?
Ary mengatakan ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengakomodir tren keterbukaan ruang dalam hunian dengan luas yang sempit. Salah satunya ialah menciptakan bukaan-bukaan jendela yang lebar pada ruangan dalam hunian. Dengan begitu, misalnya meskipun difungsikan sebagai ruang keluarga sekaligus area makan, satu ruangan tidak tampak sempit.
Siasat lainnya yang bisa dilakukan ialah memilih warna-warna yang tidak gelap pada desain interior ruangan, serta mengatur sirkulasi udara di ruang terbuka tersebut. "Misalnya di living room sekaligus kitchen, bagaimana kita mengatur sirkulasi yang baik supaya baunya enggak ke mana-mana," katanya.
Baca juga: Punya Lahan Terbatas, Yuk Intip Inspirasi 5 Desain Rumah Minimalis 2 Lantai Ala Jepang
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Desainer Interior Ary Juwono mengungkapkan sejak pandemi, sebagian besar dari klien ingin lebih memiliki rumah dengan area terbuka yang lebih banyak, ruang yang lega agar bebas bercengkrama bersama keluarga, serta ruang yang cukup luas untuk menjalankan hobi bersama dalam hunian.
"Value rumah terpusat pada kebutuhan keluarga. Rumah zaman sekarang lebih akrab dan hangat untuk dinikmati keluarga inti maupun bersama orang-orang terdekat saja," katanya saat diwawancarai Hypeabis.id.
Baca juga: Mengenal Gaya Interior Cottagecore, Ciptakan Nuansa Pedesaan pada Rumah
Ilustrasi desain ruangan terbuka dalam hunian. (Sumber gambar: fotoaibe/Pexels)
Namun, pandangan tersebut perlahan berubah ketika pandemi melanda. Pembatasan sosial yang terjadi memaksa orang-orang harus lebih sering berada di dalam rumah. Kondisi itu pun membuat mereka mulai memberikan perhatian lebih pada desain interior rumah, merancang bagian dalam hunian menjadi lebih indah dan nyaman.
"Karena dari dulu banyak orang bikin rumah bagus banget, dan untuk urusan interior biasanya dari sisa bujet yang ada. Begitu pandemi Covid-19 terjadi, semua orang dipaksa tinggal di dalam rumah, mereka baru sadar bahwa ternyata interior ini penting," katanya.
Ilustrasi desain ruangan terbuka dalam hunian. (Sumber gambar: Curtis Adams/Pexels)
Menurut desainer interior Anita Boentarman, implementasi rumah dengan konsep ruang terbuka dilatarbelakangi dengan nilai hunian saat ini yang berpusat pada kebutuhan keluarga. Dengan ruang terbuka, memungkinkan setiap anggota keluarga untuk tetap bisa menjalani berbagai aktivitasnya masing-masing, namun tetap bisa saling memperhatikan satu sama lain.
"Setiap sudut ruang benar-benar harus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Boleh jadi ini bentuk pembebasan dari perasaan terkungkung selama menjalankan masa suram pandemi," katanya.
Ilustrasi rumah vakansi. (Sumber gambar: ahmetcotur/Pexels)
Mengutip dari Investopedia, rumah vakansi ialah hunian sekunder selain tempat tinggal utama pemiliknya, yang digunakan terutama untuk keperluan rekreasi termasuk liburan atau hari raya tertentu. Dikenal juga sebagai properti atau hunian rekreasi atau sekunder, rumah vakansi sering kali terletak di lokasi yang berbeda dari tempat tinggal utama pemiliknya.
"Ini seperti rumah kedua yang biasanya pengennya mood-nya beda dari rumah pertama. Rumah pertama kan yang tadi itu formal, rumah vakansi biasanya lebih enak," kata Ary.
Ilustrasi rumah dengan bukaan jendela yang lebar. (Sumber gambar: Curtis Adams/Pexels)
Menyiasati Area Terbuka di Lahan Sempit
Meski tren desain interior saat ini lebih mengarah untuk menciptakan area-area terbuka dalam rumah, tak dipungkiri bahwa banyak hunian yang dibangun di lahan yang terbatas. Lantas, bagaimana untuk mengimplementasikannya?Ary mengatakan ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengakomodir tren keterbukaan ruang dalam hunian dengan luas yang sempit. Salah satunya ialah menciptakan bukaan-bukaan jendela yang lebar pada ruangan dalam hunian. Dengan begitu, misalnya meskipun difungsikan sebagai ruang keluarga sekaligus area makan, satu ruangan tidak tampak sempit.
Siasat lainnya yang bisa dilakukan ialah memilih warna-warna yang tidak gelap pada desain interior ruangan, serta mengatur sirkulasi udara di ruang terbuka tersebut. "Misalnya di living room sekaligus kitchen, bagaimana kita mengatur sirkulasi yang baik supaya baunya enggak ke mana-mana," katanya.
Baca juga: Punya Lahan Terbatas, Yuk Intip Inspirasi 5 Desain Rumah Minimalis 2 Lantai Ala Jepang
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.